🍂Twenty🍂

850 90 20
                                    

📚HAPPY READING📚
Sorry kalau ada typo. Jika kalian suka silahkan vote atau komentar. :)
Dan terimakasih untuk kalian yang sudah membaca sampai part ini.

🍂🍂🍂

Pagi yang cerah di hari libur  adalah waktu yang tepat untuk memulai aktivitas berolahraga, entah itu joging, bersepeda, ataupun senam seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu komplek.

Tidak seperti biasanya Zaffina kini telah terbangun dari alam mimpi bahkan gadis itu sudah siap dengan sepatu putih, hoodie putih, dan celana training hitam yang ia kenakan. Apa lagi niatnya jika bukan jogging atau berlari pagi memutari perumahan tempat tinggal Arlan.

Entah mendapat hidayah dari mana hingga cewek yang hampir tidak pernah berjalan pagi itu kini mau keluar dan meninggalkan kasur di hari libur begini. Mungkin jika diingat-ingat terakhir ia berjalan pagi ketika Zaffina mengikuti acara jalan santai di SMP ia dulu, itu pun terpaksa karena kalau Zaffina tidak mengikuti maka nilai olahraga Zaffina yang pas-pasan akan dikurangi.

Rupanya kedua orang tua Arlan sudah pulang dari luar kota karena bisa Zaffina lihat dari atas Om Gio sedang membaca koran di sofa panjang ruang keluarga, Kak Zura dan Bunda Eva tengah menyiapkan sarapan pagi. Sedangkan Arlan, entahlah Zaffina tidak melihat dia ada di bawah, lagi pula dia juga tidak peduli. Sampai saat ini hati Zaffina belum bisa memaafkan perlakuan Arlan kepadanya kemarin malam.

Satu persatu kaki Zaffina menuruni anak tangga membuat semua orang yang ada di bawah sontak menoleh ke arahnya.

"Mau kemana Zaff, sudah rapih begitu?" tanya Bunda Eva pada Zaffina.

"Jogging bun," sahut Zaffina sambil tersenyum menunjukkan deretan giginya.

Semuanya kicep, aktivitas di bawah seketika berhenti setelah mendengar perkataan yang keluar dari mulut Zaffina tadi, seolah waktu berhenti karena perkataan Zaffina adalah mantra sihir. Zaffina mengernyit heran, apakah separah itu tingkat kemalasan dirinya di mata orang lain, sampai-sampai membuat mereka terkagetkan.

Zaffina berdeham lalu kembali berjalan, dan secara ajaib semuanya kembali pada aktivitas awal mereka.

Setelah mendudukan pantatnya di kursi makan, bunda Eva segera mengolesi roti tawar itu dengan selai coklat lalu diberikan kepada Zaffina.

"Mau jogging kemana?" tanya Algio yang rupanya sudah menghampiri dan duduk di sana.

Zaffina menyelesaikan kunyahannya terlebih dahulu baru bisa menjawab, "Sekitar sini aja sih Om," jawab Zaffina. Tidak seperti panggilannya terhadap Eva yang langsung memanggil dia Bunda, berbeda dengan Algio yang dipanggil Om sebab Zaffina kurang dekat dengan ayah dari Arlan itu.

Di meja makan Zaffina tidak banyak mengobrol, ia hanya mendengarkan percakapan Algio dan Zura yang membicarakan soal aktivitas kuliah. Setelah merasa kenyang, Zaffina berpamitan pada Algio, Eva, dan juga Zura. Mumpung masih jam enam lewat.

"Gak nunggu Arlan Zaf? Dia juga kayaknya mau lari pagi." ucap Zura. Zura tau hubungan Arlan dan Zaffina sedang buruk akhir-akhir ini.

Zaffina menggeleng, "gue duluan aja." kata Zaffina yang langsung melenggang pergi.

Setelah keluar dari rumah, sejuk aroma embun pagi dan harum semerbak bunga di depan pekarangan menyambut dirinya. Zaffina mulai berlari setelah pemanasan terlebih dulu selama 5 menit, tidak lupa ia menguatkan ikatan sepatunya.

Sesekali Zaffina membalas sapaan dari orang-orang yang berlalu lalang melewatinya. Karena Zaffina sudah sering bermain di sekitar sini maka tak heran jika wajah Zaffina tidak asing lagi di mata mereka, mengingat dulu ia hampir setiap hari kemari menemui Arlan dan bermain di sini.

Crazy Girl And Good Boy (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang