23:: Adrian dan Aslan

101 5 11
                                    

Kamu kuat terus-terusan begitu?Menjadi penikmat senyumnya dari jauh?Sesekali berhenti berlari,Beristirahatlah, menepi sambil minum kopi,Tentu pura-pura baik-baik saja butuh energi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu kuat terus-terusan begitu?
Menjadi penikmat senyumnya dari jauh?
Sesekali berhenti berlari,
Beristirahatlah, menepi sambil minum kopi,
Tentu pura-pura baik-baik saja butuh energi.

🔸🔸🔶

Happy Reading!

"Emang kalo gak bisa makan pedes gak usah sok-sok-an makan pedes."

Natali terbahak melihat wajah dan bibir Saffa yang memerah, keringat bercucuran di pelipis gadis itu, dan mata hitam legamnya yang berair. Saat ini Saffa dan Natali berada di rumah Natali. Dua mangkuk berisi seblak level lima itu tersisa setengah karena Natali yang sibuk mengabadikan wajah Saffa yang kepedasan, dan Saffa yang sudah menghabiskan tiga gelas susu putih milik Natali.

"Gue bi..sa, haaahhh!" mata Saffa memejam, merasakan sensasi pedas plus panas yang di hasilkan dari makanan khas Bandung itu. Ia mendorong jauh mangkuknya, tanda sudah menyerah untuk menghabiskan seblaknya.

Natali tertawa puas melihatnya, temannya yang satu ini memang tidak bisa makan pedas, tapi suka pedas. Minggu siang ini Natali memang mengundang Saffa untuk bermain di rumahnya, awalnya Saffa enggan karena gadis itu ingin membantu Merisa menjaga tokonya, namun di iming-imingkan Seblak, es krim, Netflix dan wifi gratis, Saffa langsung menuju secepat kilat dengan motor birunya ke rumah Natali.

"Udah, gak usah di makan lagi." ujar Natali, seraya mengambil mangkuk seblak milik Saffa, gadis keturunan China itu memanggil asisten rumah tangganya untuk membawa mangkuk mereka menuju ke dapur.

"Nat, seblak tuh kalo gak pedes gak nendang. Berasa hambar gitu." seru Saffa, tangannya mengibas-ibas ke wajahnya padahal kamar AC di kamar Natali sudah dingin.

Natali mencibir, memang dasar temannya ini kepala batu. Mau di peringatkan apapun juga tetap saja tidak mempan. Pintu Natali terketuk, dan muncul seorang wanita paruh baya yang datang sambil membawa nampan berisi dua buah es krim. Hal itu membuat mata Saffa berbinar senang melihatnya.

"Makasih, bi Yeni." ujar Natali setelah menerima dua es krim tersebut, bi Yeni--asisten rumah tangga Natali mengangguk dan tersenyum kemudian melenggang keluar dari kamarnya.

"ES KRIM!!!"

"SABAR! AMPUN DEH!"

Es krim yang berada di tangan Natali di rebut paksa oleh gadis di depannya ini. Natali merotasikan matanya lalu mendengus, Saffa memang kalo melihat es krim matanya menjadi hijau. Dilihatnya cewek itu membuka bungkus es krimnya dengan semangat dan langsung melahapnya, Natali yang melihat Saffa menggigit es krimya merasa linu sendiri.

"Oh iya, kemarin lo abis nonton bareng kak Adrian, ya? Cih, dasar. Gue ajak nonton gak mau mulu, ternyata mau jalan bareng gebetan."

"Tau dari mana lo?"

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang