Dua Puluh Empat

725 57 0
                                    

Lila kembali memeriksa penampilannya di cermin sebelum membuka pintu untuk pria yang sudah menekan bel apartementnya. Pagi ini Lila memakai make up yang cukup untuk menghadiri garden party yang diadakan Win. Tentu saja make up yang membuatnya semakin cantik itu adalah hasil karya Shasha dan Charlie yang sudah kembali ke unit mereka. 

Lila tersenyum sesaat sebelum memutar kenop pintu. Meski tidak akan pernah mengakuinya pada Orion. Tapi Lila menyukai gaun dan kerudungnya. Dia memadukan dress itu dengan tas tangan hijau tua dan heels tujuh sentimeter dengan warna senada.

"Assalamualaikum Li..." Orion terdiam saat Lila muncul dari balik pintu.

Orion yang malam itu tampil semakin mempesona dengan kemeja warna hijau muda, dasi yang sewarna dengan tas Lila, serta jas dan celana berwarna cokelat muda itu memandangi Lila selama beberapa. Lila berani bertaruh bahwa Shasa dan Charlie akan semakin excited melihat penampilan Orion sekarang. Untunglah Lila sudah menyuruh mereka kembali ke apartement mereka.

Dengan penampilan seperti model yang akan berjalan di catwalk seperti ini. Lila yakin kalau setiap manusia berkromosom XX tidak akan melepaskan pandangannya dari Orion sekali mereka melihatnya. Sayangnya Lila harus membekukan hatinya karena seperti yang dikatakannya pada James tadi pagi, tidak akan ada sesuatu yang terjadi diantara mereka. Bagaimana pun pria itu membuat hatinya berdesir.

"Waalaikumusalam." Lila tersenyum "Kita berangkat sekarang?"

Orion tidak menjawab. Dia justru memandangi senyum Lila yang sedikit bertahan lebih lama diwajahnya.

"Orion?" Lila menepukkan kedua tangannya di dapan wajah Orion. "Kita berangkat sekarang atau bagaimana?"

Orion mengerjap beberapa kali sebelum mengangguk. "Iya, Kita berangkat Sekarang, akadnya akan segera dimulai."

---------------------------------------------------------------------------------------------

Orion tidak bisa melepaskan pandangannya dari Lila. Bahkan saat dia sedang mengemudikan mobilnya, berkali-kali dia memandang wanita itu lewat sudut matanya. Malam ini Lila terlihat lebih cantik dan mempesona dalam balutan gaun hijau panjang dan kerudungnya. Wanita itu benar-benar tidak perlu menunjukkan lekuk tubuhnya atau memakai make up tebal. Bahkan kacamatanya masih bertengger di hidungnya sama sekali tidak mengurangi daya tariknya. 

Lihatlah apa yang diperbuat wanita itu pada Orion. Saat Orion melihat Lila pertama kali dalam gaun yang dipilihnya sendiri itu, Wanita itu sukses membuatnya kehilangan kata-kata. Dan sejak saat itu, Orion tidak bisa melepaskan pandangannya darinya. Gaun itu benar-benar sempurna untuk Lila. Orion harus berterima kasih pada istri Tommy yang telah membuat gaun itu.

"I caught you, miss Lila." Orion tidak bisa menahan senyum saat dari sudut matanya dia mendapati Lila diam-diam sedang mengambil fotonya. Ada untungnya juga dia mencuri-curi pandang pada Lila dari sudut matanya.

Orion mendapati pipi Lila memerah saat menoleh pada Lila begitu dia menghentikan mobilnya karena lampu lalu lintas berubah merah. Hal itu membuat Lila semakin manis. Apalagi saat Lila menggeleng-geleng untuk menyangkal.

"Believe me. It's not for me. The girls was asking me to take your photo." Lila menunjukkan layar ponselnya pada Orion.

Dengan memanfaatkan kelengahan Lila karena malu, Orion merebut ponsel Lila. Dengan cepat Orion membaca group chat yang diberi nama 'IAG'. Orion yakin itu kepanjangan dari Internal Audit Girl karena yang aktif dalam grup chat itu adalah Shasha, Charlie dan Lila. Hal terakhir yang mereka bahas adalah penampilan Orion. Meksi bukan itu yang menarik perhatian Orion.

Foto Lila dalam balutan gaun dan kerudung hijau itu lah yang menarik perhatian Orion. Terlihat kalau teman-temannya meminta Lila mengirimkan fotonya dalam gaun yang dibelikan Orion. Lila pun akhirnya mengirimkan foto refleksinya dalam cermin full body lengkap dengan senyum di wajahnya. Tentu saja Orion tidak akan melewatkan kesempatan itu. Jarinya pun dengan cepat bergerak lincah di layar ponsel Lila untuk memanfaat kesempatan langkah itu.

"Oke, aku percaya." Orion mengembalikan ponsel Lila kemudian membuka ponselnya sendiri dan menggeser-geserkan jari pada layar ponselnya.

Dengan tampang polos seakan dia tidak melakukan hal yang bisa membuat Lila sebal, Orion kembali menginjak pedal gas dan mengemudikan mobilnya. Bagaimana pun lampu lalulintas sudah berubah menjadi hijau.

"What did you do?"

Tidak butuh waktu lama seperti prediksi Orion. Lila pun mengetahui apa yang barusan dilakukan oleh Orion. Bagaimanapun kecerdasan Lila adalah salah satu hal yang dikagumi Orion pada wanita itu. Jadi dia tidak heran kalau Lila akhirnya mendapati Orion mengirim gambar Lila dari grup chatnya ke chat pribadi Orion, hanya dalam waktu kurang dari semenit.

"Eye to eye, Miss Lila." Orion tersenyum tanpa memandang Lila.

"But it wasn't for me." Protes Lila.

"Yeah. But you got my picture. I got your picture. It's fair."

Hening sejenak. Kemudian Orion pun dapat mendengar Lila menghela nafas sebal. "I was just stupid."

"No. you are just wonderful."

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang