Drabble: Dia

157 6 2
                                    

Sekiranya pelajaran ini yang selalu menghantuinya di setiap Senin malam. Sekiranya pelajaran ini yang selalu menyita waktu luangnya untuk bermain gitar. Sekiranya pelajaran ini yang selalu menyita otaknya.

Puncaknya adalah hari itu ketika ia dengan ragu mengumpulkan tugas Fisika. Ia yakin tugas yang telah iakerjakan selama hampir seminggu itu takkan membuahkan atau menghasilkan nilai di atas rata-rata. Sekiranya itu yang ia tahu.

Namun takdir berkata lain. Kenyataan bak ulat yang tak disangka mampu menghasilkan kupu-kupu yang indah tiba-tiba menyadarkannya bahwa Fisika tidaklah serumit itu.

Dan begitulah sekiranya. Ia diikutsertakan dalam olimpiade Fisika. Dengan bermodalkan usaha dan 'Bismillah', ia berhasil membawa pulang piala emas dan juga mengharumkan nama sekolahnya.

Namun tak disangka dengan hanya menyalakan lilin kecil di dalam rumahnya, ia berubah menjadi sangat sombong. Merasa tak ada yang tak mampu menyainginya membuatnya terbang dan tak lagi menyentuh bumi. Bahkan anak ayam itu berani menantang sang ayam yang telah memberinya makanan untuk hidup.

Dan sekiranya begini akhirnya. Namanya tenggelam dalam lautan kesombongan. Siapa yang mengenal dia? Tak satupun.

Kota Hujan, 15 Juni 2019

Antologi Cerpen Dan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang