**
Suara tangisan bayi menggema di seluruh penjuru mansion keluarga Albercio yang ada di Jerman. Willy yang baru saja keluar dari kamarnya mencari sumber suara itu.
Hingga ia berada di depan kamar Keyla yang pintunya terbuka setengah. Ia menengok ke dalam namun tidak menemukan keberadaan Keyla di kamar wanita itu. Karena suara tangisan bayi itu belum juga berhenti ia melangkah masuk ke dalam menuju ranjang bayi. Di dalam ranjang itu terlihat Darrell yang menangis keras dengan muka memerah.
"Hey boy!! Kau kenapa hmm? Di mana Mamamu? Kenapa meninggalkanmu sendirian?"
Karena tak kunjung reda tangisannya, Willy pun berinisiatif menggendong Darrrell. Ia menepuk-nepuk pelan pantat bayi itu. Dan betapa ajaibnya, tangisan Darrell pun berhenti setelah berada dalam dekapan Willy.
Seseorang terdiam membeku di ambang pintu melihat Willy menggendong Darrell. Ia membayangkan kalau sosok itu suaminya saat menggendong putra mereka. Ya orang itu Keyla. Ia menatap haru pemandangan di depannya. Berharap kalau di depannya itu benar-benar sosok suaminya.
"Key" panggil Willy. "Loe dari mana aja? Kenapa Darrell loe tinggalin sendiri di sini" omel Willy.
"Darrell selalu rewel kalau sehabis imunisasi. Gue dari dapur buat ambil air kompresan untuk meredakan demamnya" jawab Keyla seraya mendekati Willy.
"Letakkin aja Darrell di ranjang gue" suruh Keyla seraya meletakkan air kompresan yang ia bawa ke nakas. Willy pun menurutinya.
Keyla mengambil handuk kompresan dan mencelupkannya ke dalam air hangat, lalu ia peras handuk tersebut dan meletakkannya di badan mungil putranya. Dengan telaten, ia melakukan hal itu sampai demam Darrell sedikit menurun.
"Apa loe nggak capek ngurus Darrell sendirian?" tanya Willy yang sedari tadi mengamati Keyla mengompres Darrell.
"Merawat Darrell merupakan kebahagiaan tersendiri buat gue. Dia sebagai bagian diri Aldo satu-satunya yang gue miliki. Tuhan mengambil Aldo dari gue, namun dia ngasih gue Darrell sebagai gantinya. Bahkan wajahnya saja lebih mirip Papanya dari pada gue" terang Keyla. "Dan kalau pun Tuhan mengijinkan, gue punya satu harapan untukNya"
"Apa?" sahut Willy penasaran.
"Berharap kalau loe itu Aldo" ujar Keyla seraya menatap Willy yang terpaku mendengar penuturan Keyla.
"Tapi nggak mungkin kan, bahkan sekarang aldo udah berada di sisi Tuhan. Gue pasti positif berkhayal kalau mengira loe itu Aldo" ujar Keyla sendu.
Willy menghela napasnya pelan. "Loe wanita yang kuat dan hebat Key. Gue yakin loe bisa jalanin ini semua" ujar Willy memberi semangat.
"Thank's Will" sahut Keyla dengan senyum tipisnya.
**
Pagi ini Keyla bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, ia juga akan mengajak Darrell. Sekalian hari ini jalan-jalan keluar bersama putranya.
Sip. Semua perlengkapan Darrell sudah masuk ke dalam tas bayi. Tak lupa juga kereta bayi yang akan ia masukkan ke dalam bagasi.
"Pagi El nya Mama. Hari ini ikut Mama jalan-jalan ya. Kita akan ke kantor Papa dulu, baru nanti kita ke taman kota. Ayo sayang" ujar Keyla seraya menggendong Darrell.
Keyla keluar dari kamarnya dan menyuruh maid untuk memasukkan tas bayi dan kereta bayi ke bagasi mobil. Keyla menuruni anak tangga, di bawah ia melihat Willy yang sudah menunggunya.
"Ayo berangkat sekarang" ujar Keyla pada Willy. Mereka berjalan menuju mobil yang ada di depan mansion.
**
"Pagi Bu Keyla. Eh ada Darrell juga. Pagi sayangnya aunty" sapa resepsionis kantor pada Keyla seraya mencubit pipi gembul Darrell.
"Pagi juga aunty Sarah" jawab Keyla.
"Lucunya" ujar Sarah gemas. Sarah menatap Keyla dan seketika terkejut melihat seseorang yang ada di belakang bosnya. "Astaga Mr. Gerald" pekiknya. Sedangkan Willy hanya mengangkat sebelah alisnya melihat raut wajah gadis di depannya.
"Ehmm bukan Sarah. Dia William. Bodyguard pribadiku" terang Keyla mengklarifikasi.
"Mustahil. Wajahnya sangat-sangat mirip" ujar Sarah yang masih tak percaya.
"Memang wajahnya sangat mirip. Namun dia bukan Geraldo" ujar Keyla lagi. "Ya sudah kalau begitu, aku keruanganku dulu" pamit Keyla lalu mendorong kembali kereta bayi Darrell.
"Key" panggil Willy.
"Ya"
"Darrell biar gue aja yang jagain. Loe fokus aja sama meeting nya" tawar Willy.
"Ehmm nggak papa?"
"Iya udah loe tenang aja. Nggak bakal gue culik itu anak loe"
"Oke thank's ya Will"
"El jangan rewel ya ikut uncle Willy. Mama tinggal meeting dulu sebentar" ujar Keyla pada putranya. Setelah itu Keyla masuk ke dalam ruang meeting.
"Oke boy sekarang kamu ikut uncle jalan-jalan aja ya" Willy pun mendorong kereta bayi Darrell lalu mulai pergi untuk jalan-jalan di taman belakang kantor.
**
Satu jam Keyla meeting bersama dewan direksi membahas rencana mereka dahulu untuk menyelidiki kasus menurunnya perusahaan ini. Dan benar dugaan Keyla, kasus ini merupakan kasus penggelapan dana oleh bagian manajer setiap divisi. Sulit di percaya, bagaimana semua manajer terlibat dalam kasus ini. Pasti ada yang tidak beres. Batinnya.
"Willy dan El ke mana?" tanya Keyla pada dirinya sendiri. Ia pun mengambil ponsel yang ada di tasnya lalu menelpon Willy.
"Loe di mana?"
"Gue di taman belakang kantor loe" jawab Willy.
"Oke gue susul ke sana"
Setelah mematikan sambungannya, Keyla bergegas menuju ke taman.
**
Saat Keyla menginjakkan kakinya di taman, ia melihat Darrell tertawa lepas bermain dengan Willy. Keyla menatap sendu pemandangan itu. Terkadang ia benar-benar berharap bahwa Willy itu suaminya yang masih hidup. Ia sangat berharap bahwa keajaiban itu ada.
"Will, ayo balik sekarang" ujar Keyla saat wanita itu telah berada di belakang mereka.
"Udah kelar meeting nya?" tanya Willy.
"Udah"
"Ya udah kita balik sekarang"
Mereka mulai berjalan meninggalkan taman, dengan Willy yang masih mendorong kereta bayi Darrell. Dan semua itu tak luput dari perhatian Keyla.
"Loe itu kalau kayak gini udah kayak Papanya Darrell tahu nggak Will" celetuk Keyla.
"Kalau pun Darrell mau nganggap gue Papanya nggak masalah kok" sahut Willy santai tapi membuat Keyla sedikit terpaku.
"Oke sampai" Willy menatap Keyla. "Key"
"Ehh ya"
"Nih anak malah bengong lagi. Buruan ini Darrell di gendong. Gue mau masukin keretanya ke bagasi"
Tanpa menjawab Keyla langsung menggendong Darrell lalu masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan Keyla terdiam membisu dengan pikiran kemana-mana. Willy yang ada di sebelahnya tak peduli dan lebih memilih fokus mengemudi.
Bisakah Engkau mengabulkan harapanku Tuhan. Pinta Keyla dalam hati.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...