Tiga Puluh Lima

716 68 0
                                    

"Aku tidak percaya Wonder Inc. mempercayakan tim audit internal pada wanita yang memiliki hubungan khusus dengan CEO yang terkait dengan fraud yang sedang terjadi."

Agung Santoso. Pria yang merusak rumah tangga ayah dan mamanya. Ya. Pria inilah yang sesungguhnya jadi orang ketiga di antara orang tua Lila. Bukan Bubun. Hubungan pria itu dengan mamanya bahkan membuahkan anak di luar nikah.

Lila sungguh ingin mendengus dan menampar pria itu. Bagaimana dia memandang rendah Lila karena hubungannya dengan Orion yang jelas-jelas tidak melanggar norma. Sementara dia sendiri justru merebut istri orang.

"Jadi anda mempertanyakan kredibilitasku?"

"Tentu saja." Pria tua itu mendengus. "Bagaimana aku bisa mempercayakan kasus ini pada wanita yang dikenalkan kesana kemari sebagai kekasihnya oleh Orion?"

Lila benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa mamanya jatuh ke pelukan pria licik ini. Ayah Lila jauh lebih segalanya dari pria ini. Dari segi fisik? Ayahnya masih punya badan proposional di usianya yang ke 60 tahun. Sementara pria ini yang tiga tahun lebih muda dari ayahnya, justru terlihat jauh lebih tua dengan badan tambunnya. Tidak perlu membandingkan dari segi sifat, karena jelas terlihat bahwa ayahnya jauh lebih baik dari pria licik dan penuh kedengkian ini.

"Kalau memang begitu kenapa anda tidak meminta Theo untuk menggantikanku?" Lila memberikan senyum dinginnya yang selalu mampu membekukan siapapun lawannya. "Aku akan dengan senang hati menanggalkan jabatanku begitu Theo mempertanyakan kredibilitasku."

Agung Santoso terdiam dengan amarah tertahan yang terlihat jelas. Pria itu tidak bisa menjawab karena tau bahwa CEO Wonder Inc. pusat- Theodore Wilson- tidak akan mempertanyakan kredibilitas Lila. Terlebih untuk hal yang tidak memiliki bukti yang jelas.

"Dan satu hal lagi Bapak Agung Santoso, Orion belum terbukti terkait dengan kasus apapun." Lila bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu dan membukanya lebar-lebar. "Jadi kalau memang tidak ada lagi hal yang berguna, yang ingin anda sampaikan. Silahkan keluar dari ruangan kami. Kami ingin segera kembali bekerja."

Wajah keriput pria itu terlihat semakin memerah karena menahan amarah. Tapi karena tidak bisa membalas perkataan Lila. Agung Santoso pun tidak memiliki pilihan lain selain pergi. Bagaimana pun Lila bukan tipe wanita yang bisa diancam dan diintimidasi. Dia adalah ratu es dari Wonder Inc.

"Inilah ratu es kita." Kata Shasha sambil bertepuk tangan begitu Agung Santoso meninggalkan ruangan mereka dan Lila kembali ke kursinya. "Kamu berhasil mengusir pria yang sejak hari senin merecoki kita, hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit."

Sementara Charlie memutarkan matanya sambil berkata, "He is really a nuisance."

"But my girl kicked his ass perfectly." Suara Orion membuat setiap pasang mata tertuju padanya dengan keterkejutan. "Aku rasa bambi kecilku sudah berubah menjadi siang betina."

Lila mengangkat kedua alisnya saat melihat Orion dengan santainya bersandar di daun pintu sambil menyilangkan lengan di dadanya. Entah sejak kapan pria itu berdiri disana. Satu hal yang pasti, kehadiran dan pose pria itu berhasil membuat Shasha dan Charlie kehilangan focus pembicaraan mereka. Perhatian kedua rekan kerja Lila itu langsung tertuju pada Orion.

"What are you doing here Mr. Orion?" Tanya Lila sambil memandangi Orion yang berjalan kearah mejanya. Entah bagaimana, pria itu bisa berjalan dengan santai tapi terlihat seperti sedang berjalan di atas catwalk. Hingga Shasha dan Charlie tidak bisa melepaskan pandangan mereka.

"Aku mendengar dari penjaga kastil bahwa sang bajak laut mendatangi sang putri. Jadi akupun langsung kesini untuk menyelamatkan sang putri."

Lila menghela nafas panjang sambil menggeleng-geleng atas kelakuan Orion. "Apakah kamu beneran jadi senorak ini?"

"Apakah kamu sebel dengan kenorakanku?" Orion menarik kursi di depan meja Lila hingga dia bisa duduk disamping Lila.

"Sangat."

"Bagus. Misiku berhasil." Kata Orion sambil menyerahkan map hitam pada Lila. "Kamu terlihat lebih manis saat sedang sebel."

Lila sudang bersiap untuk memukul Orion dengan map berisi dokumen lumayan tebal itu saat James berdehem.

"Love birds." Kata James sambil menunjuk Lila dan Orion. "Apa Theo sudah tau tentang ini?"

"Aku sudah menelfonnya." Jawab Orion dan Lila bersamaan. Keduanya pun langsung berpandangan sebelum saling mengerutkan kening. Saling mempertanyakan apa yang masing-masing ceritakan pada pimpinan tertinggi dari Wonder Inc.

"Bagus lah kalau kamu sudah menelfonnya, Little Lil." James berkata sambil kembali ke pekerjaanya memeriksa dokumen. "Karena kita semua tau kalau kamu dan Theo memiliki cerita khusus."

"Jameessss" Lila mengerang saat Orion semakin dalam mengerutkan kening dan mengkat kedua alisnya.

"You deserve it, Little Lil." James tersenyum saat Orion mulai bangkit dan mendekati Lila seperti singa yang mendekati mangsanya. "You gave me headache karena harus berhadapan dengan Agung Santosa saat kamu tidak masuk beberapa hari lalu."

Tentu saja. Tidak ada pembalasan yang lebih berat daripada membuat pria obsesif seperti Orion yang akhirnya mengetahui cerita tentang Lila dengan pria lain. Meskipun itu hanya tentang Bos nya yang pernah menyukai Lila hingga akhirnya mengenal dan memeluk islam.

"Nothing important, Orion." Kata Lila berusaha menghindar.

"Really?" Tanya Orion sambil memutar kursi Lila hingga menghadapnya. Kemudian pria itu meletakkan kedua tangannya di lengan kursi Lila. Hal itu membuat Shasha dan Charlie terkesiap. "Kalau sampai aku menemukan ada sesuatu yang khusus. Aku tidak akan tinggal diam. Kamu akan mendapatkan hukuman dariku."

"Really?" Lila balik menantang. "Kenapa aku tidak takut dengan hukumanmu?'

Orion tersenyum dengan senyum mempesonanya. "Tentu saja. Karena kita akan menikah sesegera mungkin begitu aku mendapati ada sesuatu diantara kalian."

"You are crazy." Kata Lila

"About you." Jawab Orion.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang