**
"Pa, sebelum ke Airport, ke kantor Gerald dulu ya. Ada hal penting yang harus aku selesain dulu"
"Iya sayang. Pak, kita ke kantor Marvel Group dulu ya" perintah Mr. Alex pada sang sopir.
"Baik Tuan"
Setelah sampai di kantor Gerald, Keyla dan Papanya turun dari mobil lalu masuk ke dalam. Mereka masuk ke dalam lift untuk pergi ke ruangan Gerald. Saat lift terbuka, Keyla dan Papanya langsung masuk ke ruangan Gerald setelah di persilahkan oleh Jessica.
Saat ini di hadapan Keyla sudah ada notaris, pengacara Gerald, Jessica, lalu ada asisten pribadi Gerald.
"Nyonya Marvelino, saya turut berduka cita atas meninggalnya Tuan Gerald" ujar Notaris yang bernama Roy.
"Terima kasih Pak Roy" jawab Keyla
"Baik seperti yang telah Alm. Tuan Gerald diskusikan dengan saya, beliau telah membuat surat wasiat yang dititipkan kepada saya jika beliau sudah tidak ada. Saya akan membacakannya sekarang"
Setelah membacakan isi surat wasiat dari Gerald, Pak Roy menutup surat tersebut.
"Jadi semua kekayaan Tuan Gerald yang terdiri dari Marvelino Group, sebidang tanah sebesar lima hektar dan juga sebuah rumah pribadi di Jakarta Selatan, dan semua fasilitas pribadi seperti mobil, jet pribadi dan lain-lain akan di wariskan kepada Nyonya Keyla Claresta Marvelino sebagai istri sah dari Tuan Geraldo Luis Marvellino" simpul Pak Roy kepada semua orang yang ada di ruangan tersebut.
"Silahkan Nyonya tanda tangan di sini untuk pengesahan penerimaan surat wasiat ini" ujar Pak Roy seraya memberikan berkas kepada Keyla untuk di tanda tangani.
"Maaf Pak. Untuk kepemimpinan perusahaan ini apa bisa saya alihkan untuk sementara waktu?" tanya Keyla.
"Hal itu tidak masalah Nyonya, namun untuk pertemuan penting yang tidak bisa diwakilkan harus anda sendiri yang turun tangan"
"Baik kalau begitu Pak. Di sini saya akan memberikan surat tugas kepada Reihan selaku asisten pribadi suami saya untuk menggantikan saya mengelola perusahaan ini"
"Baik Nyonya. Nanti akan saya umumkan kepada semua direksi di perusahaan ini"
Keyla mengangguk lalu mulai menandatangani semua berkas-berkas itu.
"Baiklah kalau tidak ada yang dipertanyakan saya pamit undur diri dulu. Selamat pagi"
"Terima kasih Pak Roy. Selamat pagi"
Setelah Pak Roy dan pengacara Gerald pergi, Keyla memandang Jessica.
"Jessica terima kasih selama ini telah membantu suami saya dengan sangat baik. Saya meminta maaf atas nama suami saya jika beliau ada kesalahan. Dan saya minta tolong satu hal lagi sama kamu bisa?" ujar Keyla pada Jessica.
"Iya Bu apa itu?"
"Saya ingin kamu membantu Reihan untuk mengelola perusahaan ini untuk sementara waktu sampai saya kembali. Dan saya juga minta semua laporan untuk dikirimkan ke email saya setiap seminggu sekali. Saya akan tetap memantau dari sana"
"Baik Bu nanti saya akan kirimkan laporannya ke Ibu semiggu sekali"
"Terima kasih Reihan dan Jessica. Kalau begitu kami pamit dulu. Selamat pagi"
"Selamat Pagi Bu, Mr. Alex. Hati-hati di jalan" sahut mereka berdua.
Setelahnya Keyla dan Papanya pergi dari ruangan Gerald.
**
"Ada lagi yang mau kamu kunjungi Key?" tanya Mr. Alex saat mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil.
"Nggak ada Pa. langsung ke Airport aja" jawabnya.
Mr.Alex mengangguk lalu menyuruh sopirnya untuk menuju ke Airport.
Selama di perjalanan menuju Airport Keyla selalu memandangi pemandangan lewat kaca di sampingnya.
Selamat tinggal Indonesia. Selamat tinggal Aldo. Aku pasti akan merindukanmu sayang. Batin Keyla berbicara.
**
Setelah delapan belas jam perjalanan di udara, akhirnya mereka telah sampai di mansion keluarga Albercio di Berlin.
"Pa, Key mau langsung istirahat aja ya. Key capek banget" ujar Keyla pada Papanya.
"Iya sayang kamu istirahat duluan aja. Papa mau ngecek kantor dulu. Kalau butuh apa-apa, kamu tinggal panggil maid aja" sahut Papanya.
"Iya Pa"
"Papa tinggal dulu" pamit Mr Alex seraya mengecup dahi Keyla.
Setelah kepergian Papanya, Keyla langsung menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas. Keadaan kamarnya tidak banyak berubah, masih sama seperti dulu saat ia terakhir kali menginap di sini. Keyla menuju jendela kamarnya, di sana terlihat pemandangan danau indah yang berada di halaman samping mansion ini. Danau yang dulunya tempat favoritnya untuk menenangkan diri jika stres.
Keyla memegang kalung berbandul cincin pernikahannya yang ia lepas dari jemari Gerald waktu itu. Ia mengusapnya pelan seraya memejamkan matanya. Ia merasa Gerald selalu berada di sisinya walaupun suaminya itu sudah tiada.
Merasa tubuhnya sangat lelah, ia pun mulai menidurkan dirinya di atas ranjang. Hingga kantuk mulai menjemputnya.
**
Keyla bangun pukul tujuh malam. Ia langsung bangun dan membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri, ia pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama Papanya.
"Kamu udah bangun sayang. Gimana udah enakan?" tanya Mr. Alex saat melihat putrinya baru saja duduk di kursi samping kirinya.
"Udah agak segeran Pa. Nggak secapek tadi" jawab Keyla. Kemudian wanita itu mulai mengambil makan malamnya.
"Pa"
"Hmm"
"Mulai besok boleh nggak Keyla ikut Papa ke kantor? Key mau bantuin Papa" tanya Keyla pada Papanya.
"Besok? Apa nggak terlalu cepat sayang?"
"Key rasa nggak Pa. Lagi pula Key juga nggak ada kerjaan di sini dan Key juga udah lulus kuliah. Jadi kenapa nggak Key bantuin Papa di kantor. Kalau Key nggak ada kesibukan di sini, Key bakalan terus-terusan ingat Aldo. Papa mau Key sedih terus hmm?"
"Bukan seperti itu maksud Papa sayang. Oke kalau itu keinginan kamu. Kamu bisa bantu Papa di kantor mulai besok"
"Makasih Papa"
"Sama-sama sayang"
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...