5° Nightmare

2K 162 5
                                    

Apabila kenyataan menghalangimu masuk ke dalam mimpi,
aku akan dengan senang hati berjalan ke dalam api
di mana kamu berdiri

***

"Ini siapa?"

DEG

Hati Chanyeol mencelos saat mendengar pertanyaan ibundanya. Apalagi Chaeyoung, ia merasa bukan anak mamanya.

"Ini Chaeyoung, ma. Masa mama lupa." Chanyeol mencoba mengingatkan.

"Oh, Chaeyoung. Mama kira siapa." Respon tidak terduga dari mamanya membuat Chanyeol merasa bersalah pada Chaeyoung. Ia melirik adiknya yang sedang tersenyum getir. Rasa bersalah kian menghinggapi hati Chanyeol.

"Chanyeol mau bawa Chaeyoung ke kamar. Dia baru aja kecelakaan." Tanpa mengiraukan panggilan mamanya, Chanyeol membawa naik Chaeyoung ke lantai 2, tepatnya kamar mereka berdua. Chanyeol membantu adiknya duduk di atas ranjang miliknya dengan hati-hati.

"Are you okay?" Tanya Chanyeol penasaran. Chaeyoung mengangguk.

"I am. Jangan khawatirkan saya. Lebih baik anda urus diri anda sendiri. Saya bisa sendiri." Secara tidak langsung Chaeyoung berusaha untuk menjauhkan Chanyeol.

"Kamu pasti laper. Kakak buatin sesuatu." Chanyeol memilih menghiaraukan perkataan adiknya yang tidak masuk akal. Ia segera turun ke dapur dan menghiraukan penolakan yang di lontarkan adiknya kalau ia tidak lapar. Chanyeol tau itu semua hanya bohong belaka. Chaeyoung hanya tidak suka merepotkan orang lain, walaupun itu kakaknya sendiri.

Chaeyoung mendengus. Chanyeol memang keras kepala dari dulu. Apapun yang diucapkan Chaeyoung, laki-laki itu pasti menghiraukannya.

Setengah jam kemudian Chanyeol kembali ke kamar dengan membawa nampan berisi nasi dengan scramble egg dan sosis panggang juga segelas air putih. Chaeyoung terdiam. Ia sangat menginginkan makanan itu saat kecil. Tapi mamanya tidak pernah membuatkannya. Mamanya hanya sibuk mengurus Chanyeol yang sakit-sakitan.

"Bagaimana anda tau?" Chaeyoung berusaha untuk menahan tangisnya padahal pelupuk matanya siap meluncurkan air terjun kapan saja.

"Kakak selalu ingin membuat makanan ini untuk kamu. Kakak tau mama ga pernah kabulin permintaan kamu. Alasannya karena harus mengurus kakak. Makanya kakak kabulin sekarang walaupun kakak tau ini terlalu telat."

Sebisa mungkin Chaeyoung menahan air matanya yang hendak meluncur.

"Lebih baik telat dari pada tidak sama sekali." Chaeyoung mengambil nampan dari tangan Chanyeol dan mulai memakan makanannya.

"Enak?"

"Lumayan untuk masakan cowo." Jawab Chaeyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan.

Chanyeol terus memperhatikan wajah adiknya yang makan dengan lahap. Sudah lama ia tidak melihat adiknya makan selahap ini.

15 menit kemudian Chaeyoung menyelesaikan makannya. Ia meneguk air putih sampai tandas.

"Kakak mau cuci piring dulu." Chanyeol kembali ke dapur untuk mencuci piring dan gelas. Sedangkan Chaeyoung memilih memperhatikan kamarnya yang pernah ia tempati beberapa tahun lalu. Tidak ada yang berubah, pikirnya.

"Apa kamu senang kembali kesini?" Suara seseorang menginterupsi kegiatan Chaeyoung.

"Mama?" Panggil Chaeyoung tidak percaya.

"Memang uang yang saya berikan kurang?" Chaeyoung menatap tak percaya kepada mamanya. Detik selanjutnya ia mencoba menetralkan kembali raut wajahnya.

"Perlu anda ketahui, saya tidak pernah memakai sepeser pun uang yang anda berikan."

"Lalu, bagaimana kamu bisa terbang ke Australia tanpa uang yang banyak? Apa kamu menjadi pelacur?" Pertanyaan mamanya kali ini benar-benar membuatnya sakit. Sebenarnya apa salah Chaeyoung sampai mamanya begitu membencinya?

"Saya tidak semurahan itu, Nyonya Park Gyuri." Suara Chaeyoung parau karena menahan tangis.

Park Gyuri atau mama adik kakak bermarga Park itu memilih pergi karena ia merasa sebentar lagi Chanyeol akan kembali ke kamar.

Akhirnya pertahanan Chaeyoung runtuh. Ia tidak sanggup lagi menahan air matanya. Di rebahkan tubuhnya telungkup sehingga ia bisa meredam tangisnya di bantal.

"Chaeyoung-" Ucapan Chanyeol terhenti karena melihat Chaeyoung yang berbaring di kasur. Perlahan ia mendekati kasur adiknya dan duduk di pinggiran kasur. Chanyeol mengusap pelan rambut pirang Chaeyoung. Perlahan ia dekatkan kepalanya pada kepala adiknya dan mengecup puncak kepala Chaeyoung lembut.

"Sweet dreams, Chaeyoung."

---

Tengah malam Chanyeol terbangun karena ia mendengar suara rintihan. Segera ia bangun dan mengecek keadaan adiknya yang memang tengah mengigau di ranjang sebrangnya.

"Kakak disini, Chaeyoung." Chanyeol menarik Chaeyoung ke dalam dekapannya.

"Aku takut..mama..mama mukul Chaeyoung lagi." Ini pertama kalinya Chanyeol mendengar kalau mamanya pernah memukul Chaeyoung. Ia tidak tau menau tentang kekerasan yang mamanya lakukan dulu.

Rupanya Chaeyoung masih mengigau dan memimpikan masa kecilnya yang bisa di bilang menyakitkan.

Chanyeol semakin erat memeluk Chaeyoung, berharap bisa mengurangi rasa khawatir adiknya itu.

"Jangan takut. Kakak selalu disini. Kakak pasti lindungin kamu." Berkali-kali ia kecup kening Chaeyoung. Sedikit demi sedikit Chaeyoung mulai mendengkur halus. Adiknya mulai tenang. Karena tidak ingin membangunkan adiknya yang sedang memeluknya erat, Chanyeol memilih untuk tidur bersama. Lagipula Chaeyoung sedang membutuhkannya. Ia ingin menjadi orang yang pertama adiknya cari kalau ada masalah. Ia ingin lebih berguna untuk Chaeyoung.

Di elapnya keringat dingin yang membanjiri wajah cantik Chaeyoung. Diperhatikan lekat-lekat wajah adiknya dari dekat. Chaeyoung benar-benar tumbuh menjadi gadis cantik dan mandiri. Chanyeol merasa menyesal sudah melewatkan pertumbuhan dan perkembangan adiknya.

"Jangan pernah pergi dari sisi kakak lagi, Chaeyoung. Maaf perbuatan kakak selama ini belum bisa membuat kamu senang. Kakak bakal terus berusaha buat nutup luka di hati kamu. Kakak ga akan pernah nyerah."

"Kak..Chanyeol..jangan pergi.." Chaeyoung mengigau lagi. Walaupun Chaeyoung hanya memanggilnya 'kakak' di dalam mimpi, itu cukup membuatnya senang. Setidaknya Chanyeol masih ada di dalam pikiran adiknya.

"Kakak ga akan pergi, Chaeyoung. Kakak bakal nemenin kamu terus." Di kecupnya sekali lagi kening Chaeyoung sebelum akhirnya Chanyeol memutuskan untuk kembali tidur juga.




################################

Voment juseyo!

Love you, readers!

I'll be Your Man • PCY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang