Puisi: Temu Jemu

115 4 0
                                    

Kamu sibuk mengotak-atik kata,
Juga merombak diksi yang patah,
Serta menyunting sajak demi sajak,
Yang kemudian berakhir hanya dalam tempat sampah.

Kamu terlalu sibuk memantau, mengambil ancang-ancang, lalu berdiam sebagai pecundang.
Duapuluh empat tangga berhasil kamulewati,
Namun satu anak tangga saja kauhindari
Sebab dia berdiri di sana, menggandeng masa lalunya.

Tak jemu kamu berkoar-koar pada khalayak: ada rasa yang harus dibalas atau asa yang mesti diasah.
Apalah arti untaian kata persuasi tanpa realisasi?

Aku ini jemu jelak, sebab oleh rayuanmu.

Kota Hujan, 4 Agustus 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang