18:: Genggaman

89 10 3
                                    

Romeo save me
They try to tell me how i feel
This love is difficult but it's real
Don't be afraid we'll make it out this mess
It's a love story, baby just say yes.

(Taylor Swift-Love Story)

Happy reading!

Di dalam kamar yang di dominasi warna biru muda itu, seorang gadis tengah terlentang sambil lengannya menutup kedua matanya yang silau akan cahaya dari lampu kamarnya. Tangannya yang satu lagi memegang sebuah kartu yang Saffa tau jika di gesekan ke sebuah mesin akan mengeluarkan sejumlah uang.

Sore tadi setelah ia pulang dari sekolahnya, Merisa memberitahukan bahwa ada paket yang datang atas nama dirinya. Ia sempat kebingungan sendiri mengingat ia tidak memesan apapun di toko online langganannya. Tapi saat ia membuka dan membaca sepucuk surat pada paket itu perasaanya menjadi sekalut sekarang.

Ia bangun dari tidurnya, mengambil kertas yang tadi sebelumnya ia baca, lalu membacanya lagi,

Apa kabar, sayang? Ayah harap kamu baik-baik saja. Kartu ini ayah berikan untuk uang kebutuhan kamu dan Najwa. Jika nominalnya sudah menipis, akan ayah langsung transfer lagi. Soal biaya pendidikan kalian, ayah sudah mengirim orang untuk mengurusnya. Jangan menolak ya, sayang. Ayah sayang kamu, dan Najwa. Sampaikan itu sama dia ya. Itu jika kamu mau.

With love,
Ur IronMan.

Saffa menghembuskan nafas gusar, tangannya memijit pangkal hidungnya. Ia sungguh dibuat pusing akan hal ini, apalagi saat dia mengecek nominal uang di dalam kartu itu lewat ponselnya. Luar biasa banyaknya.

Ia bingung, jika ia gunakan hal itu untuk keperluan sekolah pribadinya dan Najwa, apakah bundanya tidak akan curiga? Dan lagi apakah ayahnya yang menyebut dirinya sebagai Iron Man itu hanya memikirkan mereka berdua? Kenapa tidak juga memikirkan Merisa--istrinya?

Ah, ralat. Mantan istrinya.

Sebuah ketukan membuyarkan lamunannya, jantungnya berdebar, takut-takut itu Merisa yang menanyakan soal paket yang baru ia terima. Gadis itu menghembuskan nafas lega karena di balik pintu itu ternyata Najwa yang sedang menenteng kartu bewarna jingga yang di penuhi stempel asal sekolahnya. Saffa sudah menebak apa tujuan adiknya mendatanginya.

"Kak,"

"Masuk."

Saffa membuka lebar pintunya, Najwa menurut lalu melangkah masuk. Anak perempuan berambut ikal itu duduk di tepi tempat tidur Saffa yang berantakan karena ulah kakaknya itu.

"Lo abis ngapain, sih? Kamar udah kaya kapal pecah," cibir Najwa sambil membereskan bantal yang bergeletakkan di karpet.

"Lo mau nanya, 'kan? Cepet nanya." Saffa tak menggubris cibiran adiknya itu, ia memilih mengambil kursi belajarnya lalu duduk disana.

"Bunda abis dapet uang banyak, ya? Tiba-tiba tadi di sekolah guru gue ngasih kartu bayaran ke gue yang udah full keisi semua sampe akhir tahun. Kok bunda gak bilang-bilang gue ya mau bayaran sampe sebanyak itu?" tanyanya lalu menunjukan kartu yang penuh oleh stempel berwarna ungu itu.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang