26:: Hati yang Patah

109 6 13
                                    

Your lies are bullets Your mouth's a gunAnd no world an anger was ever wonPut down the fight, before ignitingNext time your fighting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Your lies are bullets
Your mouth's a gun
And no world an anger was ever won
Put down the fight, before igniting
Next time your fighting.

(Kill Em With Kidness- Selena Gomez)

🍂🍂🍂

Air mata yang mengalir, menunjukkan bahwa dirinya sudah terlampau lelah.
Luka yang belum kering, kini kembali berdarah.
Keadaan yang terus memusuhi membuatnya menjadi resah.
Apakah memang tidak ada tempat berpulang untuknya yang disebut dengan rumah?
Air tuhan kembali tumpah,
Hati yang tak bertulang, kini kembali patah.

(Saffa Keenan Aleyski)

🍁🍁🍁

Happy reading!

Jam istirahat tengah berlangsung, kantin SMA Cakra Bangsa penuh oleh para murid yang ingin mengisi perutnya yang kosong setelah melewati tiga jam pelajaran yang cukup menguras pikiran. Tak terkecuali Saffa dan Natali yang saat itu tengah menikmati bakso pak Sabar yang terkenal sangat sedap di kantin itu.

"Nat, pesen minum sana, gue es teh manis." Saffa memberikan selembar uang dua puluh ribuan pada Natali.

Gadis keturunan China itu berdecak mengambilnya, kemudian menuju kios penjual aneka macam minuman. Saffa memperhatikan sekeliling, hari ini kantin benar-benar padat. Apalagi kios mie ayam, bakso dan aneka mie. Hujan yang mengguyur saat siang hari itu membuat mereka memburu makanan yang hangat.

"Lo yakin mau minum es? Lagi hujan gini juga, dingin."

Natali yang baru saja datang meletakkan dua buah gelas di atas meja kemudian duduk di hadapan Saffa yang tengah menuangkan sambal di atas bakso milliknya.

"Gue nggak bisa makan bakso minumnya hangat. Nanti mulut gue kepanasan." balas gadis itu, ia menusukkan salah satu baksonya, menuangkan kecap ke atasnya lalu memakannya. Natali yang melihat cara makan gadis itu mendengus geli. Cara makan bakso Saffa memang terbilang aneh, tapi gadis itu menyukainya.

"Jangan banyak-banyak, Natali! Allahuakbar!" pekik Saffa ketika melihat Natali menuangkan setengah sambal dari tempatnya, bukan menggunakan sendok lagi.

Natali hanya menunjukkan deretan giginya, kemudian memakan bakso pedas itu. Saffa yang melihatnya meringis seketika.

Saat mereka tengah asyik menikmati bakso mereka, seorang laki-laki berambut sedikit ikal yang sedang membawa semangkuk mie rebus dan sebotol air mineral menghampiri mereka. Saffa merotasikan bola matanya jengah, ia akan kembali menjadi obat nyamuk.

"Pait, pait, pait!!!" seru gadis itu, matanya menutup dan tangannya di gunakan menutupi kedua telinganya. Saffa melakukan hal konyol tersebut agar dapat mengusir Rahman.

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang