Aku patah menyulam kenangan,
Atau menyelam dalam tangismu.
Rinduku (dulu) hanya wajahmu.
Seperti dua kepala satu tubuh, harapku kita selalu bersama.Namun waktu sewaktu-waktu layaknya bumerang.
Kaulihat kembali kenangan datang bersama undangan,
Kapal yang berlabuh pada lain tempat, sedang labuhan lama rusak diterjang badai:
Hatiku kini menetap pada lain nama.Dan lama-lama kau pun harus pergi, mencari labuhan baru,
Bersama rindu yang bersisa abu.Kota Hujan, 4 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen Dan Puisi
General FictionAntologi Cerpen Dan Puisi berisikan kumpulan puisi dan cerpen dan terkadang berisi kumpulan catatan yang murni dibuat sendiri oleh author sebagai pengisi waktu luang. Segala hal yang tertulis di sini sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung sia...