"Lo tau, begitu turun dari mobil ini, lo pasti bakal jadi lebih terkenal di sekolah." Ucap Orion sambil tersenyum penuh kemenangan. Terlebih melihat reaksi Arla yang mendadak menjadi tegang.
Tentu saja cewek dingin itu sama sekali tidak ingin mencari perhatian banyak orang. Kalau ingatan Orion masih tepat, Arla bukan tipe yang menikmati menjadi pusat perhatian. Apalagi menarik perhatian dengan berangkat bareng Orion.
Orion dapat membayangkan dengan jelas perhatian-perhatian yang akan mengusik Arla. Tidak hanya dari penggemar Orion. Tapi Arla juga pasti akan mendapatkan kesulitan dari mantan-mantan. Meski sebenarnya hal itu justru membuatnya terganggu. Tapi Orion terus meyakinkan diri kalalu Arla harus mendapat pelajaran.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa yang dikatakan Orion benar-benar terjadi. Begitu turun dari mobil, beberapa cewek dan cowok yang ada di parkiran mobil langsung melihat ke arah mereka. Terlebih saat Orion berjalan tepat disampingnya tanpa menyisahkan jarak berarti. Sehingga tak ayal lagi kalau dalam perjalanan dari lobby hingga kelas mereka setiap pasang mata yang ada di jalan yang mereka lewati memandangi mereka.
Arla benar-benar yakin kalau Orion melakukan semua itu dengan sengaja. Karena setiap Arla berusaha berjalan lebih cepat untuk meninggalkan Orion, cowok itu selalu bisa mengimbanginya. Begitu pula saat Arla mencoba memelankan langkah. Sehingga mereka tetap terlihat berjalan berdampingan hingga kelas Arla.
"Apa yang sedang lo rencana 'kan?" Desis Arla karena merasa jengkel dengan sikap Orion.
Orion hanya tersenyum penuh kemenangan. "Gue cuma jalan ke kelas."
"Kenapa lo mesti jalan disamping gue?" Arla kembali mendesis penuh rasa sebal dan marah. "Apa maksud lo?"
"Karena kelas kita searah." Kata Orion dengan entengnya.
Meski jengkel dan marah dengan sikap Orion. Arla akhirnya terpaksa membiarkannya. Dia hanya berusaha untuk lebih cepat sampai ke kelasnya agar tidak lagi jadi pusat perhatian. Karena pada dasarnya Arla tidak suka menjadi pusat perhatian, terlebih menjadi pusat perhatian bersama Orion.
Tapi sikap Orion untuk membuat Arla jengkel, tidak hanya berhenti sampai hanya berjalan bersama. Dengan sengaja Orion menarik lengan Arla saat Arla bergegas masuk begitu sampai di depan kelasnya. Punggung Arla pun berbenturan dengan dada bidang Orion karena tarikan itu.
Dengan sikap yang akan dikira orang lain sebagai sikap mesra, cowok itu berbisik di telinga Arla. "Gue nggak mau lo kabur saat pulang sekolah nanti."
Arla mendengus dan menyentak tangannya dengan kasar. Kemudian tanpa memberi jawaban apapun Arla bergegas masuk ke dalam kelas dengan diikuti pandangan-pandangan penuh spekulasi dari teman-teman sekelasnya. Dan tentu saja beberapa murid lain yang kebetulan ada di depan kelasnya.
"Wah wah wah! Apa gue nggak salah liat?" Tanya Diana takjub saat Arla membanting tasnya ke meja dan duduk dengan kesal. " Lo berangkat bareng sama kak Orion?"
Arla mendengus sebal. "Gue tadi berangkat bareng setan."
Diana mengangkat alis karena kejadian menarik yang disuguhkan kedua orang itu pagi ini. Benar-benar kejadian yang membuat heboh. Kejadian yang tidak pernah disangka akan terjadi, tapi ternyata benar-benar terjadi. Bisa dibilang sebuah keajaiban.
Arla yang benci setengah mati terhadap Orion, bisa berangkat bersama dengan cowok yang mampu menaklukan hati setiap cewek itu. Kecuali Arla tentunya. Tapi ap aini artinya Arla akhirnya ditaklukan juga? Apa Orion kali ini berhasil menaklukkan sang ratu es?
"Kelihatannya bakal ada masalah nih." Diana melihat ke sekeliling dan mendapati wajah-wajah penasaran dari para cewek.
"Masalahnya sudah terjadi sejak gue bareng setan itu." Gerutu Arla tanpa memedulikan wajah temannya yang penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...