4° Way Back Home

2.1K 167 1
                                    

Kamu tidak sendiri. Kamu bisa mengandalkanku. Jika kamu lelah, kamu bisa berhenti sejenak.

***

Jisoo membantu Chaeyoung berkemas karena tangan kanan Chaeyoung masih di bebat.

"Jisoo, aku bisa melakukannya sendiri." Protes Chaeyoung yang hanya bisa melihat Jisoo bulak-balik untuk membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam koper.

"Diem aja deh. Kamu tuh masih sakit." Jisoo tidak menanggapi keluhan Chaeyoung. Ia malah melanjutkan membereskan baju-baju yang masih berada di lemari.

Semenjak Chaeyoung diperbolehkan untuk pulang, Jisoo selalu datang ke apartemennya dari pagi sampai malam. Kalau Chanyeol, bahkan ia sempat menginap kalau-kalau Chaeyoung membutuhkan sesuatu di malam hari. Walaupun gadis itu menolak, mereka tetap memperlakukannya seperti anak kecil yang baru bisa berjalan. Kadang Chaeyoung dibuat jengah dengan kelakuan mereka yang sangat memanjakan dirinya.

"Kak Chanyeol sebentar lagi dateng." Kata Jisoo.

"Aku ga nanya." Balas Chaeyoung acuh.

"Cuma ngasih tau. Kali aja penasaran." Jisoo menggoda Chaeyoung namun gadis itu sama sekali tidak peduli kakaknya akan datang atau tidak. Toh kehadiran Chanyeol tidak terlalu penting di hidupnya.

Suara pintu terbuka membuat kedua gadis yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing menoleh dan melihat Chanyeol masuk dengan membawa kantong plastik.

"Kakak bawa makan siang. Ayo makan dulu!" Ajak Chanyeol. Jisoo, yang notabenenya sangat suka makan, langsung menghambur ke arah dapur, meninggalkan barang-barang Chaeyoung yang masih berserakan di lantai.

"Kakak bawa apa?" Seru Jisoo antusias.

"Kakak bawa bento. Ini recommended katanya." Jelas Chanyeol tak kalah antusias. Semakin jelas mata Jisoo berbinar-binar.

"Wah! Ayo makan! Chaeyoung, sini! Kita makan dulu!" Saking senangnya Jisoo tidak sadar salah memanggil nama.

"Ga laper." Tolak Chaeyoung ketus. Mereka sudah biasa menghadapi sikap Chaeyoung yang keras kepala.

"Ini enak! Bener-bener recommended banget!" Seru Jisoo saat mencicipi bentonya.

"Chaeyoung, bentonya bener-bener enak! Kamu ga boleh kelewatan! Apalagi ada yakinikunya!" Tambah Chanyeol. Sebenarnya Chaeyoung lapar tapi ia menjaga gengsinya. Apalagi ia sangat menyukai yakiniku. Kakaknya benar-benar pintar menyogok dirinya.

"Lama!" Tanpa Chaeyoung sadari, Chanyeol sudah berdiri di sampingnya. Dan tanpa persetujuan Chaeyoung, ia membopong gadis itu ke meja makan walaupun Chaeyoung berteriak minta diturunkan.

"Sekarang makan. Kamu udah terlalu kurus. Jangan sampe sakit. Besok kita pulang." Chanyeol menasehati. Mau tak mau Chaeyoung memakan bento yang dibelikan kakaknya itu. Jisoo dan Chanyeol makan sambil mengobrol, sedangkan Chaeyoung memilih diam dan menikmati makanannya.

---

Chanyeol membawakan koper milik Chaeyoung. Sedangkan Jisoo membantu Chaeyoung berjalan karena kakinya masih sakit akibat kecelakaan waktu itu. 10 menit yang lalu mereka sampai di bandara. Sekarang mereka sedang menunggu pesawat yang mereka naiki lepas landas.

Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara mereka. Karena itu Chaeyoung memilih untuk melihat keluar jendela.

"Rose?" Chaeyoung menoleh saat seseorang memanggil namanya.

"Kak Sungjae?!" Terlihat jelas binar mata Chaeyoung saat melihat orang yang memanggilnya adalah Sungjae.

"Wah, kebetulan kita ketemu disini! Kamu mau pulang ke Korea?" Tanya Sungjae antusias.

"Iya. Kak Sungjae juga mau pulang?" Tanya balik Chaeyoung.

"Iya. Aku ke terima jadi trainee di salah satu agensi." Ucapnya memberi kabar bahagia.

"Hebat! Semoga kakak bisa debut!" Ucap Chaeyoung dengan hati gembira.

"Rose, dia siapa?" Tanya Jisoo yang sedari tadi penasaran siapa laki-laki yang mengobrol bersama sahabatnya itu.

"Namanya Yook Sungjae. Dia partnerku kalau kita ikut perlombaan menyanyi atau mengisi acara. Oh, dia juga berkebangsaan Korea. Makanya aku gampang deket." Jawab Chaeyoung antusias. Jisoo mengangguk paham.

"Yook..Sungjae?" Gumam Chanyeol.

"Anda memanggil saya?" Tanya Sungjae yang mendengar namanya dipanggil.

"Ah, bukan begitu. Sepertinya saya pernah mendengar nama anda. Tapi saya kurang ingat dimana saya mendengarnya." Jawab Chanyeol jujur.

"Oh, begitu. Mungkin nama saya pasaran." Canda Sungjae.

"Kak Sungjae nanti tinggal dimana? Kita masih bisa ketemu kan?" Tanya Chaeyoung.

"Aku di Seoul. Nanti aku akan menghubungimu." Sungjae mengangkat ponselnya tanda ia akan menghubungi Chaeyoung nanti.

"Aku menantikannya." Balas Chaeyoung dengan senyuman terbaiknya.

"Kalau gitu, aku ke depan. Kursiku di depan. Sampai jumpa, Chaeyoung dan teman-temannya!" Pamit Sungjae. Ia pun berlalu dari hadapan mereka bertiga.

"Kamu menyukainya?" Tanya Chanyeol selepas Sungjae pergi dari hadapan mereka.

"A-apa maksud kakak? Aku tidak mengerti." Chaeyoung mengelak padahal jelas-jelas gadis itu terlihat menyukai Sungjae.

"Kamu manggil 'kakak' barusan?" Chanyeol malah salah fokus pada kata yang diucapkan adiknya tentang dirinya. Chaeyoung tertegun. Apa benar tadi dia berucap seperti itu?

"M-mungkin anda salah dengar. Saya mau tidur." Karena tidak ingin ditanya lebih lanjut, Chaeyoung memutuskan untuk tidur. Lagipula perjalanan masih jauh.

Lain dengan Chanyeol yang merasa senang karena adiknya mengucapkan kata 'kakak' setelah sekian lama ia tidak mendengarnya.

---

Korea, Seoul

"Chaeyoung, kita udah sampe." Jisoo mengguncangkan pelan tubuh Chaeyoung.

"Oh, udah sampe." Gadis itu berbenah diri, merapihkan rambut dan bajunya yang sedikit kusut.

"Kalian duluan ke lobby. Kakak mau ambil barang-barang kita." Perintah Chanyeol yang diangguki dua gadis yang bersamanya. Sesampainya mereka di lobby, tidak lama setelah itu Chanyeol datang dengan membawa koper mereka.

"Jemputan kita udah di parkiran. Ayo!" Mereka bertiga pun berjalan ke parkiran. Setelah menemukan mobil yang menjemput mereka, ketiga orang itu pun pulang ke rumah. Sebelum pulang ke rumah, Chanyeol dan Chaeyoung mengantar Jisoo ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah Chanyeol.

"Makasih udah nganter sampe depan rumah. Rose, aku akan main nanti!" Janji Jisoo.

"Baiklah. Aku menantikannya." Balas Chaeyoung antusias.

"Pak, pulang." Perintah Chanyeol pada supirnya. Supir pun menancap gas menuju rumah. Mendadak perasaan Chaeyoung tidak enak. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya. Badannya pun mendadak menegang.

"Ga apa-apa. Ada kakak." Chanyeol menggenggam erat tangan Chaeyoung, berusaha untuk menenangkannya. Chaeyoung menoleh dan melihat Chanyeol tengah tersenyum padanya.

"Tuan, sudah sampai." Kata supirnya.

"Ayo turun!" Chanyeol turun duluan dan membukakan pintu untuk Chaeyoung. Ia membantu Chaeyoung berjalan dan membiarkan supirnya yang membawakan barang-barangnya. Sesampainya di pintu, Chanyeol menekan bel. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya.

"Chanyeol, kamu pulang, nak?" Wajahnya sumringah mengetahui anak laki-lakinya sudah pulang.

"Iya, ma. Lihat, aku bawa siapa?" Chanyeol melirik Chaeyoung.

"Ini siapa?"

DEG


################################

Maaf lama update :' lagi banyak kegiatan hehe

Enjoy this story!

Love you, readers!

I'll be Your Man • PCY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang