Dua Puluh Dua

745 66 0
                                    

Well, tidak ada situasi yang membuat Lila kesulitan mempertahankan wajah tenangnya selain melihat wajah yang mengingatkannya pada dirinya sendiri beberapa tahun yang lalu. Tawanya hampir saja meledak saat melihat kakak beradik di depannya ini bersikap seakan mereka sepasang kekasih. Well, lebih tepatnya adik tirinya sekarang sedang bergelanyut di lengan Orion dengan posesif sambil memelototi Lila. Elena.

Adik tiri Lila itu tumbuh menjadi cewek yang modis. Mungkin kalau tubuh Lila tidak mengurus dan pipinya tidak menirus seiring puberitasnya, Lila pasti akan tampak seperti Elena. Pipi chubby Elena membuatya semakin manis. Dengan tinggi yang hampir sama dengan Lila dan badan yang lebih berisi, gadis itu pasti telah membuat banyak cowok jatuh hati padanya. Terlebih rambut kecekolatan yang mirip dengan rambut Lila dan make up ala artis Korea. Gadis itu benar-benar seperti artis Korea di drama yang sering ditonton Shasha dan Charlie.

"Maaf Mr. Orion, kita akan mendiskusikan ini nanti." Kata Lila sambil mengumpulkan dokumen yang tersebar di meja. Lila tersenyum pada Lena sebelum beranjak. "Senang bertemu denganmu."

Entah kenapa Lila sama sekali tidak panik saat adik tirinya itu tiba-tiba memasuki ruangan Orion saat dia dan pria itu sedang berdiskusi. Entah karena tau bahwa adik tirinya yang brother compleks itu  akan fokus kepada Orion. Atau mungkin karena Lila tau bahwa adiknya itu terlalu membencinya untuk mengingat bagaimana wajahnya dua belas tahun yang lalu.

"Tunggu." Orion ikut beranjak yang otomatis membuat Lena ikut berdiri. "Aku ingin kamu berkenalan dengan adikku."

"Kak Rhi!" Lena langsung melepaskan lengan Orion dan menghentakan kaki. "Kak Rhi 'kan biasanya butuh bantuanku untuk mengusi wanita yang menganggu kakak."

"Lena, dia ini bukan wanita yang mengganggu. Dia adalah..."

"Rekan kerja." Lila menaikkan kedua alisnya. Tanpa suara Lila menantang Orion untuk mengatakan dia adalah 'tunangannya'. Maka dengan itu perjanjian mereka akan berakhir.

"Iya." Orion menghela nafas. Dia hanya bisa mengenalkan Lila sebagai tunangannya di acara pernikahan Win. Di luar itu, maka perjanjian kerjasama mereka akan berakhir dan Orion harus bertangung jawab atas segala hal yang terjadi akibat batalnya perjanjian mereka. "Dia adalah manager team internal audit dari pusat."

"Jadi tenang saja miss...." Lila menyempurnakan aktingnya dengan pura-pura tidak mengenal Lena.

"Lena." Orion lah menjawab. Sementara Lena melipat tangannya di dada.

"Jadi tenang saja Miss Lena. Karena aku tidak tertarik pada kakakmu." Lena tersenyum pada Lena yang terlihat terganggu dengan reaksi kakaknya. "Dan kalau kamu penasaran dengan namaku, silahkan tanya kakakmu."

Lila pun beranjak untuk meninggalkan ruangan Orion. Meski yakin Lena tidak akan mengenali siapa dirinya. Tapi Lila tidak bisa tinggal lebih lama dengan adik tirinya itu dalam satu ruangan. Lila tidak bisa mempercayai dirinya untuk tidak menanyakan kabar dari pria yang sudah mengusirnya. Meski pria itu sudah melukai hatinya. Tapi tidak bisa dibohongi bahwa ada perasaan ingin bertemu dengannya di sudut hati Lila. Ayahnya.

"Tunggu." Kali ini suara Lena lah yang menghentikan langkah Lila tepat saat tangannya meraih knop pintu.

Sepasang mata cokelat yang mirip dengan matanya menatap langsung pada wajah Lila saat Lila berbalik. Sementara di belakangnya, Orion yang masih berada di tempat menghela nafas dan beranjak mendekati medan 'perang'.

"Dengar, aku tidak butuh untuk tahu namamu." Lena memulai. "Tapi ingatlah ini. Kakakku tidak butuh wanita sombong lainnya untuk membuatnya kembali terpuruk. Cukup satu wanita sombong yang pergi dan..."

"Lena cukup." Orion menyentak lengan adiknya saat pria itu sampai di samping Lena. "Maaf Lila, kamu bisa pergi sekarang."

Lila mengangguk dan beranjak pergi. Tapi perkataan terakhir Lena membuat Lila sedikit penasaran. Ada wanita sombong yang pernah membuat Orion terpuruk? Apakah itu Diana? Tapi bukankah Diana bahkan berusaha untuk membuat Orion kembali padanya?

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang