27:: Dibawah Naungan Tabebuya

97 6 3
                                    

And you squeezed my hands two times, three timesAnd believe me i love you always, always

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And you squeezed my hands two times, three times
And believe me i love you always, always.
All i do the whole day through is dream of you
All i do since i meet you, is dream of you
So could you stay with me, lay with me, talk about nothing?
All i do the whole day through, is dream of you.

(Camila Cabello- Dream Of You)

🌜🌜🌜


Happy reading!

Matahari kini bersembunyi dibalik awan, menjadikan langit sore itu tidak terlalu panas. Kaki gadis itu menendang-nendang kerikil kecil seraya berjalan menyusuri jalanan. Seorang pedagang bakso keliling mendorong grobak baksonya dari arah lain, sempat menawarkan dagangannya pada gadis itu namun di tolak sopan olehnya. Saffa melihat ke sekeliling, tempat ini sama sekali belum berubah sejak dua bulan yang lalu ia datangi dengan kakak kelasnya.

Mengajak bolos sekolah lalu ke rumah neneknya untuk makan kukis, dan menikmati pagi yang cerah dibawah rindangnya pohon tabebuya. Dan disanalah, Aslan berikrar untuk menjadi 'Singa Pelindung' baginya. Saffa tersenyum mengingat kejadian itu.

Dengan sekotak bolu pisang kukus di tangannya, ia berjalan menuju pohon tabebuya kuning yang selalu membuatnya terpukau ketika meliha pohon cantik itu. Dari kejauhan pohon itu tengah berbunga lebat, hingga warna kuningnya bunga memenuhi pohon itu. Matanya mengernyit kala melihat seorang cowok tengah duduk di bawah pohon tabebuya, perlahan Saffa menghampirinya.

"Aslan? Lo ngapain disini?"

Aslan mendongak, dan mendapati Saffa sedang berdiri disampingnya seraya menatapnya bingung. Cowok itu tersenyum lalu menepuk rumput yang ada disampingnya, memberi kode agar Saffa duduk disana.

"Lo ngapain disini?" tanya Saffa lagi, karena pertanyaannya yang tadi tak di jawab.

"Ngadem aja. Lo juga, ngapain disini? Wah harumnya enak, bawa apa tuh?" 
Mata cowok itu melihat kearah kotak makan yang dipegang Saffa, gadis itu membuka tutupnya dan memberikan kotak itu pada Aslan. "Menjernihkan pikiran aja. Ini bolu pisang, mau?"

"Mau," Aslan mengambil salah satu potongan bolu tersebut dan memakannya, "Enak! Tapi kayak kenal rasanya," ujar cowok itu seraya mengetukkan dagunya tanda berpikir.

"Kenal rasanya gimana?"

"Kayak buatan Nenek gue."

"Itu emang buatan Nenek lo."

Aslan pura-pura terkejut mendengarnya, "Oh ya? Pantesan, cuma Nenek gue yang bisa buat bolu kukus se-legit ini. Pisangnya berasa banget."

"Lo tahu gue disini, 'kan?"

Kali ini Aslan terkejut, ia menelan bolu itu susah payah lalu mengendalikkan ekspresinya, "Enggak, kok. Gue pernah bilang, tempat ini selalu ngebuat gue tenang, dan gue emang lagi butuh ketenangan." ucap Aslan berbohong, ia mengambil potongan bolu lain dari kotak makan.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang