KIM SO HYUN - Girl In Luv ❣️-

Markeu Boy -KSH💙MT-

Markeu Boy

Main Cast : Mark Tuan [GOT7] & Kim So Hyun
Genre : Fluff, Romance
Length : Oneshot

*Menggunakan POV So Hyun*

.

.

Dia Mark Tuan.

Musuh pertamaku.

Teman sebaya favoritku.

.

.

Hari ini agak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Tepatnya, hari ini di kompleks rumahku agak lebih berisik dari biasanya.

Aku terus menatap orang-orang dewasa yang tengah hiruk pikuk beberapa meter di depanku. Mereka sibuk mengangkat perabotan dan mondar-mandir keluar-masuk rumah, sama sekali tidak sadar akan eksistensiku yang sedari tadi memperhatikan mereka sambil asyik memakan es krim.

Dari yang dapat kusimpulkan, ada keluarga baru yang pindah ke rumah seberang. Menggantikan keluarga Paman Lee yang bulan lalu pindah ke Busan.

Dug.

Mataku membulat ketika kulihat es krim yang beberapa sekon lalu masih berada di genggamanku kini sudah mencium aspal, terbuang sia-sia hanya karena sebuah senggolan tak penting.

“Kau membuat es krimku jatuh!” pekikku pada si pelaku penyenggolan.

Aku menatapnya tajam. Dalam hati mengutuknya habis-habisan karena telah membuat es krim yang kubeli dengan uang tabunganku selama seminggu lenyap, tidak dapat kumakan lagi.

Selain itu, penampilannya juga membuatku muak. Rambut hitamnya acak-acakan, celana jeans-nya penuh robekan (ia pikir ia orang Amerika?), dan sneakers merahnya sangat kotor –pasti tidak pernah dicuci.

Selain itu, aku paling benci dengan tingkahnya yang sok keren. Huh, padahal kelihatannya ia seumuran denganku –enam tahun. Namun gayanya sudah seperti anak remaja saja. Sekali lagi, apakah ia pikir ia orang Amerika?!

“Sorry, I’m Mark from Los Angeles. I just moved here this morning and I can’t speak Korean fluently. Can you speak English?”

. . .

Apa? Dia baru saja berkata apa?

Selama beberapa saat, aku hanya bisa diam. Namun, tiba-tiba saja aku teringat akan satu kalimat bahasa Inggris yang pernah ayah ajarkan padaku. Meskipun ayah sudah mengajarkan banyak kalimat padaku, namun entah mengapa aku hanya dapat ingat satu kalimat ini.

“Let’s be friend.”

.

.

Dia Mark Tuan.

Sahabat kecilku.

Kakak terbaikku.

.

.

Aku terus menggigit bibir bawahku. Kuhentak-hentakkan kakiku ke lantai kelas, sedangkan otakku sibuk memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Agaknya sikap gelisahku ini cukup mengganggu teman sebangkuku yang sedang membaca buku.