Tiga : Tiga Sekawan

882 72 13
                                    

"Rumah lo pasti bakal jadi medan perang." Tom-Tom alis si Tomy, sahabat Orion itu tidak berhenti cengar-cengir mendengar cerita tentang Arla yang akan pindah ke rumah Orion.

Sebenarnya Orion sama sekali tidak bermaksud cerita ke Tom-Tom. Sahabat Orion yang selalu senang mendengar dan melihat Orion si Mr. Perfect kebingungan dan bikin kesalahan. Tapi berhubung sejak SD Tom-Tom selalu beredar di dekat Orion dan Win alias si Erwin. Jadi saat Orion dipaksa Win untuk menceritakan alasan di balik muka masamnya, Tom-Tom pun ikut nimbrung dan mendengarkan dengan seksama sambil cengar-cengir.

"Pasti bakalan susah." Komentar Win. Sahabat Orion satu itu memang selalu terlihat tenang dan dewasa. Berbeda 180 derajat dari Tom-Tom. Bagai kutub utara dan kutub selatan.

"Nggak hanya susah, tapi bisa runyam." Tambah Tom-Tom. "Ngebayangani Orion dan Arla berada dalam satu ruangan selama satu menit tanpa jambak-jambakan aja sudah susah. Tapi sekarang mereka harus..."

Tom-tom berpura-pura merinding gemetar kedinginan dan memeluk Orion. Tapi Orion hanya mengangkat bahu sambil menikmati gado-gado pesanannya. Tanpa berkomentar, karena Tom-Tom akan semakin lebay kalau ditanggapi.

Ketiga cowok yang sedang menikmati istirahat siang dengan makan di kantin itu selalu terlihat tidak sadar kalau mereka menjadi pusat perhatian. Tiga sekawan itu memang semuanya termasuk kategori cowok yang membuat para cewek di SMA IBG tidak bisa berpaling dari mereka setiap mereka ada disekitar jarak pandang.

Dimulai dari Orion, pangeran tampan yang disukai dan disegani hampir di seluruh sekolah. Hampir. Karena Orion tau bahwa Arla sama sekali tidak segan padanya. Lalu si Tommy, playboy satu itu tidak perlu ditanya lagi daya tariknya. Dengan modal wajah tampan, skill main basket yang luar biasa. Kemudian ditambah skill merayu yang selalu mampu membuat cewek berbunga-bunga, Tommy mampu gonta-ganti cewek seperti orang gonta-ganti saluran televisi. Tinggal tunjuk, cewek pasti akan klepek-klepek seperti ikan diangkat dari air.

Sementara si Win dengan wajah yang tidak kalah dengan kedua temannya. Win punya daya tarik sisi misterius dari pembawaannya yang tenang. Gelar sebagai salah satu murid top 3 nilai seangkatan selama tiga tahun berturut-turut. Ditambah dengan kemampuan bermain piano dan gitar. Semua itu membuat Win mampu membuat cewek manapun penasaran dan tertarik padanya, tanpa perlu bersusah payah.

"Tapi ada bagusnya juga dia tinggal dirumah loe." Kata Tom-Tom setelah menelan baksonya.

Orion kini mengernyit seakan ada jarum di gado-gado yang sedang dikunyahnya. "Lo bener-bener luar biasa pinter, kalau bisa lihat sisi baik dari dia tinggal bareng nyokap sama adik gue."

"Terutama karena ada lo juga di rumah itu, Ri." Sambung Win yang terkekeh sambil menyeruput es jeruknya.

"Kalian ini emang terlalu pesimis." Tom-Tom menggeleng sok bijak. "Coba pikir. Kalau si Arla manis itu tinggal di rumah Orion. Itu berarti gue bisa punya kesempatan ngedeketin dia yang selama ini tak tersentuh 'kan? Gue bisa main ke rumah Orion sambil PDKT sama Arla yang manis. Satu dayung dua pulau terlampui. Gue memang jenius."

Kalau Win hanya geleng-geleng mendengar celotehan Tommy. Orion justru mengernyit semakin dalam dan memandang Tommy seakan temanya itu berkata akan sunat dua kali. Bagaimana bisa sahabat Orion itu berniat mendekati si ratu es? Tom-Tom pasti sudah gila.

"Kalau lo bilang si Arla itu manis. Berarti otak loe sudah kebalik atau sudah kempes." Orion berkomentar sambil berusaha mengembalikan fokusnya pada gado-gado nya.

"Sebenarnya dia memang manis." Tanpa di duga-duga Win menimpali.

Tommy pun nyengir sambil menaik-turunkan kedua alis matanya seakan bilang 'tuh 'kan'.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang