"Little Lil, we got something." James yang baru saja membuka email mendongak dari laptop nya. "Check your email."
Keseriusan yang terlukisdi wajah James membuat Lila segera membuka emailnya. Ada email masuk dari Wonder pusat yang dikirimkan kepada anggota tim internal audit. Dari ekspresi serius James, Lila tau bahwa email itu kemungkinan bukan email yang diharapkan Lila. Kebenaran prediksi Lila pun terbukti saat Lila menelusuri kata demi kata dari email itu. Alih-alih berisi pesan bahwa tugas mereka sudah berakhir dan Lila bisa kembali ke London, email itu justru memberitahukan bahwa ada indikasi Orion terlibat kasus yang menjerat Finace manager nya.
Lila memang membenci Orion. Sangat. Tapi bukan berarti Lila tidak dapat melihat sisi positif Orion. Iya memang, Orion adalah pria sok, suka senaknya sendiri, keras kepala dan punya kemauan keras. Tapi setahu Lila, Orion yang dia kenal adalah pria yang jujur, cerdas dan dapat dipercaya. Karena itulah pria itu bisa mencapai posisinya saat ini.
"Bagaimana ini?" Shasa yang baru saja membaca emailnya menggigiti kuku jempolnya. "Bukan kah Orion sendiri yang membawa whistle blower kita ke kantor pusat? Kenapa sekarang whistle blower itu justru menyerang Orion?"
Lila mengalihkan pandangannya dari layar Mac nya dan memandang anggota tim nya satu per satu. Tanpa menunjukkan emosinya Lila pun berkata, "Tugas kita adalah menemukan kebenaran. Dengan itulah kita bisa tau apakah dia bersalah atau tidak."
"No doubt. You are our ice queen." Charlie menimpali.
Shasa nyengir mendengar komentar Charlie. "Memang hanya Lila yang bisa bersikap cool meskipun setiap hari ada kiriman bunga di mejanya. Meski tanpa nama pengirim, kita bisa tau siapa yang mengirim."
Kerutan di kening Lila pun muncul begitu mendengar perkataan Shasa. Dia memandangi bunga matahari yang hari ini terpasang di vas bunga mejanya. "Bunga ini bukan memang sengaja dipasang disini untuk interior?"
James tergelak mendengar kepolosan Lila. Sementara Charlie hanya bisa geleng-geleng dan Shasa menghela nafas panjang.
"Lila, Dear." Shasa berkata gemas. "Sadarkah kamu kalau bunga di vas itu selalu berganti setiap jam istirahat? Atau sadarkah kamu kalau itu bunga asli?"
Lila mengangguk. "Karena itulah aku menganggap ini memang bagian dari interior ruangan ini."
"Honey, believe me it's not just a part of interior." Charlie berkata dengan penuh keyakinan.
Shasa akhirnya beranjak dari tempatnya. Tanpa peringatan, Shasa pun menarik kedua pipi Lila. "Listen girl. Pertama berapa banyak kantor yang memakai bunga asli sebagai pengisi vas hanya utuk design interior? Kenapa bunga itu justru diletakkan di dekat mejamu jika memang hanya interior? Lalu kenapa setiap hari bunganya selalu berganti? Dan semua bunga itu bermakna cinta?"
"Well, berarti ada yang memiliki penggemar rahasia di ruangan ini." Lila akhirnya manggut-manggut sambil meatap bunga matahari yang membuatnya bersemangat hari ini.
"Biarkan aku memberikan tebakan genius." James tersenyum lebar. "Itu adalah kamu."
Lila mendengus tidak percaya. "Are you crazy? Siapa yang mau repot-repot jadi penggemarku?"
"That's question of the month." Charlie ikut nyengir melihat tanggapan Lila. "but let met tell you. We thought the answer is Mr. Orion."
"Kalian benar-benar gila."
"Percaya lah." Shasa menimpali. "kami melihat sendiri selama beberapa hari ini bahwa Pak Amir, asisten Orion lah yang meletakkan bunga-bunga itu."
"Kalau begitu berarti kembali ke konsep awal." Kata Lila pada akhirnya. "Bahwa bunga ini adalah bagian dari interior ruangan ini."
Ketiga rekan Lila saling memandang dan geleng-geleng mendengar kekeraskepalaan Lila. Ratu es memang tidak mudah diluluhkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...