Saat menginjakkan kaki kembali di Indonesia, Lila benar-benar berharap bisa melalui tiga bulan ini dengan cepat. Tentu saja bertemu dengan adik tiri dan sahabat dari pria yang dibencinya, bukanlah bagian dari rencana Lila. Tapi lihatlah kejutan demi kejutan yang didapat Lila dalam waktu kurang dari sebulan.
Seakan tinggal satu lantai dan bertetangga dengan Orion tidak cukup mengejutkan. Kini Lila mendapati sahabatnya sejak masa SMP bersama dengan pria yang dibencinya. Benar, Lila tidak mungkin salah. Meskipun Diana kini terlihat begitu cantik dan modis dengan make up dan segala macam fashion brand yang terpasang ditubuhnya. Tapi Lila masih dapat mengenali sahabatnya itu dari rambut ikal indahnya dan cekungan manis dipipinya setiap Diana tersenyum atau tertawa.
Diana dan Orion sedang duduk di restoran steak tidak jauh dari kantor. Sementara disini lah Lila, terdiam ditempat memadangi sahabat yang dirindukannya itu sedang mencoba memegang tangan Orion. Benar. Lila tidak salah lihat, sahabatnya itu sedang 'menggoda' Orion. Dari kibasan rambut ikalnya yang membuat bahu indahnya terekspos serta senyuman berlengsung yang diberikan Diana setiap kali mengatakan sesuatu pada Orion. Lila sama sekali tidak salah menyimpulkan.
Baru beberapa hari yang lalu Lila berhasil mengusir kekhawatirannya saat bertemu adik tirinya dan Win. Kini Lila disuguhi pemandangan yang membuatnya membelalak tidak percaya. Well, Lila memang sama sekali tidak pernah memberi kabar pada Diana. Tapi Lila sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa Diana yang pemalu dan kalem itu berubah menjadi wanita cantik yang penuh percaya diri. Apalagi Diana kini terlihat memiliki hubungan khusus dengan Orion.
"Permisi," Seorang pelayan restoran mengagetkan Lila dari lamunannya. "Apakah anda sudah reservasi?"
Lila hanya menggeleng sambil memandangi pelayan restoran pria itu. Pikirannya belum sepenuhnya pulih dari rasa shock.
"Kalau begitu akan saya tunjukkan meja kosong yang bisa anda tempati." Kata pelayan pria itu dengan senyum ramah. "Untuk berapa orang?"
"Lila, akhirnya kamu datang juga."
Belum sempat Lila menjawab pertayaan pelayan itu, lengannya sudah ditarik seseorang hingga Lila pun berhadapan dengan orang itu. Orion. Pria itu semakin membuat Lila shock dan bingung karena menunjukkan senyum mempesonanya. Kemudian tanpa disangka-sangka pria itu mencondongkan tubuhnya hingga kepalanya tepat berada disamping kepala Lila. Tepat dimana telinganya yang tertutup hijab berada.
"Please. Kali ini aja. Tolong aku." Bisik pria itu tepat di telinga Lila.
Lila menjadi semakin bingung dengan keadaan sekitar dan apa yang dikatakan Orion. Karena itu dia merasa seperti orang bodoh saat Orion menariknya mendekat dan Lila hanya diam saja.
"Maaf. Dia bersamaku." Kata Orion pada pelayan itu. Pelayan itu pun pergi begitu saja.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Lila akhirnya sadar dari rasa shocknya saat Orion menyeretnya ke tempat dia meninggalkan Diana. Lila pun segera menarik lengannya dari cengkeraman tangan Orion. Sehingga pria itu pun terpaksa berhenti dan berbalik pada Lila.
"Sayang, aku tau kamu marah." Kata-kata Orion itu kembali membuat Lila shock. Apa yang sedang dikatakan pria ini? "Tapi ini semua benar-benar kebetulan semata. Dia menghampiriku saat aku sedang menunggumu."
Pria ini sudah benar-benar gila. Lila benar-benar tidak tau apa yang sudah merasuki pria ini hingga berani-berani nya dia memanggilnya 'sayang'. Kalau saja mereka sedang tidak berada di tempat umum, pasti Lila sudah menampar Orion atas kelancanganya.
"Kamu benar-benar sudah gila." Kata Lila sebelum berbalik dan meninggalkan Orion dan restoran itu.
Saat Lila berpikir bisa meninggalkan pria yang sudah kehilangan akal itu. Dalam beberapa saat Orion sudah ada disampingnya saat Lila baru berjalan beberapa langkah keluar dari restoran itu. Pria itu dengan santainya memasukkan dompet pada saku jas nya sambil menyamai langkah Lila.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA
RomanceSeperti hal nya kotak terlarang itu, kenangan masa lalu bisa menjadi sumber segala masalah. Sebagaimana sulitnya menemukan kotak itu, menemukan kebenaran dari kenangan masa lalu bukanlah hal yang mudah. Sama seperti isi kotak pandora, kebenaran dari...