Kumohon tetaplah di sisiku meski hanya sekejap
Hingga aku bisa tersenyum saat melihatmu***
Chaeyoung bersandar di tembok depan pintu ruangan Chanyeol. Ia menatap pintu itu dengan nanar. Sejak 1 jam yang lalu, Chanyeol belum mau membukakan pintu untuknya. Tapi gadis itu tidak ingin menyerah. Kalau ia menyerah sekarang, ia merasa akan kehilangan Chanyeol selamanya.
Sedangkan di lain sisi, Chanyeol masih terus duduk bersandar pada pintu. Masih menunggu Chaeyoung menyerah.
'Menyerahlah, Chaeyoung. Kakak mohon.' Batin Chanyeol berteriak memohon.
"Aku ga akan nyerah, Kak Chanyeol. Kakak denger itu? Aku ga akan nyerah sampe kakak keluar! Kita liat aja siapa yang bakal nyerah duluan!" Teriak Chaeyoung menantang. Chanyeol mendapat jawabannya. Ini yang ia takutkan dari tadi. Sepertinya sifat kerasa kepalanya menular pada Chaeyoung. Gadis itu mendadak jadi keras kepala sekarang.
1 jam berlalu. Chaeyoung masih setia menunggu Chanyeol di depan pintu. Begitu juga dengan Chanyeol, yang masih setia bersandar di balik pintu. Entah sampai kapan lelaki itu bisa bertahan dengan keadaan ini.
Chanyeol tidak bisa berbohong kalau ia juga merindukan sosok Chaeyoung mengisi hari-harinya. Ingin rasanya ia keluar sekarang juga dan memeluk erat-erat tubuh Chaeyoung. Sayangnya ia tidak bisa. Ia takut perasaannya malah bertambah besar dan sulit untuk melupakannya. Ia tidak mau tersiksa lebih lama lagi.
Dering telepon mengacaukan lamunan Chanyeol. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
Jisoo.
Dahi Chanyeol berkerut. Tidak biasanya Jisoo meneleponnya.
"Kenapa, Jisoo?" Tanya Chanyeol tanpa basa-basi.
"Ada Chaeyoung ga, kak?" Tanya Jisoo seperti sedang kalap. Tentu saja Chanyeol ikut merasa khawatir.
"Ada. Emangnya kenapa?"
"Dia dari kemarin belum makan apa-apa. Tadi pagi juga dia ga mau makan. Kakak bujuk dia makan ya! Aku tau kalian lagi berantem, tapi please bujuk dia makan. Aku ga mau Chaeyoung sakit. Sebentar lagi kita come back." Jisoo menjelaskan panjang lebar. Sontak mata Chanyeol membulat. Ia langsung melihat ke pintu.
"Jisoo, aku tutup!" Chanyeol memutus sambungan sepihak. Lelaki itu dengan panik membuka pintu ruangan.
"Chaeyoung!" Pekik Chanyeol. Bagaimana lelaki itu tidak panik saat melihat adiknya sudah terduduk dengan memegangi perutnya yang kesakitan.
"Dasar bodoh!" Tanpa ragu Chanyeol menggendong Chaeyoung masuk ke ruangannya. Ia baringkan Chaeyoung di sofa panjang. Dengan cekatan Chanyeol kembali ke meja kerjanya dan membawa obat maag untuk Chaeyoung.
"Minum obat dulu." Perintah Chanyeol. Gadis itu beringsut duduk dan meminum obat dan air putih yang sudah di sodorkan.
Chanyeol kembali ke meja kerjanya dan menelepon seseorang untuk membawakan makanan ke ruangannya. Tak berselang lama, pintu ruangan Chanyeol di ketuk. Chanyeol menerima senampan makanan dengan air putih.
"Makan." Walaupun nada Chanyeol terdengar ketus, tapi dalam hatinya ia sangat mengkhawatirkan keadaan Chaeyoung.
Tanpa berkata apapun Chaeyoung melakukan semua perintah kakaknya. 15 menit kemudian gadis itu berhasil menghabiskan makanannya. Rasa sakit di perutnya sudah hilang setelah makan obat dan makan dengan benar.
Kali ini Chaeyoung memperhatikan Chanyeol yang berkutat dengan berkas-berkasnya.
"Aku tau kakak ga lagi kerja." Tegur Chaeyoung. Mendadak wajah Chanyeol terasa tegang. Ia memang hanya pura-pura sibuk dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your Man • PCY ✅
Teen FictionDia adalah Park Chaeyoung, gadis yang hidup dengan penuh luka di hatinya. Dibalik wajahnya yang cerah, ia menyimpan beribu luka yang tidak terlihat. Luka yang belum kering itu kembali di siram dengan luka baru sampai gadis itu hampir menyerah dengan...