34:: Saran Sang Kakak

82 4 16
                                    

I might never be the hands you put your heart inOr the arms that you any time you want themBut that them don't mean that we can't live here in the momment'cause i can be the one, you love from time to time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I might never be the hands you put your heart in
Or the arms that you any time you want them
But that them don't mean that we can't live here in the momment
'cause i can be the one, you love from time to time

( Perfect- One Direction )

🔸🔸🔶

Happy reading!

🍓Ice Cream

Jadi, jangan lupa utang 3 es krim lo sama gue ya! :)

Pesan yang berasal dari seorang gadis yang akhir-akhir ini membuatnya hampir gila sudah ia baca sejak tadi dirinya masih berada di sekolah. Namun tak ada sedikit pun niat darinya untuk membalas pesan tersebut. Aslan menghembuskan nafas gusar, ia turun dari motor besarnya lalu masuk ke dalam rumah besarnya.

"Halo Adikku sayang! Pulang dari sekolah cemberut terus lo!" suara perempuan yang kelewat riang itu membuat kepala Aslan semakin pening. Ia menghiraukan Lizbeth yang sedang berada di ruang tengah dengan setoples cemilan besar dan wajahnya yang menggunakan masker.

"Kebiasaan Kakaknya di kacangin. Lan, serius gue butuh bantuan lo!" ujar Lizbeth sedikit berteriak karena adiknya itu berada di dapur, sedang minum.

"Gak mau!" teriak Aslan dari dapur, yang membuat bibir Lizbeth mencebik kesal.

Lizbeth bangkit dari duduknya dengan kesal lalu menghampiri adiknya yang tengah melihat-lihat isi kulkas dan mengambil satu bungkus es krim disana yang buru-buru di rebut oleh Lizbeth.

"Balikin, nggak!" seru Aslan kesal, cowok itu berusaha mengambil es krim yang di sembunyikan di belakang tubuh ramping milik Lizbeth.

"Nggak mau! Bantuin gue dulu." Lizbeth berujar ngeyel. Aslan memijit pelipisnya, di sekolah di buat pusing oleh perempuan di rumah juga?

"Bantuin apaan sih?"

"Hari ini temen gue ada yang nikahan, dan di undangannya di tulis 'Lizbeth and Patner' bayangin, Lan! Patner! Gue nggak punya pacar!!!" ujar Lizbeth frustasi, masker yang dikenakannya sampe retak-retak karena tingkahnya. Hal itu membuat Aslan menyembur tawanya karena melihat raut wajah kakaknya itu.

"Ya terus?"

"Lo harus jadi patner gue, ya? Pura-pura jadi pacar. Ya, ya, ya?"

"Nggak! Cari pacar aja sana. Balikin sini es gue!" Aslan hendak merebut kembali es krimnya namun Lizbeth malah menyembunyikan makanan dingin itu di balik bajunya.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang