Enam Belas

738 67 0
                                    

Lila memandangi jas biru yang teronggok di lengan sofa nya. Jas milik pria yang beberapa saat yang lalu berada di ruang tamu nya. Ya, entah apa yang terjadi pada Lila hari ini sampai-sampai mengizinkan Orion masuk ke apartement nya dengan alasan pria itu juga butuh makan malam. Bukannya Lila tidak menolak sama sekali. Tapi kondisi Orion yang basah kuyup dan kantong makanan cepat saji yang menggoda di tangannya menjadi rasionalisasi Lila saat itu.

Namun sekarang Lila menanyakan rasionalisasi yang tidak masuk akal itu pada dirinya sendiri. Juga alasan debaran setiap pria itu tersenyum penuh arti atas setiap tindakan kecil yang Lila lakukan saat mereka makan malam. Lila memang lebih banyak diam dan menjawab seperlunya seperti biasa. Orion lah yang lebih mendominasi pembicaraan seputar perusahaan mereka. Tapi saat Lila membuka semua sachet saos dan saos sambal sebelum mereka mulai makan, Orion terlihat tersenyum melihat hal itu. Juga saat Lila memasukkan semua sampah sisa makan mereka ke kantong plastic.

Semua hal-hal kecil yang biasa Lila lakukan tanpa sadar. Hal yang juga tidak pernah disadari orang lain. Tapi Orion menyadari itu dan menghargai itu dengan senyumannya. Entah mengapa hal itu kembali membuat hati Lila berdesir.

"Kamu tidak akan tersenyum seperti itu kalau tau siapa aku." Lila menggeleng pada jas biru itu.

Lila melepaskan pelukannya pada lututnya dan menjangkau jas biru itu. Kemudian sambil mencengkeram jas itu, Lila menutup mata dan mengingat kembali kejadian dua belas tahun yang lalu. Hari terakhirnya di rumah itu. Saat Orion terlihat begitu marah pada Lila.

"Aku tau kamu membenciku sebanyak aku membencimu." Lila membuka mata dan tersenyum sinis. Lila pun mengalihkan pandangannya ke rintik hujan yang memukul-mukul jendela balkonnya. "Kenyataan itu tidak akan berubah. Dan kita tidak akan pernah bisa bersama."

------------------------------------------------------------------------------------------

"Haaachiii..." Orion bersin untuk yang kesekian kali.

Lila berhenti untuk menghitung beberapa kali pria itu bersin setelah mendengar lima kali bersin beruntunnya. Saat ini mereka sedang meeting untuk membahas beberapa temuan tim internal audit. Tapi pria itu justru terlihat kesulitan untuk berkonsentrasi. Lila bahkan ikut kehilangan konsentrasinya saat mengamati kondisi Orion.

Beberapa kali matanya terfokus pada bibir kering dan pecah-pecah pria itu. Belum lagi wajah pucatnya. Bisa dibilang Orion berubah menjadi zombie pemakan tissue. Lihat saja tumpukan tissue di tempat sampah di sampingnya. Orion beberapa kali harus minta maaf dan mengelap hidungnya dengan tissue karena pria itu sedang flu berat.

Meskipun begitu, entah kenapa Orion sama sekali tidak kehilangan pesonanya. Hidung yang berair dan wajah pucat sama sekali tidak merusak ketampanannya. Bahkan stubble yang semakin lebat karena mungkin dia tidak sempat merapikannya, semakin membuat wanita-wanita di sekitarnya kepanasan. Lihat saja Shasa dan Charlie yang tidak bisa berhenti mencuri-curi pandang pada Orion.

"Minumlah." Lila meletakkan secangkir lemon madu hangat di samping laptop Orion. "Bersin anda menganggu rapat."

Lila kembali ke kursinya tanpa menunggu reaksi Orion. Dia bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Mac nya saat Orion mengucapkan terima kasih. Lila berusaha menyakinkan diri bahwa alasannya untuk mampir membuat minuman hangat itu saat izini pergi ke kamar mandi, semata-mata karena dirinya terganggu dengan bersin Orion. Bukan karena peduli ataupun merasa bersalah karena membiarkan pria itu kehujanan dua hari yang lalu.

Sementara itu Shasa, Charlie dan James saling bertukar pandang penuh arti. Mereka dapat melihat senyum Orion saat menikmati lemon madu hangat yang dibuat oleh ratu es mereka. Pandangan pria itu tidak lepas dari Lila yang hari itu memakai kerudung peach dan blazer dengan warna senada. Tapi terlepas dari ketertarikan Orion pada Lila yang sudah dapat mereka tebak. Lila lah yang membuat mereka terheran-heran. Sungguh tidak biasa ratu es mereka memberikan perhatian khusus pada pria. Apakah pria ini sudah mampu melelehkan dinding es yang dibangun Lila?

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang