Dua Puluh Tiga

718 60 0
                                    

"Waalaikumusalam, Hai sayang." Suara ceria tante Linda selalu mampu menular pada Lila. "Kamu sehat-sehatkan disana? Gimana pekerjaanmu?"

"Hai Kak Lila!"

Melalui layar ponselnya Lila melihat melambaikan tangannya pada si kembar Dimas-Dinda yang menyusup ke depan kamera ponsel mama mereka. Mereka terlihat sedang di taman, karena perbedaan waktu London-Jakarta, kemungkinan mereka sedang mampir ketaman setelah pulang sekolah. Lila benar-benar kangen dengan si kembar yang biasanya diantar jemput olehnya. Sepupunya yang selalu berhasil membuatnya tersenyum dan tertawa.

"Dimas-Dinda, I got this!" Lila pun menunjukkan satu set wayang kulit mini yang diminta si kembar ke kamera.

"yeay! Thank you Kak Lila." Dimas melompat-lompat di belakang ibunya.

"Thank you so much Kak Lila. We love you." Sementar Dinda menunjukkan tanda hati dengan jari manis dan jempolnya. Di usia 7 tahun anak itu sudah mengenal boyband korea karena bersahabat dengan anak dari pasangan Korea Selatan yang tinggal di London.

"Love you too, guys." Lila membalas dengan tanda yang sama.

Tante Linda ikut berterima kasih pada Lila kemudian meminta si kembar untuk kembali bermain dengan teman-temannya. Tapi tante Linda tidak langsung bertanya apapun pada Lila. Tante Linda hanya diam dan mengamati wajah Lila. Itulah kenapa Lila tidak suka menghubungi tantenya via video call. Tante Linda selalu dapat membaca suasana hatinya bagaimanapun Lila meperlihatkan ekspresinya. Tapi sayangnya tante Linda tidak mengizinkan Lila menghubunginya melalui media lainnya.

"Tante Linda, ada yang ingin kutanyakan." Lila akhirnya memulai untuk mendapatkan jawaban yang sudah berputar di kepalanya selama dua hari.

"Tentu, Kamu tidak akan menghubungiku tanpa sebab." Tante Linda tersenyum hangat.

Lila menatap langsung ke mata tantenya lewat kamera ponselnya. "Tante kenal pria bernama Agung Santosa?"

Gambar di layar ponsel Lila tiba-tiba berubah dari wajah tantenya ke beberapa gambar tidak jelas hingga akhirnya berwarna pink sepenuhnya. Kemungkinan ponsel yang tante linda gunakan jatuh dari tangannya. Kalau melihat baju yang digunakan Tante Linda, kemungkinan ponsel nya jatuh ke panggkuannya.

"Tante? Tante Linda?"

Setelah beberapa saat berlalu layar ponsel Lila kembali menunjukkan wajah tante Linda. Tapi wajahnya yang tadinya terlihat ceria dan berseri, kini terlihat pucat. Sisa keceriaan itu sudah hilang dan berganti dengan kekhawatiran dan kerut dikeningnya. Juga rasa shock yang membenarkan tebakan Lila tentang ponselnya yang jatuh.

"Darimana kamu mendapat nama itu? Apa kamu bertemu ayahmu?"

Lila menggeleng. "Aku tidak bertemu dengannya. Aku justru bertemu langsung dengan pria bernama Agung Santosa itu."

Tante Linda mencoba membuka mulut tapi tidak ada suara yang keluar. Jelas terlihat kehangatan di matanya kini telah menghilang dan berganti menjadi keterkejutan yang bercampur dengan kekhawatiran.

"Aku menemukan foto mama di liontin kalungnya yang tertinggal." Ucap Lila. Karena sepertinya tantenya memiliki jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat di kepala Lila sejak saat itu. Maka tidak ada yang perlu ditutupi dari tantenya.

Mata tante Linda kini semakin melebar. Tante Linda bahkan menutup mulutnya dengan tangan. Jelas tantenya tidak menyangka kalau Lila akan mengalami hal itu.

"Sayang, kita tidak bisa membicarakannya lewat video cal." Tante Linda akhirnya kembali berbicara. "Aku akan segera ke Indonesia. Mungkin sudah saatnya kamu mengetahui segalanya, Arla. Tante tidak peduli lagi kalaupun ayahmu tidak akan memaafkanku. Tunggulah tante, Arla."

Ini adalah pertama kali tantenya memanggil Lila dengan nama aslinya dalam sebelas tahun Lila berganti nama. Sehingga Lila semakin yakin bahwa pria bernama Agung Santosa itu adalah bagian dari masa lalunya yang tidak Lila ketahui. Masa Lalu yang kini menjadi penuh misteri dan kejutan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karena pikirannya disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab sejak pria bernama Agung Santosa mendatangi kantornya tiga hari yang lau, Lila hampir saja melupakan janjinya pada Orion. Kalau saja Lila tidak melihat kotak hadiah berwarna merah di mejanya. Serta stick notes yang ada di atasnya, Lila tidak akan ingat kalau besok ini adalah hari pernikahan Win.

Semoga kamu suka

Pakailah untuk besok

-Orion

Lila mendapati terusan berwarna hijau muda dengan tile bordir bunga berwarna peach dan merah yang sederhana namun indah, lengkap dengan kerudungnya yang berwarna hijau senada. Lila menempelkan terusan yang terbuat dari bahan yang lembut itu ke tubuhnya. Entah bagaimana Orion bisa mendapatkan baju dengan ukuran yang pas dengan Lila. Panjang gaunnya pas. Begitu pula lebar baju yang sama sekali tidak ketat tepat seperti yang Lila sukai.

"Wow. That's so pretty." Charlie yang baru datang tepat pada saat Lila menempelkan gaun indah itu, langsung mendatangi Lila dan memutar badan Lila ke kiri dan kanan. "It's so prefect for you."

"Kamu pasti akan terlihat semakin cantik dengan gaun itu." Shasa yang baru meletakkan tas nya di meja ikut bergabung. "Dari siapa?"

Lila tidak menjawab dan berusaha meraih stick note kuning yang tergeletak di mejanya. Tapi sayangnya Charlie lebih dulu melihat dan mengambilnya. Kedua rekannya itu langsung berteriak-teriak penuh semangat saat mengetahui pengirim gaun ini. Mereka pun sibuk berceloteh satu sama lain tentang tebakan mereka atas hubungan Lila-Orion.

"Hai girls, good things happened? You looked so excited." James yang baru datang ikut bergabung. Dia pun segera menyambar stick note yang diulurkan Shasa padanya. Dalam sekejap mata James pun membelalak tidak percaya. "Wow, You have a date tomorrow?"

"Please." Lila menghela nafas dan mulai melipat kembali gaunnya. "Kami hanya akan pergi ke pesta pernikahan bersama. Tidak lebih."

"Tapi dia membelikanmu gaun indah itu." Kata Shasha yang masih excited. "It's so sweet. Dia tidak hanya tampan, keren, hot dan sexy. Tapi juga romantis."

"Shasha, please." Lila geleng-geleng melihat kekaguman Shasha pada Orion. Itu adalah nada yang sama yang biasa digunakan Shasha saat membicarakan bias aktor drama Koreanya.

"But, is there something special?" tanya James yang juga masih tidak percaya dengan perkembangan hubungan Orion dan Lila.

"Believe me. Special things will never happen between me and Orion." Sangkal Lila. Dia menggeleng untuk mengusir desiran di hatinya saat mengingat beberapa kejadian antara dia dan Orion akhir-akhir ini.

"But nothing impossible little Lil." James berkata saat melihat pipi Lila sedikit memerah meski sedang menyangkal pertanyaanya. James yakin pasti sudah terjadi sesuatu antara ratu es mereka dan CEO muda itu. Apa pun itu, James berdo'a semoga hubungan mereka tidak berimbas pada team mereka. Terutama kredibilitas Lila sendiri. 

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang