41. Kim Dongyun (New)

5.5K 631 154
                                    

"Kenapa? Kenapa kau tega padaku? Mana janji mu yang tidak akan mengkhianati ku hah?! Kau pikir perasaan ku padamu ini hanyalah sebuah mainan begitu?" isakmu sembari memukul dada Dongyun.

"Janji? Pernah kah aku berjanji seperti itu padamu? Sepertinya tidak. Jadi tidak perlu mengada-ada!" Dongyun membentakmu.

"Setelah kau mendapat yang lebih dariku kini kau melupakan janji kita? Laki-laki macam apa kau ini hah?!" bentakmu.

"Kau memang tidak ada apa-apa nya dari dulu. Kau selalu membuat ku bosan setiap bersama mu! Bisa dikata tidak ada yang spesial sama sekali darimu, mengerti?!" ucap Dongyun.

"Ckk ternyata lelaki sama saja ya. Hanya manis di mulut! Janji nya hanyalah janji palsu" kamu tersenyum miris.

"Itu kau tahu, yang bodoh itu kau! Bisa saja terjebak oleh lelaki seperti ku" Dongyun tersenyum remeh padamu.

"Ya aku bodoh! Bodoh karena sempat mengira bahwa kau berbeda dari yang lainnya. Kau bukan Kim Dongyun yang ku kenal" lirihmu.

"Tidak perlu sok menyedihkan. Kau pikir dengan begitu aku akan kasihan padamu dan menjadi Dongyun yang kau kenal begitu? Tidak (y/n)!" ucap Dongyun sambil mencengkram rahang mu.

"Lepaskan!" ucapmu sambil melepas cengkraman tangannya yang ada di rahang mu.

"Sekarang aku sudah paham, baiklah mari kita akhiri semua ini. Anggap saja kita tak pernah saling mengenal. Maaf jika selama ini aku membosan kan untuk mu" kamu pun melepas kalung pemberian Dongyun pada saat pertama kali menembakmu.

"Aku kembalikan ini dan berikan pada wanita tadi" kamu pun membuka telapak tangan nya dan memberikan kalung itu padanya.

"Aku pergi" ucapmu sembari menitihkan air mata.

'Ku pikir selama ini kita bersama kau setia padaku' -batin mu.

✍✍✍

"Kau gila, eoh?! Rencana macam apa ini! Kau melibatkan ku dalam masalah mu?" seseorang memberikan sekaleng minuman dingin pada Dongyun.

"Mau bagaimana lagi? Jika dia tidak cepat membenci ku, dia tak akan pernah bisa melupakan ku nanti. Lagi pula kau kan sahabat ku, Doah" ucap Dongyun sambil menerima sekaleng minuman dari wanita yang bernama Doah itu.

"Apa susah nya tinggal bilang bahwa kau sakit parah dan kau juga memelukku hanya sebagai salam perpisahan karena kau akan pergi operasi ke Singapura!" kesal Doah sambil duduk di samping Dongyun.

"Ck...mana bisa aku berkata seperti itu? Dia pasti akan cemas. Dan ku pikir rencana tadi sudah cukup membuatnya benci padaku" ucap Dongyun.

"Kau yakin dengan rencana seperti itu akan berhasil? Menurutku tidak" ucap Doah.

"Hei! Kau tidak percaya sekali dengan ku" Dongyun menjitak kepala Doah.

"Yak?! Berani-beraninya" Doah mengepalkan tangan nya erat hendak meninju Dongyun.

"Hehehe maaf" cengir Dongyun.

"Lalu besok jam berapa kau akan pergi? " ucap Doah sambil meneguk minuman kaleng di tangannya.

"Jam 8 pagi. Itu pun jika aku masih diberi kesempatan" lirih Dongyun.

"Kau pasti bisa Dongyun-ah" ucap Doah.

"Doah, tolong bantu aku untuk yang terakhir kalinya ya?" Dongyun menaruh minuman kaleng nya di samping kursinya.

"Bantu apa?" tanya Doah.

Dongyun mengambil sesuatu dari sakunya.

"Tolong berikan ini pada (y/n) ya? Aku tidak sempat memberi nya karena masalah tadi. Berikan ini saat aku benar benar pergi dan tak akan kembali lagi" ucap Dongyun sembari memberikan sekotak kado berwarna merah hati.

PRODUCEX101 IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang