"Lo kok ganteng sih? Heran gue tuh!" ucap gue seraya senyum-senyum sendiri memandang pria bernama Kim Mingyu."Apaan sih lo gaje" balas Mingyu jutek.
"Jangan jutek-jutek napa sih? Calon lo nih gue tuh" balas gue seraya mengerucutkan bibir gue.
"Calon babu iya" kesal Mingyu seraya menatap tajam gue.
"Ih belum tau aja ntar tatapan mata lo berubah jadi tatapan penuh cinta ke gue" ucap gue dengan percaya diri.
"Mimpi lo"
Mingyu pun memukul kepala gue pakai bolpen yang tengah Ia pakai.
"Gak papa mimpi. Asalkan sama lo ahayyy"
Udah biasa sih ya kerjaan gue sehari-hari di sekolah yaitu menggoda pria tampan bernama Kim Mingyu. Motivasi gue berangkat sekolah juga bukan nya belajar tapi hanya sekadar untuk bertemu pria bernama Kim Mingyu. Aduh dilihat -lihat makin ganteng aja nih orang.
"Kang (Y/n)" panggil Mingyu yang membuat gue menatapnya dengan mata berbinar.
"Iya pangeran?" balas gue.
"Gak capek apa ngejar-ngejar orang yang jelas-jelas gak tertarik sama lo?" ucap Mingyu yang sempat membuat gue tertohok tapi gue mencoba untuk tersenyum kemudian.
"Buat apa capek? Toh usaha gak akan mengkhianati hasil. Apapun resiko nya nanti yang penting gue udah usaha kan?" jawab gue dengan santai.
"Lo masih punya harga diri kan?" tanya Mingyu yang membuat gue tertohok untuk yang kedua kalinya.
"Ya masih lah, gila aja kalau harga diri gue ilang" jawab gue sedikit gugup.
"Yaudah kalau masih punya harga diri mending lo jauh-jauh dari gue! Gak malu apa diliatin satu sekolahan karena lo sering nempel-nempel di gue" ucap Mingyu dengan nada emosi dan meninggalkan gue yang masih berdiam diri di depan bangkunya.
"Kurang banget ya gue di mata lo, Gyu?" gumam gue dengan lirih nya.
Gue mencoba buat ngejar Mingyu yang entah kemana udah menghilang dari pandangan gue. Gue telusuri sepanjang koridor dan ketemulah gue dengan sang pujaan hati tapi--
"Lain kali hati-hati ya kalau jalan"
---gue malah liat Mingyu yang lagi ngelus kepala Minju lembut. Sakit banget dong ya hati gue.
Yaudah lah gue mutusin buat balik ke kelas. Selama pelajaran gue terus aja natap Mingyu dengan tatapan sendu. Gue selalu mikir apa cukup sampai di sini perjuangan gue? Gue ngehela napas berkali-kali yang membuat Wonjin temen sebangku gue menatap gue jengah.
"Ck...napa dah lo kayak orang lagi patah hati aja" kesal Wonjin.
"Emang lagi patah hati gue, Jin" balas gue dengan nada patah semangat.
"Mingyu kenapa lagi dah? Menohok lo lagi?" tanya Wonjin.
"Lebih dari itu. Malah dia mesra-mesraan sama Minju lagi ihh kesel gue"
Saking kesel nya gue lempar tuh penghapus Wonjin ke arah Mingyu. Wonjin lagi misuh-misuh ke gue. Sedangkan Mingyu natap tajam gue.
Gue memilih untuk menjulurkan lidah gue ke dia. Abis kesel parah. Patah hati segini nya ya?
"Nih ya dengerin gue. Siapa tau aja bisa memotivasi hidup lo yang gak punya motivasi sama sekali" ucap Wonjin tiba-tiba.
"Sok atuh"
"Kalau emang orang yang lo suka nyaman nya sama orang lain ya lo harus ikhlasin. Toh juga mencintai tak harus memiliki. Setidaknya lo udah usaha buat dapetin dia. Tapi kalau takdir bilang nya dia bukan milik lo, lo harus apa? Ngelawan takdir? Nggak kan? Makanya buat dia bahagia saat di samping lo jangan buat dia gak nyaman. Paham?" jelas Wonjin yang membuat gue tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRODUCEX101 IMAGINE
FanfictionCerita tentang kamu dengan para peserta ProduceX101 ♡ © K N O C H U U X - 2019