Kita masih seputar kisah lama, yang lama-lama terkisah kembali.
Lewat telepon, aku menabung rindu,
Yang setahun sekali dapat kaudengar dari bibirku.
Sedang aku menuai bungkammu yang selalu kaubicarakan."Aku akan datang," kataku girang, bersua menantang jarak.
Kamu berhutang senja dan sebuah pelukan hangat,
Dan aku tak sabar duduk di dalam pesawat.
Nantinya awan kalah menatapku, yang melambai padanya dari atas.Namun kamu selalu bungkam.
Mungkin lelah dengan hubungan jarak jauh,
Atau ingin menetap pada rumah sang selir, yang tadinya hanya tempat perteduhan.Lalu pada suatu sore aku tak lagi menelepon.
Tangisku pecah menambah jarak yang membentang.
Kamu takkan lagi mendengar suaraku,
Memang kita ini seputar kisah lama, yang tidak lagi akan dikisahkan.Namun pada esok sorenya, lewat telepon kamu bersua,
"Datanglah, pun satu hari amatlah berharga."Kini, giliran aku yang bungkam.
Kota Hujan, 4 Agustus 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen Dan Puisi
General FictionAntologi Cerpen Dan Puisi berisikan kumpulan puisi dan cerpen dan terkadang berisi kumpulan catatan yang murni dibuat sendiri oleh author sebagai pengisi waktu luang. Segala hal yang tertulis di sini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung sia...