🍂Thirty-four🍂

572 51 5
                                    

📚Happy Reading 📚
Sorry kalau ada typo 😬
Vomet dulu baru baca please
:)

...

🍂🍂🍂

Beberapa jam mereka mengerjakan tugas kimia untunglah sekarang telah selesai juga. Cemilan dan kue di piring yang disediakan Eva sudah ludes masuk ke perut mereka.

Mata Eggy menjelajahi sekeliling ruangan. Mencari seseorang yang memenuhi pikirannya. Sedari tadi ia menanti kehadiran kakak perempuan Arlan yang baru saja diketahui bernama Zura. Sejak awal bertemu, perempuan itu belum juga terlihat batang hidungnya.

"Arlan Kakak lo dimana?" tanya Eggy.

Semua mata yang semula sibuk pada aktivitas masing-masing kini menatap Eggy penuh tanda tanya. Bagaiman tidak, Eggy yang super seperti perawan bahkan bisa menghabiskan waktu di kamar mandi selama 2 jam, kini menanyakan keberadaan seorang perempuan.

"Eggy gue ga nyangka, ternyata lo masih normal!" dengan heboh Zaffina bicara.

"..."

"Gue kira lo suka sama si Deden." Gea teriak penuh semangat.

"..."

"Eggy udah gede nih," Deden juga tidak mau kalah meledek Eggy.

Plak!

Plak!

Plak!

Tangan Eggy bergantian mendarat di pipi Deden, Gea, dan Zaffina. Yang ditampar meringis kesakitan seraya mengusap pipi mereka.

"Gue tau gue itu imut dan keceh melebihi kaum hawa, tapi jangan anggap gue suka sama cowok dong. Apalagi noh si Sarden. Gue masih normal ya!" tukas Eggy.

Deden menatap Eggy berang. "Telor, ga terima nama gue bagus-bagus Raden diplesetin Sarden!"

"Lah situ juga plesetin nama orang Telor!" Bukan Eggy yang menimpal melainkan Gea.

Deden nyengir tidak berdosa.

"Manteplah yang satu Telor, yang satu Sarden," kata Zaffina.

"Dah lah gue males ngomong sama kalian, mendingan gue cari Kakak Zura titisan Lisa, Jihyo, Tzuyu, Joy, Irene." Eggy beringsut dari duduknya dan berlalu begitu saja setelah melempar senyuman bodoh pada semuanya. Dia mulai berjalan tidak tentu ingin kemana yang terpenting ia menemukan sosok yang dicari. Bahkan Eggy tidak peduli jika ini adalah rumah Arlan.

"Sebut aja semua bias lo!" teriak Gea yang dibalas lambayan tangan dari belakang oleh Eggy.

Orang-orang hanya bisa memutar bola mata mereka. Membiarkan Eggy bertingkah kali ini. Rasanya sulit dipercaya jika cowok penyuka warna pink itu tertarik pada cewek tomboy yang umurnya jauh lebih tua dari dirinya.

"Gue percaya si Eggy balik tinggal nama," Zaffina mengangguk mantap.

Deden merapatkan alisnya, "Kok lo ngomong ngasal gitu?"

"Masalahnya Kak Zura tuh paling gak suka kalau dideketin cowok sembarangan, apalagi cowok menye kayak Eggy. Bisa habis dibabat sama dia. Iya kan Lan?" Zaffina beralih pada Arlan.

"Hmm.." respon Arlan yang menyimak.

"Emang Kak Zura punya trauma sama orang asing kayak cerita di wattpad yang pernah gue baca?" Gea bertanya.

"Enggak juga sih, tapi dia tuh orangnya waspada banget. Sekali lo nyentuh dia, satu tonjokan melayang."

Deden, Gea, dan Hiruka meneguk saliva dengan kasar. Mereka tidak menyangka kakak perempuan Arlan yang cantik nan elok itu ternyata segalak yang Zaffina ceritakan.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang