Puisi: Tanpa Dan

174 7 0
                                    

Gadis itu akan selalu berumur delapan belas tahun kala kau mengingatnya.
Mungkinkah sekarang, ataupun nanti,
Bayang wajahnya 'kan sampai pula dalam benakmu.

Kukatakan aku tahu segala hal tentangnya, begitu pula denganmu.
Namun kau tak ayal gelombang yang beriak pada bibir pantai
Dengan mudah menghapus jejak sang pasir, lalu berangsur kembali, berpulang pada samudra yang telah menanti.

Lalu suatu ketika, lewat hantaran sang ombak, sampai pula kau pada kediamannya.
Namun kedua pintunya tak lagi tertutup rapat, begitu pula pada jendela yang biasa sering kau ketuk,
Demi menghalau masa yang telah lalu hadirkan kembali mendung pada wajahnya.

Lalu kembali pada suatu ketika di mana pintu telah dibukakan untukmu,
Kau dapati gadis itu telah membujur, melantai bersama gigitan terakhir,
Atas sebuah apel yang kau sangka mampu merebut hatinya :

namun merenggut pula jiwanya.

"Dua hati takkan pernah mampu kauraih," batinnya berbisik penuh pilu.

Toh, ombak pun akan mengembalikanmu pada samudra yang telah menanti.

Kota Hujan, 17 Mei 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang