🍂Thirty-one🍂

654 59 37
                                    

📚Happy Reading📚
Sorry Kalau ada typo :)

"Tom and Jerry juga bisa jadi Romeo and juliet kan?"
~Eggy Farendy~

🍂🍂🍂

Pagi hari ini semua murid dibuat terkejut dengan apa yang mereka lihat di sosial media. Vidio Arlan berkelahi dengan Aster menjadi topik hangat di SMA Trisatya. Mereka heran, tidak biasanya cowok tampan dan pintar yang satu itu berkelahi.

Banyak yang mengira kejadian itu disebabkan oleh Zaffina. Sebab terakhir kali Arlan mencari Zaffina.

Zaffina berpegang erat pada tali tas. Di sepanjang jalan banyak sepasang mata melihat sinis ke arahnya lalu berbisik. Sampai merasa di sini ia bagaikan tikus yang sedang berjalan diantara kawanan kucing liar.
Mata Zaffina melirik sedikit ke belakang, melihat Arlan yang sama sekali tidak terusik dengan keadaan di sekelilingnya.

Zaffina sedikit berjinjit untuk menyamakan tinggi Arlan lalu berbisik. "Arlan, kok gue rasa ada yang gak beres ya. Dari tadi orang-orang liatin kita,"

"Mereka punya mata," ucap Arlan ngeselin.

Zaffina tampak kesal. "Iss.. Bukan itu maksud gue."

"Terus?"

"Emang bener ya, lo itu manusia yang paling gak peka sama situasi setelah Hiruka," kata Zaffina yang langsung melengos pergi meninggalkan Arlan yang terkekeh di belakang.

Dari jendela kaca luar kelas, Zaffina bisa melihat orang-orang sedang ramai berkerumun di meja Deden.

Ahh pasti lagi ngocok arisan. Batin Zaffina.

"Assalamualaikum, Hallo, wahai para penghuni kelas. Zaffina come back!"

Teriakan Zaffina membuat para penghuni kelas terjingkat kaget. Mereka diam seketika dan terlihat berbeda dari biasanya. Bagaikan sedang tertangkap basah mencuri ikan di pasar, semua orang seakan berpura-pura menyibukkan diri.

Zaffina memicingkan mata sangat curiga dengan apa yang sedang mereka lakukan. "Kalian pada ngapain ngumpul di meja Deden? Hayo ngaku!"

"Lo belum liat video itu Zaff?" tanya Gea.

"Video apa, jangan nunjukin vidio yang aneh-aneh otak gue masih suci?!" Zaffina semakin bingung.

"Suci anaknya Bu Srikaya," sahut Deden.

Tanpa bicara Gea maju dan memberikan ponsel yang ia pegang pada Zaffina.

Kedua mata Zaffina membulat seketika saat melihat video yang menampilkan Arlan sedang membabibuta Aster dengan pukulan. Gadis itu sungguh tidak pernah melihat Arlan menggunakan kekuatan fisik, wajar saja karena Arlan selalu berkelahi menggunakan otak.

Makin dibuat tidak percaya lagi saat ia mendengar perkataan yang sungguh membuat jantungnya berdebar.

"Segitu pentingnya Zaffina bagi lo?" tanya Aster.

Arlan bergeming di tempat. Lalu tak lama membalas, "Dia lebih penting dari diri gue sendiri, sekalipun dia terluka gue siap jadi penggantinya meskipun harus dengan nyawa sekalipun." di akhir kata Arlan kembali berjalan keluar.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang