Tubuhmu kurus, belum sampai kulit bungkus tulang.
Lagakmu selalu sama, tidak pernah berubah.
Bersama kawananmu, kalian senang melantai
Di depan emperan kelas, menyandung kaki para junior yang memelas.Pada lorong-lorong waktu, kamu senang memakai jaket.
Sebab nostalgia terlalu dingin dan nyilu bagi tulangmu.
Bersembunyi dari guru killer adalah keahlian,
Dan mengencani adik kelas adalah daya tarik.Kamu punya 1001 cerita,
Duapuluh tiga hari untuk mencuri,
Atau tiga bulan untuk memutuskan,
Pencuri hati bukan kejahatan sejati, bukan?Lalu suatu waktu, aku duduk di sampingmu.
Ikut menyandung kaki para junior yang memelas,
Dan kita sama-sama menahan tawa, saat bersembunyi dari guru-guru killer
Atau dari patah hati kita sendiri."Kapan-kapan aku masih boleh kan, duduk di sampingmu?"
Begitu tanyamu pada suatu sore, kala kita hanya sebatas kekasih yang tinggal kenangan.
Kota Hujan, 4 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen Dan Puisi
General FictionAntologi Cerpen Dan Puisi berisikan kumpulan puisi dan cerpen dan terkadang berisi kumpulan catatan yang murni dibuat sendiri oleh author sebagai pengisi waktu luang. Segala hal yang tertulis di sini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung sia...