Aku bertemu cinta, lalu aku mengucapkan selamat tinggal
Selama berhari-hari tanpa henti,
aku menangis dan tertawa
Saat-saat dan momen itu
begitu indah namun sangat menyakitkan***
Chaeyoung menangis sesenggukan di kamarnya. Tangisnya sulit dihentikan sedari dulu. Bahkan Chanyeol pun saat ini kebingungan harus melakukan apa.
Insiden di kafe membuat kakak beradik itu memilih untuk pulang duluan setelah pamit pada orangtuanya dengan alasan Chaeyoung tidak enak badan.
Chanyeol menepuk pelan punggung adiknya mencoba untuk menenangkan walaupun ia tau tidak akan berhasil.
Sebenarnya Chanyeol marah karena Sungjae yang membuat adiknya menangis histeris. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Ini juga bukan kesalahan Sungjae. Tidak ada yang salah disini. Cinta yang Chaeyoung punya tidaklah salah tapi ia salah menjatuhkan pilihannya.
"Chaeyoung, berhenti menangis. Liat, mata kamu udah kayak panda!" Chanyeol menunjuk mata adiknya yang sudah bengkak karena terlalu banyak menangis. Tapi gadis itu tidak berhenti menangis membuat Chanyeol kehilangan kata-kata.
"Apa sih yang buat kamu suka sama laki-laki itu?" Chanyeol gemas sendiri. Kenapa adiknya rela menghabiskan air matanya demi Sungjae?
"Kak Sungjae baik, perhatian. Dia juga humoris. Dia selalu berhasil buat aku ketawa karena tingkah konyolnya." Jawab Chaeyoung di sela-sela tangisnya.
"Giliran di tanya tentang Sungjae pasti langsung jawab." Chanyeol menggerutu. Lelaki itu sampai memanyunkan bibirnya karena merasa cemburu. Perlakuan Chaeyoung padanya dan pada Sungjae sangat berbeda.
"Mulai saat ini kamu ga boleh deket-deket sama laki-laki manapun. Kalau kakak denger kamu suka sama laki-laki lain lagi, kakak pastiin kamu nyesel!" Katakanlah Chanyeol posesif pada adiknya. Tapi ia melakukan itu demi adiknya juga. Ia tidak mau lagi melihat adiknya menangis histeris seperti sekarang.
"Aku ngerti." Balas Chaeyoung.
"Baguslah kalau kamu ngerti. Sini peluk kakak." Chaeyoung mengikuti perintah kakaknya untuk memeluk Chanyeol.
"Merasa baikan?" Tanya Chanyeol.
"Lumayan. Ini nyaman." Jawab Chaeyoung.
"Kamu cuma boleh begini sama kakak doang. Jangan sama laki-laki lain. Kamu ngerti?"
"Aku ngerti. Dasar tukang perintah!" Cibir Chaeyoung. Chanyeol tersenyum. Walaupun Chaeyoung mencibirnya tapi ia juga mengikuti perintahnya. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya senang.
---
Chaeyoung membuka jendela kamarnya untuk menghirup udara pagi yang segar. Setidaknya cukup untuk membuatnya tenang. Dari semalam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan Sungjae.
Dengan tidak sopannya memori bersama Sungjae masuk kembali ke ingatannya. Padahal ia sangat ingin melupakannya.
Kenangan pertama yang masuk ke ingatannya adalah saat mereka sedang berada di sebuah kafe untuk membicarakan tentang project mereka selanjutnya. Saat itu Sungjae melontarkan kata-kata yang membuatnya tertawa.
'Waktu aku kecil aku sering diasuh oleh nenekku. Ayah dan ibuku sering lupa waktu saat bekerja sampai aku dititipkan di rumah nenekku. Setiap malam sebelum tidur, nenek selalu menyanyikan lagu nina bobo. Tapi kamu tau, nenekku yang malah tidur duluan.' Cerita Sungjae mengundang gelak tawa Chaeyoung.
'Terus kakak gimana reaksinya?' Tanya Chaeyoung sambil menahan tawanya.
'Tidur aja. Emang apa lagi yang bisa aku lakuin?' Jawabnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your Man • PCY ✅
Fiksi RemajaDia adalah Park Chaeyoung, gadis yang hidup dengan penuh luka di hatinya. Dibalik wajahnya yang cerah, ia menyimpan beribu luka yang tidak terlihat. Luka yang belum kering itu kembali di siram dengan luka baru sampai gadis itu hampir menyerah dengan...