31:: Dua Sisi

97 5 1
                                    

Like a first loveThe one and only true loveWasn't it written all over my faceI loved you like you loved meLike something pure and holyLike something that can never be replaced

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Like a first love
The one and only true love
Wasn't it written all over my face
I loved you like you loved me
Like something pure and holy
Like something that can never be replaced

(The Way I Loved You- Selena Gomez)

🔸🔸🔶

Happy Reading!!!


Taman belakang milik kediaman keluarga Xavier dipenuhi oleh berbagai macam makanan. Disana kursi dan meja disusun sedemikian rupa, juga lilin-lilin yang dinyalakan di tengah meja makan.

Sara menggelar pesta kecil-kecilan untuk putra terakhirnya, yang dihadiri oleh keluarganya, Adrian juga seorang gadis yang sedang duduk manis di salah satu kursi, matanya tak lepas menatap es krim yang sedang di sajikan oleh Lizbeth.

"Mau es krim?" tanya Aslan, cowok itu berdiri disamping Saffa dengan segelas cola di tangannya.

"Mau! Boleh gue ambil, 'kan?" Mata Saffa berbinar penuh harap menatap Aslan. Dari kemarin lidahnya belum tersentuh oleh es krim jadilah sekarang ia sangat senang di tawari es krim oleh Aslan.

"Lo duduk aja disini. Biar gue yang ambilin."

Cowok itu berjalan menghampiri kakaknya yang masih sibuk menghias es krimnya. Saffa tersenyum, ternyata Aslan tidak marah padanya, juga pada Adrian.

Tadi saat Aslan baru saja keluar dari kamarnya, dan diberikan ucapan ulang tahun oleh mereka, hanya nama Saffa lah yang keluar dari bibirnya. Setelah itu suasanya menjadi canggung, dan buru-buru Sara menarik anak laki-lakinya itu untuk meniup lilin ulang tahunnya Saffa sempat menangkap raut terkejut di wajah Adrian, namun tidak lama karena kakak kelas Saffa itu langsung tertawa lebar karena wajahnya yang di tempelkan krim kue oleh Lizbeth.

Orang yang ada di dalam pikiran Saffa baru saja keluar dari dalam rumah dengan wajah yang masih basah. Sepertinya Adrian sengaja membuat Saffa meleleh di tempat, karena wajah Adrian dalam keadaan basah terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.
Saffa menepuk kedua pipinya berulang kali, menepis pikiran aneh itu. Ia tersenyum tatkala Adrian menghampirinya lalu duduk di sebelah Saffa.

"Masih ada cream nggak?" tanya Adrian pada Saffa, cowok itu menunjuk wajahnya sendiri.

"Udah nggak ada kok, Kak. "

"Dasar Lizbeth, mukaku jadi berminyak."

"Biarpun berminyak gantengnya nggak berkurang kok. Hehe." seru Saffa, lalu memperlihatkan deretan giginya yang rapih. Adrian terkekeh dan mencubit hidung gadis itu pelan karena gemas.

"Tadi aku liat di dapur Lizbeth bawa es krim, kamu mau?"

"Mau,"

"Aku ambilin, ya?"

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang