🍂Twenty-one🍂

844 78 28
                                    

📚HAPPY READING!📚
kalau kalian suka dengan bagian ini silahkan vote, atau komentar jikalau ada unek-unek kalian yang ingin disampaikan. :)

🍂🍂🍂

Banyak pasang mata mendelik tidak percaya, ketika Zaffina melewati koridor. Bukan karena Zaffina bertingkah gila, atau berjoget-joget di sana, melainkan Zaffina berjalan mengenggam tangan seorang Alaster Carlesta si badboy tampan SMA Trisatya.

Mereka memang berangkat bersama. Zaffina sudah jujur pada Aster pasal dirinya yang tinggal di rumah Arlan—sahabat semasa kecilnya— untuk sementara waktu sebelum kakak laki-lakinya pulang dari luar kota.

Karena Zaffina pernah dengar istilah dari status instagram teman alaynya yang menyatakan bahwa, 'hubungan harus didasari oleh kejujuran.' Maka dari itu Zaffina berusaha untuk tidak menyembunyikan sesuatu pada Aster.

Benarkah ini mimpi? jangankan mereka semua Zaffinapun tidak percaya kalau sekarang dia bergandengan dengan Aster sang pacar. Kalau ditanyakan bagaimana perasaan ia saat ini jawabannya adalah sangat senang.

Disamping rasa senang di hati Zaffina, ia juga merasa kesal sekaligus gugup melihat dan mendengar tatapan dan bisikan buruk tentang dirinya.
"What! Beneran mereka jadian?"

"Gak cocok banget sih, masa kapten basket yang keren kayak Kak Aster pacaran sama anak kelas X IPA 10 yang bego itu,"

"Kak Aster kayaknya perlu makan wortel biar matanya jelas macarin cewek,"

"Pacar Aster yang sekarang jauh lebih buruk dari pada mantan-mantan dia,"

"Masih mending mantan-matannya yang dulu kali, yang bohay dan cantik."

"Mendingan pacaran sama gue, yang lebih cantik dari pada cewek itu."

Saat ini Zaffina ingin cepat sampai kelas, entah kenapa perjalanan menuju kelasnya terasa sangat panjang. Telinga Zaffina sungguh tidak sanggup lagi mendengarkan bisikan yang tidak pantas disebut bisikan karena terlalu jelas didengar. Perkataan mereka mengalahkan bon cabe level 30, sungguh pedas.

Sampai akhirnya Aster berhenti sontak Zaffina juga ikut berhenti. Zaffina mendongak menatap Aster yang sudah beralih berdiri di hadapannya. Gadis itu menaikan sebelah alisnya seolah bertanya "ada apa?"

Aster tersenyum, lalu berkata "Jangan dengerin omongan mereka, dan kalau jalan bareng gue jangan sambil nunduk," berbarengan dengan itu Aster juga melepas headphone yang menggantung di lehernya sedari tadi lalu diberikan kepada Zaffina. Mereka sekarang saling tatap, seketika jantung Zaffina berdetak melebihi batas normal.

Aster kembali menautkan jemarinya dengan Zaffina, dan kali ini gadis itu tidak berjalan menunduk. Perkataan Aster tadi membuat ia lebih tenang, tidak peduli dengan bisikan kuman ehh..  Maksudnya human yang sirik dengan hubungannya dengan Aster.

Dan tak terasa Zaffina sudah berada di depan kelasnya. Kalau tadi Zaffina meminta  cepat sampai kelas, sekarang dia berubah pikiran menjadi ingin terus berjalan bergandengan tangan dengan Aster. Biarkanlah orang menyebutnya apa, mau bucin ataupun micin yang penting Zaffina tahu ternyata jatuh cinta bisa seindah ini.

Zaffina membuka headphone itu dari kepalanya lalu ia berikan pada Aster.

"Buat lo aja, kalau ada yang ngomongin lo lagi, lo tinggal pake itu," kata Aster.

Mata Zaffina berbinar, "Really?" Aster hanya menjawab dengan Anggukan.

"Makasih Kak," kedua sudut Zaffina kembali tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang