Cowok bernama Orion Armagan Narendra itu memang benar-benar menyebalkan. Jahat. Seenaknya sendiri. Mana ada cowok yang lebih tidak tau malu daripada Orion. Dengan seenak hatinya dia membuat orang kaget. Setelah itu dengan cueknya dia makan nasi goreng buatan Arla tanpa permisi. Semua itu semakin menambah alasan Arla untuk membenci cowok itu.
Meski tadi sempat berdebar-debar, tapi Arla akhirnya memutuskan hal itu lebih disebabkan karena kaget. Bukan karena wajah cowok itu yang terlihat bertambah cakep saat dilihat dari jarak yang begitu dekat. Bukan pula karena Arla menyadari kalau Orion benar-benar cowok berbadan tinggi dan atletis yang membuat Arla harus mendongak dan memiliki tangan yang jauh lebih besar dari tangan Arla. Juga bukan karena wangi khas cowok yang samar-samar tercium saat mereka berdekatan. Bukan. Sama sekali bukan karena itu semua, jantung Arla berdebar lebih kencang.
Arla menutup wajahnya dengan boneka singa kesayangannya untuk menghalau saat-saat dia dan Orion berada dalam jarak yang begitu dekat. Arla lebih memilih untuk merasa sebal karena cowok yang telah berhasil menjebaknya untuk ikut makan malam itu. Daripada merasak debaran aneh ini. Benar. Lebih baik Arla merasa sebal dan memikirkan cara untuk membuat cowok itu menyesal karena telah membuatnya untuk ikut makan malam dengan keluarga bahagia nya itu. Ya, itulah yang harus dilakukan Arla.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
"Maaf Pak Andi, non Arla nya ndak mau ikut sarapan. Katanya baru bangun dan lagi sibuk siap-siap biar ndak telat."
Mendengar perkataan bi Isa itu, Ayah Andi hanya bisa menghela nafas karena kecewa. Tapi sayangnya sekali lagi tidak ada yang bisa ayah Andi lakukan. Kalau bi Isa yang masih disayang Arla saja tidak bisa membujuk Arla untuk sarapan bersama. Maka tidak ada seorang pun dirumah ini yang bisa membujuk atau memaksanya.
"Ya sudah Bi tidak apa-apa. Terima kasih." Ucap Ayah Andi.
Ternyata cewek itu sama sekali tidak mau kompromi dengan ucapannya. Karena dia bilang akan ikut makan malam pada Orion, jadi cewek itu tidak akan ikut sarapan pagi. Bener-bener cewek keras kepala. Tapi karena sifat keras kepalanya itulah, Orion yakin kalau malam nanti Arla akan ikut makan malam.
"Orion, mobilmu sudah diantar kembali dari bengkel 'kan?" Tanya ayah Andi di tengah-tengah sarapan.
Orion mengangguk. Karena diserempetkan Tom-tom ke becak hingga catnya tergores, Fortuner Orion terpaksa masuk bengkel dan baru kemarin sore selesai. "Kemarin sore diantarnya."
Ayah Andi mengangguk. "Pagi ini aku ada rapat. Jadi tolong kamu antarkan Arla dan Lena. Dan pastikan si Arla pulang bareng kamu."
Meski tugas itu sama beratnya dengan tugas pawang singa. Tapi Orion tetap mengangguk untuk menyanggupi. Orion tidak ingin menambah kekecewaan ayah Andi dengan menolak permintaannya.
"Aku nggak mau satu mobil dengan orang itu." Protes Lena.
"Lena, kamu nggak boleh bilang kayak gitu. Arla itu kakakmu." Erlia memperingatkan Lena sambil mengusap rambut Lena yang dikuncir kelinci.
Ayah andi tersenyum lembut pada Lena. "Kalau kamu nggak mau satu mobil sama Arla, kamu bisa diantar mang Edi. Tapi apa kamu mau, kak Orion kesayanganmu ini dikuasai Arla?"
Orion hampir tersedak roti panggangnya karena mendengar perkataan ayah Andi itu. Bayangan Arla menguasai dirinya benar-benar terasa horor. Benar-benar lebih seram daripada dikejar-kejar Valack ataupun Chucky.
Sementara itu Lena semakin manyun dengan pilihan yang diberikan ayahnya. Piliha itu sama seperti bauh simalakama bagi Lena. "Aku nggak akan mengizikan kak Orion pacaran sama kak Arla! Aku berangkat bareng kak Orion!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...