**
Gerald begitu fokus dengan beberapa berkas yang dibacanya saat ini.
Tokkk Tokkk Tokkk
Seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Masuk" ujarnya.
Ceklek
Masuklah seorang pria yang seumuran dengan Gerald yang membawa sebuah map.
"Ini laporan yang anda minta pak atas kasus Nona Keyla beberapa waktu yang lalu" ujar pria itu seraya menyerahkan laporan itu pada Gerald. "Penyerangan pada Bapak dan Nona Keyla kemarin dilakukan oleh pelaku yang sama. Mereka adalah Petir Utara, kelompok gangster yang menguasai daerah utara ibu kota. Mereka melakukan penyerangan atas suruhan Nicholas Juan, mantan pemilik NJ Corp" jelas pria itu pada Gerald yang fokus dengan laporan pemberian pria itu.
"Jadi Nicholas menggunakan Keyla untuk memancingku?" tanya Gerald.
"Bisa di bilang seperti itu pak" jawab pria itu. "Tapi ada hal aneh yang saya temukan saat menyelidiki kasus Nona Keyla kemarin pak. Saat penyerangan Nona Keyla kemarin, terlihat Non Keyla juga terlibat perkelahian dengan Ketua kelompok tersebut. Namun setelah Non Keyla dapat melumpuhkan pergerakan Ketua itu, Non Keyla terlihat mengatakan sesuatu pada Ketua itu. Lalu setelahnya Ketua itu pergi bersama anak buahnya dan meninggalkan Nona Keyla" jelas pria itu bingung.
"Apa yang dikatakan Keyla?" tanya Gerald penasaran.
"Tidak ada yang tahu pak. Bahkan para anak buah gangster dan bodyguard Nona Keyla pun juga tidak ada yang tahu. Hanya ketua gangster tersebut yang tahu. Namun saat ini keberadaan gangster tersebut tiba-tiba hilang seperti di telan bumi" jelas pria itu.
"Oke terima kasih Pras laporannya. Cari tahu terus perkembangan informasi tentang pergerakan Nicholas. Dan kalau perlu cari tahu juga apa hubungan Keyla dengan Ketua gangster tersebut" perintah Gerald pada Pras, tangan kanannya.
"Baik pak. Saya permisi dulu" pamit Pras lalu keluar dari ruangan Gerald.
Gerald memandang ke depan dengan pandangan menerawang. "Apa hubungan loe sama Ketua Petir Utara Key?" tanya Gerald pada dirinya sendiri.
Gerald melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Pukul setengah dua siang, waktunya menjemput Keyla. Gerald membereskan berkas-berkas yang ada di meja kerjanya, lalu mengambil kunci mobilnya.
"Jess setelah ini saya tidak ada jadwalkan?" tanya Gerald pada sekretarisnya setelah keluar dari ruangannya.
"Tidak ada pak. Anda kosong setelah ini" jawab Jessica dengan senyum manis di wajahnya.
"Bagus kalau begitu. Saya keluar siang ini. Kalau ada berkas yang harus saya tandatangani letakkan saja di meja saya" ujar Gerald pada sekretarisnya.
"Emm maaf pak. Kalau boleh tahu bapak mau ke mana?" tanya Jessica pada Gerald.
"Saya ada urusan pribadi" jawab Gerald acuh.
"Oh baik pak. Hati-hati" pesan Jessica pada Gerald. Gerald hanya mengangguk menanggapi lalu melangkah menuju lift. Ia masuk ke dalam lift lalu menekan tombol ground.
"Hufft sampai kapan dia akan berhenti suka gue. Gue nggak ingin nyakitin seseorang. Gimana dia kalau tahu gue udah married. Repotkan jadinya nanti. Ck serba salah gue" gumam Gerald pada dirinya sendiri.
**
Gerald menunggu Keyla di depan gerbang kampus gadis itu. Ia tidak keluar tapi duduk di dalam mobil. Cukup dulu saja ia menjadi pusat perhatian, ia tidak ingin mengulanginya lagi. Meskipun ia terbiasa menjadi pusat perhatian namun entah mengapa kali ini ia merasa risih.
Setelah beberapa menit, Gerald melihat sosok istrinya keluar dari gerbang kampus menuju mobilnya.
**
Keyla keluar dari kelasnya pukul dua siang. Ia langsung munuju gerbang keluar karena tadi Gerald mengiriminya pesan kalau sudah menunggu di depan.
Setelah berada di depan mobil Gerald, Keyla membuka pintu mobil lalu mendudukkan tubuhnya.
"Habis ini loe nggak ada acara kan?" Tanya Gerald saat ia sudah memakai sabuk pengamannya.
"Nggak, gue nggak ada acara" sahut Keyla cuek.
"Loe ikut gue dulu ya, ke pabrik, gue mau ngecek di sana dulu abis itu baru pulang"
"Hmm" gumam Keyla mengiyakan.
Setelah mendapat persetujuan Keyla, Gerald menghidupkan mobilnya lalu mengendarainya menuju pabrik miliknya.
**
Butuh waktu setengah jam perjalanan untuk sampai ke pabrik. Gerald turun dari mobilnya di ikuti oleh Keyla.
"Sebenarnya perusahaan loe di bidang perhotelan atau manufaktur sih?" tanya Keyla seraya mengamati bagian luar pabrik Gerald.
"Semua bidang ada. Cuma yang ini khusus pabrik manufaktur" Jawab Gerald. "Ayo masuk" ajak Gerald pada Keyla.
Mereka masuk mengecek semua proses dalam pabrik tersebut. Terkadang Gerald berbicara pada beberapa staf di sini untuk pengarahan. Gerald juga menjelaskan beberapa tentang proses pembuatan produknya pada Keyla, Keyla cukup tertarik dengan bidang usaha suaminya ini.
"Jadi karyawan di sini kebanyakan tuna wicara, kita tidak membutuhkan communication skill mereka tapi kecekatan mereka. Kita tidak hanya mencari keuntungan semata namun juga aspek sosialisasi" jelas Gerald pada Keyla. Keyla mengangguk mendengar penjelasan Gerald.
Saat mereka berjalan ada seorang karyawan yang menyapa mereka dengan bahasa isyarat. Gerald membalas sapaan itu dengan bahasa isyarat juga. Namun Keyla bingung dengan apa yang mereka bicarakan.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Keyla pada Gerald setelah obrolan isyarat mereka selesai.
"Dia tanya gimana kabar gue dan siapa gadis yang gue bawa. Gue jawab loe istri gue" jelas Gerald.
"Emm sejak kapan loe bisa bahasa isyarat?"
"Gue sering ke sini. Gue belajar dari mereka"
"Ohh. Lalu dia tadi cuma tanya gitu aja?" tanya Keyla lagi.
"Dia bilang kalau loe itu ..." Gerald menjeda ucapannya dan menatap Keyla intens.
"Gue?" tanya Keyla mengangkat alisnya.
"Loe cantik" ujar Gerald membuat Keyla mamatung menatap pria itu.
"Emm kalau loe udah selesai. Ayo buruan balik" ujar Keyla setelah sadar lalu langsung berbalik untuk keluar dari pabrik.
"Key awasss!!!" teriak Gerald langsung menarik Keyla ke pelukannya saat Keyla hampir tertabrak troli yang didorong oleh karyawan pabrik. Mereka saling bertatap-tatapan untuk beberapa saat. Keyla yang tersadar langsung melepas pelukannya.
"Emm loe nggak papa kan?" tanya Gerald khawatir.
"Gu ... gue nggak papa" jawab Keyla menatap ke segala arah yang penting bukan Gerald. "Ayo buruan balik. Gue capek" ujar Keyla lalu pergi meninggalkan Gerald.
"Hufft kayaknya jantung gue nggak sehat kalau di dekat Keyla" gumam Gerald pelan lalu menyusul Keyla.
**
Itu anggap aja troli di dorong sama karyawan pabrik ya, bukan keranjang
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...