Segala yang kulihat padamu adalah hitam pekat.
Tak lupa dengan kepulan asap itu,
Yang saban hari menghiasi aroma tubuhku
Dan lalu membentuk awan-berawan dalam toraksku.Segala yang kulihat padamu adalah hitam pekat: ujung kepala hingga kaki.
Bersama bongkahan cinta yang katamu cinta mati,
Namun warnanya hitam sepekat kopi.Lagi, segala yang kulihat padamu adalah hitam pekat.
Jiwaku berseru pada radioaktif,
Kalau saja korneaku melihat mahakarya lain selain hitam,
Dan juga bayang wajahmu.Terakhir, Sayang,
Segala yang kulihat padamu adalah hitam pekat:
Antara kematian yang semakin membayang,
Atau dendam padamu yang terlalu pekat?Kota Hujan, 24 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen Dan Puisi
General FictionAntologi Cerpen Dan Puisi berisikan kumpulan puisi dan cerpen dan terkadang berisi kumpulan catatan yang murni dibuat sendiri oleh author sebagai pengisi waktu luang. Segala hal yang tertulis di sini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung sia...