11:: Shizuka dan Naruto

100 9 1
                                    

Hesitation, awkward conversation
Running on low expectation
Every sign that i was ignoring
I'm paying for it.
(Camila Cabello-Consequences)


Happy reading!

Aslan menyeka air mata yang terjatuh di pipi Saffa, dada bidang Aslan menjadi pelampiasan kesedihannya, kemeja putihnya basah oleh air mata, namun tak apa, asal Saffa merasa lebih baik. Gadis itu melepaskan pelukannya lalu menunduk, sadar apa yang baru saja mereka lakukan Aslan berdeham dan memalingkan wajahnya ke arah lain, menyembunyikan semburat merah yang berjalar di wajahnya.

"Feeling better?" tanyanya, namun Saffa tetap diam dalam posisinya, "Saff, are you okay?"

Saffa bangkit dari posisinya lantas pergi meninggalkan ruang UKS tanpa pamit terlebih dahulu, sementara Aslan sekarang tengah menghirup nafas dalam-dalam karena tadi oksigen terasa menipis disekitarnya,

"Apa yang udah gue lakuin tadi?" Aslan meringis, pasti setelah ini situasi canggung akan menyelimuti mereka disaat mereka sedang bersama, tentu saja Aslan tak ingin itu terjadi. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya lewat mulut, mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar sangat kencang, juga hawa panas yang menjalar di seluruh tubuhnya. Kemudian Aslan mengambil satu tabung kecil oxycan hirup, lalu memandanginya sambil berkata,

"Oxycan bisa buat orang jatuh cinta gak, ya?"

***

"Astaga, Saffa! Kalo mau duduk biasa aja kenapa jangan brutal gitu!"

Natali sedang asyik menonton drama Korea dikejutkan oleh kedatangan Saffa yang langsung duduk disampingnya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangan yang tertumpuk diatas meja. Natali yang merasa tak digubris oleh Saffa kembali melanjutkan aktifitasnya, pikirnya Saffa pasti akan tertidur ketika sudah dalam posisi seperti itu.

Namun nyatanya Natali salah, kali ini Saffa tidak sedang tertidur melainkan menahan debaran jantung yang sangat cepat, juga rasa penyesalan akibat kejadian beberapa saat yang lalu. Ia ingin bercerita, namun ia malu mengakui bahwa ia telah berpelukan dengan Aslan di ruang UKS, beruntung tidak ada siapapun masuk saat kejadian itu terjadi.

***

Saffa terjatuh ketika ia dengan tak sengaja menginjak tali sepatunya yang belum terikat, ia meringis menahan perih sekaligus malu karena jatuh pada saat ramai karena waktu pulang sekolah, tak ada yang luka hanya Saffa tak berani menampakkan muka. Malu.

Gadis itu berdeham lalu berbicara sendiri, "Gue lagi nguji seberapa kerasnya sih lantai?" Saffa beralibi, sekaligus berharap orang-orang yang hanya memandang dan mentertawakannya mendengar ucapannya.

Sebuah tangan terulur membuat Saffa menaikkan wajahnya, seorang gadis dengan cardigan berwarna merah muda berambut panjang tengah berdiri dihadapannya. Saffa tersenyum walau tak dibalas oleh gadis itu dan menggapai tangannya untuk berdiri.

"Gakpapa?" tanya gadis itu sambil memperhatikan Saffa dari ujung kepala hingga ujung kaki memastikan tidak ada luka di tubuhnya.

Saffa tertawa lalu berkata, "Gakpapa apanya? Gue cuma lagi nguji seberapa keras lantai, gak jatoh kok," Saffa tersenyum, berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi, ia malu untuk mengakui bahwa ia jatuh karena kesalahannya sendiri.

"Gak usah bohongin diri sendiri." Ujar Bella, ketika ia bersiap melangkah pergi, Saffa menahan lengan gadis itu yang membuat Bella mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang