Malam-malam yang tak terhitung kuhabiskan untuk membencimu, terasa bagai neraka
***
30 menit sebelumnya
Chanyeol yang merasa tidak karuan sampai tidak bisa fokus dengan pekerjaannya memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Sambil berjalan ke basement, ia melihat arloji di lengan kirinya.
'Biasanya jam segini Chaeyoung udah beres latihan. Aku jemput aja sekalian.' Batin Chanyeol.
Setengah jam kemudian ia sudah hampir sampai di gedung agensi yang menaungi adiknya. Hanya tinggal satu lampu merah. Di tengah kegiatan menunggu lampu berubah hijau, Chanyeol melihat-lihat ke kanan dan kiri, mencari objek yang menarik perhatiannya.
Ia tertarik pada sebuah kafe yang dindingnya bukan terbuat dari tembok, melainkan kaca. Sehingga orang yang berada di dalam terlihat jelas dari luar.
Begitu juga dengan dua insan yang tertangkap netra Chanyeol. Ia mengklaim salah satunya adalah adiknya, Chaeyoung. Sialnya ia melihat Chaeyoung dengan lelaki lain. Amarah Chanyeol langsung memuncak. Langsung saja ia arahkan mobilnya ke kafe tersebut.
Chanyeol keluar dari mobil dan menutup pintunya dengan dibanting. Ia masuk ke kafe tersebut dan berdiri di samping adiknya. Saat Chaeyoung mendongkak, terlihat jelas wajah terkejut adiknya.
"Pulang!" Chanyeol setengah membentak adiknya dan menyeretnya keluar dari kafe dan memaksanya masuk ke dalam mobil.
Chaeyoung tidak berani membuka suara, takut membuat kakaknya tambah marah. Sedangkan Chanyeol masih kalut dengan amarahnya yang membludak.
Sampai di depan rumah, Chanyeol masih terus memaksakan kehendaknya. Ia kembali menarik tangan Chaeyoung sampai gadis itu harus menahan sakit karena pergelangannya yang memerah. Tanpa mengucapkan salam, Chanyeol terus menarik adiknya sampai di kamar mereka. Bahkan tidak menghiraukan panggilan orangtua mereka.
Chanyeol membanting pintu kamar dan menguncinya dari dalam.
Chaeyoung sangat ketakutan. Aura kemarahan Chanyeol bahkan terasa sampai ke tubuhnya.
"Siapa tadi?" Chanyeol sebisa mungkin menetralkan suaranya walaupun tidak berhasil.
"Temen trainee." Jawab Chaeyoung takut.
"Kamu ga bohong kan?" Tanya Chanyeol memastikan.
"Aku ga bohong. Kakak harus percaya sama aku." Baru Chaeyoung berani menatap kakaknya. Chanyeol berjalan menghampiri Chaeyoung yang sudah tersudut. Di belakangnya tembok. Ia tidak bisa kemana-mana lagi. Chanyeol memanfaatkan kesempatan itu untuk mengungkung tubuh Chaeyoung dengan tangannya.
"Terus, kenapa dia berani deketin kamu kayak tadi? Keliatannya kamu juga ga nolak. Kamu bisa jawab?" Nada dingin nan menusuk. Chaeyoung tidak menyukai nada itu.
"Aku gatau, kak." Chaeyoung mati-matian menahan tangisnya.
"Kakak tau. Kamu pasti suka kan di deketin kayak tadi?" Ucap Chanyeol menghakimi. Chaeyoung hanya bisa menggeleng. Dia tidak seperti yang dipikirkan kakaknya.
"Bohong! Kamu pasti suka kan?!" Suara Chanyeol meninggi. Kesabarannya sudah habis. Dan hal yang dilakukan Chaeyoung hanya menggigit bibirnya.
"Karena kamu menyukai hal seperti itu, berarti ga masalah kan kalau kakak ngelakuin hal yang sama? Lagian kakak udah pernah bilang. Kalau kamu deket sama lelaki lain, kamu bakal nyesel kan?" Baru saja Chaeyoung ingin mendongkak untuk bertanya maksud kakaknya, tapi Chanyeol sudah meredam bibir Chaeyoung dengan bibirnya. Chaeyoung terkejut setengah mati. Ia memberontak dengan terus memukul dada Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your Man • PCY ✅
Ficção AdolescenteDia adalah Park Chaeyoung, gadis yang hidup dengan penuh luka di hatinya. Dibalik wajahnya yang cerah, ia menyimpan beribu luka yang tidak terlihat. Luka yang belum kering itu kembali di siram dengan luka baru sampai gadis itu hampir menyerah dengan...