EPILOG

1.2K 75 15
                                    

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Lila Anindita Ganendra Binti Andi Ganendra dengan..."

Senyum tidak pernah lepas dari wajah Lila yang duduk di gazebo bersama Bubun. Dari tempatnya Lila dapat melihat dan mendengar dengan jelas bagaimana Ayahnya dan Orion bertukar ikrar akad nikah atas namanya. Meski Orion sendiri yang memunggunginya, tidak dapat melihatnya.

Ya. Pada akhirnya Lila memutuskan untuk tetap memakai nama 'Lila'. Karena dia tidak ingin kembali hidup sebagai Arla yang telah menyakiti banyak orang yang disayanginya karena ketidaktahuannya. Karena saat dia kembali dengan nama Lila semua terungkap dan dirinya akhirnya menemukan cinta lamanya yang terpendam dalam kebencian. Tapi karena dia begitu menyayangi ayahnya, Lila akhirnya memutuskan untuk tetap memakai nama tengah dan nama keluarganya. Sehingga namanya sekarang adalah Lila Anindita Ganendra.

"Ayo kita temui suamimu." Bubun bangkit sambil membantu Lila bangun. "Dia pasti sudah tidak sabar bertemu denganmu."

Berjalan diantara tamu undangan yang hanya terdiri dari keluarga dan kenalan dekat, Lila tidak bisa menahan senyumnya. Terlebih saat Tom-tom yang kini sudah menggendong bayi perempuan manis, mengedipkan satu matanya pada Lila. Begitu pula Win yang mengacungkan jempolnya. Bahkan Diana pun ada disana. Meskipun mereka sudah tidak lagi menjadi sahabat seperti saat SMA. Tapi Lila masih berhubungan dengan temannya itu, meski Orion menunjukkan ketidaksetujuannya mengingat Diana pernah menamparnya.

Pandangan Lila beralih pada pria yang sudah berdiri dari tempat duduknya itu. Pria yang kini sudah sah menjadi suaminya itu tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari Lila. Begitu pula Lila yang kesulitan mengalihkan pandangan pada pria yang terlihat begitu mempesona dengan setelah berwarna cokelat muda itu.

Orion. Seseorang yang dikenalnya selama 25 tahun. Cowok yang dibencinya selama 12 tahun. Pria yang dinikahinya dalam waktu tiga bulan setelah dia melamar Lila. Tapi Lila tidak bisa memastikan sejak kapan hatinya dimiliki pria yang kini mengulurkan tangannya pada Lila itu. Mungkin sejak 25 tahun yang lalu. Atau 12 tahun yang lalu.

Entahlah. Tapi satu hal yang pasti. Orion selalu mempu mencuri hatinya setiap saat. Dengan mudahnya pria itu membuat hati Lila berdebar, semudah gengaman tangan hangatnya yang besar. Semudah senyum yang disunggingkan wajahnya. Dan semudah, nama Lila keluar dari mulutnya.

"Lila, istriku." Bisik Orion di telingan Lila saat pria itu berhasil menarik Lila mendekat ke sisinya. "Sudahkan aku bilang kalau hari ini kamu begitu cantik hingga aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu?"

Dengan rasa gemas yang ditahan, Lila mencubit lengan Orion. "Kamu tau? Ketampananmu langsung hilang begitu kata-kata norak itu keluar dari mulutmu."

Perkataan Lila sama sekali tidak menghentikan Orion. Pria itu justru menarik Lila lebih dekat padanya dan mencium keningnya sambil berkata. "Inilah ratu es ku. Tidak peduli setajam apa perkataanmu. Tapi aku tau pasti kamu mencintaiku."

Lila ingin membalas. Tapi deheman dari penghulu membuat orang-orang disekitar mereka tertawa.

"Kalau kalian tidak segera menandatangi buku nikah ini, kalian bisa di tangkap satpol PP. karena bikin para jomblo iri." Celetuk sang penghulu.

--------------------------------------------------------------------------------------

Ayra's Note:

Sekali lagi terima kasih sudah membaca Pandora sampai akhir. Terima kasih vote nya. Semoga kalian mendapatkan banyak hal dari cerita ini.  

Sebagai bentuk terim kasih atas dukungan kalian pada "Pandora", Ayra sudah siapkan Korean Drama Version dari "Pandora".

Tetap ikuti dan vote untuk karya-karya Ayra selanjutnya. 

Love you all.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang