KIM SO HYUN - Girl In Luv ❣️-

Flashback -KSH💙LGL

Flashback

Cast: Lai Guan Lin & Kim So Hyun
Length: Oneshoot
Genre: Romance, Angst, School Life, Alur maju-mundur

Keterangan :
Tulisan Tebal miring : flashback nya

Menggunakan Point Of View Lai Guan Lin

.

.

.

Tit… tit… tit… tit… tit…

Semua berawal dari kontak mata yang tak disengaja.

“Ya! Arsenal lebih baik!”

“Andwae! Manchester United pasti menang!”, aku menatap kedua temanku yang terus saja berdebat ini dengan aneh.

“Bisakah kalian setidaknya membicarakan hal lain sedikit saja? Kali ini saja” kataku, memohon. Keduanya menggeleng

“Guan Lin-ah.. namja mana yang tak suka bola?” tanya Chan Hee

“Ya, aku suka… tapi bukan berarti seluruh tenagaku kuhabiskan hanya untuk membicarakannya!” kataku membela

“Ya, tenanglah.. kami ini hanya dua anak kelas 10 yang merupakan fanatik liga Inggris” kata Luhan sambil menepuk-nepuk pundakku.

Lagi, mereka membicarakannya. Aku pun muak mendengarnya hampir setiap hari.

Aku memutar bola mataku bosan, kemudian berusaha mencari object lain yang lebih menyenangkan. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh koridor ini.

Tanpa sengaja, saat aku menengok ke belakangku, pandanganku bertemu dengan pandangan seorang yeoja yang tak kukenal. Apakah dia anak baru disini?

Pandangan kami seolah terkunci, tak bisa dialihkan ke tempat lain. Namun, setelah 5 detik berlalu kami bisa kembali mengontrol otak kami kembali.

Dia membuat 5 detik dalam hidupku terasa hilang. Dia menghilangkan detak jantungku selama 5 detik, dia membuatku tak berkedip selama 5 detik.

Dia menyita seluruh persediaan oksigen di muka bumi ini selama 5 detik.

Perlahan, aku menengok ke belakang. Dia sudah menghilang.

Tit… tit… tit… tit… tit…

Aku pun tak mengerti. Hal kebetulan itu kemudian mengundang sebuah pertemuan canggung yang berakhir indah.

(***)

Aku mendengar suatu suara keluar dari ruang musik.

Suara yang indah dan lembut, namun diiringi oleh dentungan piano yang masih kasar.

Aku membuka pintu ruangan itu sedikit.

Yeoja itu lagi.

Aku mengintipnya, terlihat jelas ia belum mahir memainkan jari-jari indahnya diatas tuts-tuts berwarna putih dan hitam itu.

Tanpa sadar, aku tersenyum. Wajahnya terlihat lucu saat sedang kebingungan. Beberapa kali ia mengacak-acak rambutnya frustasi karena tak bisa memainkan piano itu.

Aku merasa terjatuh, tubuhku terasa sakit. Aku lupa. Yeah, pintu itu memang sedang rusak. Dan aku menambah parah kerusakannya karena kini pintunya jatuh kedepan dan membuatku ikut terjatuh pula.