24:: Singa-nya Saffa

131 7 10
                                    

Seseorang dinilai buruk atau baiknya,Tergantung penilaian dan omongan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang dinilai buruk atau baiknya,
Tergantung penilaian dan omongan orang lain.
Dan, tergantung kamu mendengarnya dari siapa dan versi apa.
-Aslano Xavier-

🔸🔶

Udah Vote?

Jangan lupa komentar ya! :)

Oke, lanjut.


Happy reading!

Mentari pagi masih belum menampakkan sinarnya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Udara dingin berhembus membuat siapapun membungkus tubuh mereka dengan balutan jaket yang hangat. Pak Heri satpam sekolah Cakra Bangsa yang sedang menikmati secangkir kopi hitam dan bala-bala tersenyum lebar tatkala disapa oleh seorang gadis berambut hitam lurus sepunggung yang nampak sangat manis dengan jaket berwarna biru soft.

"Pagi pak Harry Styles!"

"Pagi neng Sapa," pak Heri menyapa balik, satpam berumur setengah baya itu memang orang Sunda, pak Heri sangat kental dengan logat bicaranya, misal menyebut 'F' dengan 'Ep' contoh; menyebut nama 'Saffa' menjadi 'Sapa'.

Gadis itu menggembungkan pipinya, ia sebal jika pak Heri salah menyebut namanya, "Bapak Harry Styles yang terhormat, kan udah saya ajarin, 'Saffa' bukan 'Sapa'." ujarnya.

Pak Heri tertawa, lalu menggelengkan kepalanya, "Eleuh, neng Sapa aja manggil nama saya salah, ditambahin Stayl lagi." bela satpam itu.

"Styles bapak. Saya kan manggil nama bapak jadi bagus! Lah bapak manggil nama saya jadi gitu. Udah ah, saya mau masuk dulu. Semangat kerjanya bapake!" tukas Saffa, sebelum kembali berjalan masuk ke dalan sekolah, pak Heri melambaikan tangannya dan membalas menyemangatinya. Satpam sekolah itu memang cukup akrab dengan Saffa. Mengingat dulu sewaktu Saffa masih kelas sepuluh yang sering telat, satpam baik hati itulah yang akan membukakan gerbangnya untuk Saffa.

Pagi yang mendung, dengan dingin yang menjalar di tubuh membuat Saffa berkali-kali menggosok hidungnya yang gatal. Ia mendengus, musim hujan segera tiba, itu artinya jika ia tidak pintar-pintar menjaga tubuh, flu akan menghampirinya. Di dalam kelas XI IPA 3, belum banyak orang yang datang. Sebagian dari mereka yang sudah datang sedang sibuk menyalin jawaban PR Kimia milik temannya.

"Saffa, liat PR kimia lo dong. Udah ngerjain belum?" tanya Jean, cowok itu duduk di bangku milik Natali yang empunya belum kunjung datang waktu itu.

"Udah dong," jawab Saffa dengan gaya angkuh yang sengaja ia buat-buat. Jean terkekeh lalu menerima buku yang diberikan padanya oleh gadis itu.

"Tumben rajin."

"Yeee gue mah emang anak rajin, suka menolong dan rajin menabung!"

"Suka-suka lo deh, gue bawa ke meja gue ya? Parno gue duduk deket lo lagi." Jean melenggang menuju ke mejanya, Saffa yang mendengar itu mengangkat sebelah alisnya, tidak mengerti.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang