22:: Malam Minggu

107 7 16
                                    

Ps: Aku saranin nyalain datanya ya, karena di bawah banyak banget gambar. Biar kalian bacanya juga semakin puas💘

'Do i have to say, you are beautiful if you are always beautiful everyday?'-Adrian Yazid Alindra-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Do i have to say, you are beautiful if you are always beautiful everyday?'
-Adrian Yazid Alindra-

🔸🔸🔶

Happy reading!

Sabtu siang yang terik ini membuat gadis itu menurunkan pendingin ruangnya hingga batas minimal, kamar yang di dominasi warna biru muda miliknya terlihat berantakan, pakaian yang ada di dalam lemarinya semua ia keluarkan, sudah sejam yang lalu dirinya pakai-lepas pakaian karena merasa tidak ada yang cocok di badannya.

"Aduh, kenapa gue gak punya baju, sih?!" rutuknya pada diri sendiri di depan cermin seraya melemparkan bajunya ke atas kasur. Ketukan pintu tak ia hiraukan hingga seorang anak perempuan berambut ikal masuk ke dalam kamarnya dengan mata mendelik terkejut.

"Ya ampun, Kak! Kamar lo udah kaya kapal pecah tau, gak?"

"Ih berisik! Kaya pernah liat aja kapal pecah gimana."

Najwa memutar bola matanya malas, anak itu membanting tubuh mungilnya di atas kasur kakaknya yang penuh dengan pakaian. Hal itu membuat Saffa melemparkan bantal doraemon ke wajah adiknya itu.

"Heh, itu ada baju-baju gue gak liat apa? Ntar pada lecek semua! Bangun!"

Berdecak, Najwa bangkit dengan malas lalu berjalan menuju meja belajar Saffa dan duduk disana. Mungkin Najwa lebih aman dari amukkan kakaknya itu disana karena itu satu-satunya tempat yang rapih.

"Mau kemana sih, Kak?"

"Jalan, kata lo mending gue pake outfit yang feminim atau boyish?"

"Just be yourself."

"Gak membantu lo,"

"Lah, gue bener loh!"

Gadis yang rambutnya dicepol itu duduk di depan cermin sambil menatap pantulan dirinya disana, menghela nafas berat, ia ingin acara jalannya dengan kakak kelas yang ia sukai itu berjalan dengan lancar. Tiba-tiba ia teringat seorang perempuan yang kemarin membuat dirinya menjadi tidak percaya diri, Laluna. Gadis berdarah campuran Amerika itu memang terlihat sangat imut, dengan rambut pirang alami dan mata besar yang menawan. Saffa juga kerap kali melihat gadis itu pada hari sabtu saat eskul, Luna ikut eskul teater sekolah, dan ia selalu menjadi sorotan di setiap perannya, saat eskul pun Luna terlihat sangat cantik dengan dandanan feminimnya. Sementara Saffa, pergi dengan training, baju kaos dan rambut diikat pun jadi, paling hanya lip balm dan bedak bayi yang mendominasi wajahnya.  Saffa menjadi insecure pada dirinya sendiri ketika ia membandingkan dirinya dengan Luna.

"Ah gue cuma remah-remahan batagor yang di buang abangnya."

Saffa berucap tiba-tiba membuat Najwa yang diam-diam sedang menyemili biskuit coklat favorit Saffa yang tergeletak di atas meja menoleh, lalu kembali meletakkan biskuit kedua yang hendak ia makan kembali ke bungkusnya, lalu ia bertanya, "Kenapa, Kak?"

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang