**BAGIAN KE DUA**
Aku terbangun mendengar suara teriakan gadis itu di telingaku, “YAAA! SAMPAI KAPAN KAU MAU TIDUR, TUAN MUDA? KITA HARUS SEGERA MENCARI UANG!”
Dengan gelagapan, aku bangkit dan menyusul gadis itu yang sudah berjalan cepat di depanku. Aku mensejajarkan langkahku dengan langkahnya.
“Kita mau kemana?” tanyaku.
“Cari kerja,” jawabnya santai sambil menengok ke kanan dan kiri.
“Ah, kesana,” katanya kemudian sambil berbelok ke kanan. Aku pun mengikuti langkahnya.
“Cari kerja kemana?” tanyaku lagi.
Ia terdiam sesaat. Memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri dan matanya terpaku pada salah satu toko yang ada diujung jalan sana. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung menarikku dan membawaku ke restoran yang sejak tadi tak lepas dari pandangannya.
Aku memasuki restaurant itu dengan tatapan heran. Restaurant ini sama sekali tak menarik, baik arsitekturnya ataupun interiornya. Pengunjungnya pun sangat sedikit dan mayoritas adalah para pria setengah baya yang tampak seperti pengangguran.
“Kami mau bekerja disini. Apapun. Yang penting kami bisa dapat uang,” ujar gadis-yang-sampai-saat-ini-belum-kuketahui-namanya-siapa pada manager restauran itu.
Aku membelalakan mataku saking tak percayanya dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulutnya. Aku yang tak mengerti jalan pikiran makhluk ini hanya memilih diam dan mengikuti permainannya. Mungkin akan ada hal positif yang kudapatkan –sugestiku pada diriku sendiri.
Manager itu menatap kami berdua dari atas kebawah lalu keatas lagi. Sebuah senyum tersungging diwajahnya. Aku tak melihat ketulusan di wajahnya namun aku juga tak bisa mengartikan apa maksud senyumannya itu.
Yang ku tahu, gadis-yang..argh-pokoknya-itulah, sudah tersontak riang karena manager itu menerima kami berdua sekaligus.
Manager itu masuk ke dalam ruangannya dan tak beberapa lama kemudian ia keluar lagi dengan 2 tumpuk baju di tangannya. Ia memberikan baju itu padaku dan pada gadis itu –baiklah, mulai saat ini aku akan memanggilnya gadis ini, gadis itu, atau aggashi—.
“Pakailah. 5 menit lagi kalian sudah harus siap untuk bekerja,” ujarnya.
***
“Yaa! Kau! Bekerjalah yang benar! Jangan melamun!” bentak manager itu padaku.
Ini sudah kesekian kalinya dalam 2 jam ini aku diomeli oleh manager itu dan gadis itu yang mendengar omelan manager itu menatapku dengan tatapan awas-kalau-kita-dipecat-karena-kau!
Aku mengacak rambutku frustasi. Aku sama sekali tak bisa berkonsentrasi. Perhatianku tertuju pada gadis itu yang sedari tadi bolak-balik dapur-meja tamu dengan seragamnya yang.. Argh! Rok itu terlalu pendek untuknya!
Membuat semua om-om itu menatapnya dengan tatapan pria hidung belang yang erggh! Menjijikan! Aku tak dapat mengontrol emosiku. Aku sudah kalap apalagi saat aku mendapati ada seorang om yang hendak menyentuh gadis itu.
Aku menghampirinya dan dengan gesit menahan tangannya sebelum sempat ia menyentuh gadis ini. Memelintir tangannya dan membuatnya berteriak kesakitan.
Nyaris saja tangannya patah kalau saja gadis itu tidak menghentikan perbuatanku dengan teriakannya, “YAA TUAN MUDA!! HENTIKAN!”
“Mengapa kau lakukan hal itu?! Dasar kau! Pshycho! Tak waras!” entah hinaan apa lagi yang keluar dari mulut gadis itu.
Aku tak menjawabnya. Aku berjalan di depannya dan tak memperdulikannya. Gadis itu memang tak ada lembut-lembutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
KIM SO HYUN - Girl In Luv ❣️-
FanfictionIni hanya untuk selingan. Ini untuk cerita yang oneshoot atau cerita yang berchapter tapi gak banyak. apa sih sebutannya? 🤔😂 Yang tau komentar..!! Disini kalian bisa ngerequest idol kalian dan akan dipasangkan oleh Kim So Hyun. Jadi silahkan reque...