29:: Sebuah Rasa

105 6 16
                                    

Just come and little bit closer'Cause i don't know if  i know you yetYeah, there seems to be something new everydayWhy do i really wanna hold you?Why do i want you so bad?Yeah, you're beautiful but something's in my way

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Just come and little bit closer
'Cause i don't know if  i know you yet
Yeah, there seems to be something new everyday
Why do i really wanna hold you?
Why do i want you so bad?
Yeah, you're beautiful but something's in my way.

( Cold in LA- Why Don't We)

🔸🔸🔶

Happy reading!

Rapat yang menguji kesabaran para anggota PMR khususnya kelas sepuluh dan sebelas telah berakhir, keluar ruang sekretariat PMR mereka menghembuskan nafas lega karena akhirnya tak lagi merasa tertekan oleh para senior, bahkan ada yang sampai berlari ke parkiran saking senangnya. Berbeda dengan yang lain, Saffa melangkah gontai keluar dari sana. Gadis itu menyuruh Natali pulang duluan ketika temannya itu ingin menemaninya menunggu cowok yang membuat hawa dingin di saat rapat tadi tercipta.

Saffa berdiri di depan ruang musik, telinganya menangkap suara petikkan gitar dari sana, rupanya ada yang sedang bermain musik di dalam ruangan itu. Saat dia bersandar di pintu ruang musik, pintu itu terbuka hingga membuat dirinya hampir terjatuh kalau saja sebuah tangan besar tak menangkap dirinya.

"Eh!"

Gadis itu menoleh untuk melihat siapa yang telah menyelamatkan dirinya dari kerasnya lantai. Matanya membelalak ketika melihat orang itu.

"Ma-maaf, Kak Arkan!"

Arkan yang masih terkejut karena tiba-tiba ada seseorang yang bersandar di pintu yang ia buka itu hanya mengangguk kaku. Melihat respon kakak kelasnya yang terlihat syok, Saffa langsung angkat bicara sebelum Arkan salah paham.

"Maaf ya, Kak. Aku nggak sengaja nyender di pintu ini supaya nanti kalau Kakak buka pintunya aku jatuh terus di tangkap Kakak, bukan!!! Aku lagi nunggu orang disini, sumpah! Nggak ada maksud apa-apa."  seru Saffa berlebihan, membuat Arkan mengangkat sebelah alisnya lalu tertawa.

Tawa yang sempat membuat Saffa terpesona kalau saja ia tak ingat jika Kakak kelasnya yang satu ini telah mempunyai pacar.

"Saya nggak berfikir kayak gitu, kok. Kamu nggak papa?"

"Nggak papa, Kak."

"Ya sudah, kalau gitu saya duluan, ya. Lain kali jangan nyender di pintu lagi kalau nggak ada saya buat nangkep kamu." ujar Arkan, lalu melenggang pergi dari sana.

Hampir saja jantung Saffa keluar dari tempatnya mendengar hal itu. Inget Saffa, inget!! Gantengan kak Adrian dari pada dia! Dia punya pacar! Batin Saffa menjerit.

Saat dia tengah menetralkan degup jantungnya, cowok yang sedari tadi ia tunggu keluar dari ruangan yang berhawa dingin tadi. Buru-buru Saffa mengejar dan menghalangi langkah Aslan dengan berdiri di depan cowok tinggi itu.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang