12:: Es Krim atau Pelukkan?

107 7 4
                                    

If i love you was a promise
Would you break it if you're honest
Tell the mirror what you know she's heard before.

(Idontwannabeyouanymore- Billie Eilish)

Happy Reading!

Sabtu pagi adalah rutinitas Saffa untuk datang ke sekolah karena ada eskul PMR. Gadis itu menyisir rambut hitam sebahunya, menepuk-nepuk bedak di wajahnya, dan memoleskan lip balm di bibirnya agar tidak kering.

Bedak yang tipis, bibir yang sedikit mengkilap karena pengaruh lip balm, sweater rajut berwarna biru dan celana training putih yang melekat indah di kaki Saffa yang panjang. Pantulan dirinya yang sederhana, Saffa tidak suka sesuatu yang berlebihan, sederhana asal yang dikenakan itu nyaman sudah sangat cukup bagi dirinya.

Saffa keluar dari kamarnya dan menemui adiknya--Najwa sedang menonton siaran kartun di televisi. Sesekali adiknya itu tertawa karena tingkah konyol kartun berwujud spons kuning itu. Tanpa basa-basi Saffa ikut duduk disamping adiknya dan menonton siaran kartun Spongebob Squarpants--kartun favorit Saffa. Ia tak pernah bosan menonton kartun lucu itu walau episodenya telah diulang berkali-kali.

"Bukannya lo eskul sekarang?" tanya Najwa, gadis bergigi gingsul itu menaikkan sebelah alisnya saat kakaknya tidak menjawab, malah serius melihat televisi.

"Bodoamat dah." ujarnya frustasi lalu kembali mengunyah roti berisi coklat yang ada digenggamannya. Merisa keluar dari dapur dengan celemek yang mengikat di pinggangnya. Melihat anak gadisnya belum kunjung berangkat ke sekolah padahal waktu sudah menunjukan pukul setengah 8 lewat, Merisa pun menegurnya,

"Kamu gak jadi eskul, kak?"

Pertanyaan Merisa pun juga tidak dijawab, Najwa melempar bantal sofa yang berada diatas pangkuannya ke arah Saffa dan tepat mengenai wajah Saffa membuat gadis itu meringis.

"Ih, apaan sih?!" tanya Saffa ketus,

"Ditanya sama bunda bukannya dijawab!" balas Najwa tak kalah ketus, Saffa lagi-lagi meringis dan menatap Merisa takut-takut.

Wanita berusia 36 tahun itu tersenyum, lalu mengulang pertanyaannya, "Kamu gak jadi eskul?"

"Eh, iya! Malah asyik nonton Spongebob aku lupa," seru Saffa, lalu bangkit dari duduknya, membenarkan tali tasnya yang turun dari bahu, dan menghampiri Merisa, mencium tangan wanita itu, "Aku berangkat dulu ya, bun?"

"Iya, jangan ngebut-ngebut."

"Mana berani kak Saffa ngebut? Orang ada truk didepannya aja gak berani balap! Dibelakang truknya aja terus sampe nyampe sekolahannya." Najwa turut bergabung dalam percakapan yang dihadiahi pelototan gratis oleh Saffa.

"Berisik! Awas lo nebeng gue lagi."

"Bodoamat!"

Merisa langsung menengahi kedua anak gadisnya itu dengan menarik Saffa keluar rumah, dari pada pusing karena membuat kerusuhan di pagi hari lebih baik salah satu ada yang keluar, "Udah, udah. Berangkat sana nanti telat." Merisa mengusap rambut Saffa dan mencium pipi anak gadisnya dengan sayang.

"Kakak berangkat, bunda."

***

Saffa memarkirkan motor birunya dibawah pohon mangga, Saffa selalu memarkirkan motornya disana, selain melindungi 'Si Biru' dari teriknya matahari, alasan Saffa selalu memarkirkan motornya di situ karena agar dapat dengan mudah menemukannya. Pasalnya Saffa terkadang suka lupa, pernah suatu hari dia lupa memarkirkan dimana motornya dan alhasil dia salah menaiki motor orang yang juga serupa dengan 'Si Birunya'.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang