"Are you ready, Lila?"
Senyum Lila terkembang saat melihat pemilik suara yang mengusiknya dari presentasi yang kembali dipelajarinya. Pria yang sudah tiga bulan ini tidak dilihatnya itu pun tersenyum padanya. Dengan tubuh tinggi tegap dan wajah tampannya serta senyum manisnya pria itu mampu membuat wanita manapun kesulitan mengalihkan pandangannya. Tapi sayang tidak dengan Lila. Entah kenapa Lila tidak bisa merasakan hal yang lebih pada pria yang akhirnya mempelajari banyak hal tentang Indonesia dan Islam sejak mengenal Lila.
"Assalamulaikum Theo." Lila memberi salam pada pria yang baru jadi mualaf setahun yang lalu.
"Ah! I'm forget. Waalaikumusalam, Lila." Atasannya itu pun kembali tersenyum. Kemudian pria itu pun menyapa James, Shasa dan Lala yang juga ada di ruangan meeting.
"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Lila pada Theo yang kembali duduk setelah menyapa semua anak buahnya.
"Waiting for you presentation?"
"Really?"
Lila mengertukan kening mendengar hal itu. Kenapa tidak ada yang memberitahunya tentang kehadiran CEO Wonder Inc. ini padanya? Memang hari ini adalah waktunya Lila mempersentasikan hasil temuan tim internal audit. Tapi Lila berpikir bahwa yang datang adalah perwakilan Theo. Tapi entah kenapa pria ini akhirnya mau jauh-jauh datang kesini?
"Or can I say that I miss you? That's why I'm here."
Kursi Lila ditarik dengan kuat menjauhi kursi Theo. Karena tarikan itu begitu tiba-tiba, Lila pun tidak bisa melakukan apapun selain membiarkan kursinya bergulir di atas rodanya.
"You are not allowed." Suara berat dan dalam yang penuh determinasi itu terdengar saat lengan kiri Lila diangkat dari lengan kursi untuk menunjukkan cincinya pada Theo. "She is already mine."
Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Orion. Pria itu sedang memandang Theo dengan tajam. Bisa dibilang Orion sama sekali tidak takut menantang atasannya itu. Tentu saja. Orion bisa dibilang otak dari Wonder untuk meluaskan pangsa pasarnya di negara berkembang terlebih ASEAN. Tapi lebih dari itu, Orion juga tidak akan kesulitan kalau dipecat karena Horison Grup sudah menunggunya untuk mengambil alih pucuk kepemimpinan. Perusahaan kakek Orion itu juga memiliki omset yang bahkan melebihi omset Wonder Indonesia. Karena itu Lila awalnya bingung, kenapa pria itu justru bekerja di Wonder Indonesia.
"Bisakah kita hentikan ini?" Lila melepaskan lengannya dari tangan Orion sambil memutar mata. "Aku bukan mainan untuk kalian perebutkan. Ada hal yang lebih penting yang harus kupersiapkan."
Lila bangkit dari tempat duduknya untuk menemui Shasha yang baru masuk ruangan dan membelalakan mata melihat kejadian yang baru saja terlihat. Tidak perlu ditanya lagi, cewek itu terlihat excited melihat dua pria tampan dengan pesona luar biasa itu saling bersaing satu sama lain. Bahkan saat Lila mengambil copian resume hasil temuan mereka, Shasa masih belum beranjak dari tempatnya.
"Bagaimana kamu bisa membuat dua pria keren itu memperebutkanmu?" Bisik Shasa saat Lila mulai membagikan dokumen ke meja samping Shasha.
"Percaya lah, mereka tidak sedang memperebutkanku. Mereka hanya sedang saling mengadu ego masing-masing untuk menunjukkan dominasi mereka."
-------------------------------------------------------------------------------------------
Orion dapat merasakan ketertarikan Bos Besar Wonder Inc. itu pada Lila dengan jelas. Lihat saja pandangan pria itu yang tidak lepas dari wajah Lila meskipun wanita itu sedang menunjukkan bukti kecurangan yang dilakukan manajer keuangan mereka lewat layar LCD. Meski Orion juga bisa dibilang melakukan hal yang sama. Tapi dia tidak suka kalau ada pria lain selain dirinya yang memandangi Lila. Hanya Orion yang boleh melakukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...