"Kamu yakin mau melakukannya sekarang?"
Pertanyaan itu, cara Orion bertanya dan bagaimana pria itu memandang Lila dengan satu tangan di letakkan di sandaran kepala kursi Lila. Sungguh tidak ada poin yang kurang untuk membuat orang salah paham dalam situasi ini. Lila pun tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dan geleng-geleng.
"Haruskah pertanyaanmu itu bermakna ambigu?" Tanya Lila sambil melepaskan sabuk pengamannya. "Selain itu, bukan kamu sudah meminjamkan mobil ke Tante Linda selama dia disini? Lalu darimana mobil ini berasal?"
Kini giliran Orion yang memutar matanya, "Haruskah kita bahas hal itu?"
"Oh iya!" Lila menepuk tangan pada keningnya dengan berlebihan. "Aku lupa kalau sekarang sedang bersama CEO Wonder Indonesia, anak dari pemilik PT Antara Raya dan salah satu pemilik saham terbesar dari Horison Grup yang memiliki hotel dan apartement dimana-mana. Tentu saja kamu akan memanfaatkan kesempatan meminjamkan mobil pada tante Linda untuk menunjukkan mainan barumu. Bahkan aku tidak tau kalau Rolls Royce Cullinan sudah beredar di Indonesia."
Orion mendekat dan melewati zona aman Lila begitu Lila menyelesaikan kalimat terakhirnya. Wajah pria itu kini hanya berjarak beberapa centimetre dari wajah Lila. Lila bahkan dapat mencium wangi parfumnya yang harum dan menenangkan itu. Bagaimana mungkin Lila bisa mengekang hatinya untuk tidak berdebar dengan cepat di posisi seperti ini. Lila pun buru buru mundur hingga punggungnya rata dengan pintu mobil mewah itu.
"Aku jadi berpikir bahwa kamu memang tidak pernah benar-benar membenciku." Kata Orion dengan suara berat dan dalamnya yang semakin membuat detak jantung Lila tidak beraturan. "Lihatlah, kamu tau semua hal tentangku."
"Well, bukan salahku kalau aku membaca artikel Forbes dan menemukan namamu di daftar pengusaha muda terkaya di usia 30 tahunan." Lila mengalihkan pandanganya dari wajah Orion dan berusaha membuka pintu SUV hitam yang mewah itu. Tapi tentu saja pria itu belum membuka kunci pintu mobilnya.
"Kalau begitu, apa aku harus menuntut forbes untuk artikel yang kurang akurat itu?"
Lila mengembalikan pandangannya pada Orion yang sedang meletakkan satu tangan dibawah dagu sambil menggaruk stuble nya. Kening Lila pun berkerut dengan pernyataan pria itu yang tiba-tiba menjadi absurd. "Maksudmu?"
"Mereka menulis anak dari pemilik PT Antara Raya. Padahal yang benar adalah calon menantu dari pemilik PT Antara Raya." Kata Orion sambil membuka pintu di sampingnya.
Lila dapat merasakan pipinya memanas karena pernyataan Orion itu. Bagimana Lila bisa pura-pura bodoh atas pernyataan eksplisit itu? Bahkan sampai pria itu membukakan pintu mobil untuknya pun, jantung Lila berdegup tidak terkendali.
"Aku tidak tau kalau kamu berencana menikahi Lena." Kata Lila dalam usahanya menenangkan debaran jantungnya.
Orion pun langsung menutup pintu mobil dengan sedikit keras begitu Lila keluar dari mobil. Kemudian dalam sekejap Lila sudah terperangkap diantara dua lengan panjang Orion yang disandarkan pada mobilnya. Lila pun berusaha memperlebar jarak dengan mundur hingga punggungnya menyentuh SUV hitam mewah itu.
"Kalau kamu tetap berpura-pura bodoh, aku bisa pastikan bahwa tujuan kita datang kesini akan sangat berbeda dengan tujuan awal kita." Perkataan Orion itu disampaikan dengan memandang langsung mata Lila. Tentu saja efeknya sangat tidak baik untuk jantung Lila. "Aku akan memintamu pada ayahmu sekarang ini juga agar kamu tau siapa yang akan membuatku menjadi menantu dari pemilik PT Antara Raya."
'Ayahmu'. Kata itu seakan menjadi kata kunci untuk mereka berhenti bermain-main. Lila tau kalau Orion ingin meringankan beban dihatinya dan kegugupannya dengan menggodanya. Kata-kata ambigu yang diucapkannya saat Rolls Royce Culinan hitam nya berhenti di depan rumah ayah Lila sesungguhnya benar-benar ditujukan untuk menanyakan kesiapan Lila. Kesiapan Lila untuk bertemu dengan ayahnya dan wanita yang selama ini Lila lukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...