32:: Menjaga Jarak

94 6 11
                                    

Ps: Play video di mulmed ya. Atau kalau mau irit kuota hehe, bisa play lagu (My Everything-Ariana Grande) kalau kalian mau kerasa feelnya pas baca. Eheh❤ JANGAN LUPA VOTE YA!

You wasn't my everything till we were nothingAnd it's taking me a lot to sayBut now that he's gone, my heart is missing somethingSo it's time I push my pride away'Cause you are, you areYou are my everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You wasn't my everything till we were nothing
And it's taking me a lot to say
But now that he's gone, my heart is missing something
So it's time I push my pride away
'Cause you are, you are
You are my everything

( My Everything- Ariana Grande )

🔸🔸🔶

Lampu lalu lintas yang tadinya berwarna merah berubah menjadi hijau. Aslan menekan pedal gas pada mobilnya, perlahan ia membelah jalanan kota di malam hari yang nampak masih ramai itu.

Disebelahnya seorang gadis tengah memainkan kukunya yang sudah mulai memanjang, katanya ia sudah tidak mengantuk lagi semenjak kaget oleh suara klakson mobil yang mengagetkan dirinya saat tengah berbincang dengan Adrian.

"Tidur aja, nanti kalau udah sampai gue bangunin." ujar Aslan tanpa menengok Saffa yang melirik sinis ke arahnya.

"Udah nggak ngantuk, tanggung jawab!" jawab gadis itu jengkel.

"Yaudah, biar lo nggak ngantuk di apain? Mau gue usap-usap kepalanya?"

"Nyetir aja yang bener."

"Masih ngambek juga, gara-gara kaget sama klakson gue? Sini-sini gue puk-puk biar nggak ngambek lagi." sebelah tangan Aslan yang bebas hendak meraih kepala Saffa, namun tangannya di tepis oleh gadis itu.

"Diem. Gue gigit lo!"

"Heran, marah-marah terus."

Saffa mendengus, ia kesal dengan Aslan yang benar-benar hampir saja membuat jantungnya copot. Pasalnya, ketika ia sedang nyaman-nyamannya bersandar di pundak Adrian, Aslan mengagetkannya dengan suara klakson mobilnya yang nyaring.

"Udah belum marahnya? Besok di beliin es krim deh." Aslan berujar, cowok itu memang tidak bisa jika Saffa berlama-lama marah padanya.

"Oke, tiga ya."

"Dasar perut karung."

Saffa mengangkat kedua sudut bibirnya, ia memang suka jengkel dengan sikapnya Aslan yang sedikit menyebalkan ketika ia bersama dengan Adrian. Namun, Saffa juga tidak bisa berlama-lama kesal dengan Aslan. Karena Saffa masih membutuhkan cowok itu.

Sangat membutuhkan, sampai bergantung padanya.

Ketika ia sedang senang, maupun sedih. Aslan siap dengan telinganya yang mendengarkan ocehan panjang lebar Saffa, juga jangan lupakan tatapan matanya yang terkunci tepat di manik hitam legam milik gadis itu. Jujur saja di tatap se-intens itu oleh ketua PMR Cakra Bangsa yang memang--tampan ini jantung Saffa sempat berdegup tak karuan. Tetapi karena sudah terbiasa bersama, sekarang Saffa menjadi lebih santai menghadapi itu semua.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang