**
"Holaaaaa...I'm coming" teriak Ara membahana di penjuru mansion Albercio.
"Mulut loe butuh penjahit ya. Sini gue jahitin" Ujar Keyla kesal yang terganggu aktivitasnya bersenda-gurau dengan Darrell di ruang tamu.
"Hehehe kan gue lagi bahagia Key. Jadi ya gini deh. Eh ada ponakan aunty yang gantengnya kebangetan. Sini-sini peluk cium dulu" ujar Ara seraya mendekat ke arah Darrell dan memonyongkan bibirnya.
"Ck, jauh-jauh sana. Mulut loe itu bau pete tahu nggak" Usir Keyla dengan kejamnya.
"Ih kata siapa. Haahhh" jawab Ara sembari mengecek bau mulutnya, "Wangi kok Key"
Sedangkan Keyla yang melihat tingkah absurd sahabat satu-satunya itu geleng-geleng kepala. Mimpi apa dulu ia bisa menjadikan Ara sahabatnya.
"Ya kan El?" Tanya Ara pada Darrell, yang dibalas dengan gumaman lucu bayi mungil itu.
"Uhh lucunya keponakan aunty" gemas Ara lalu mencubit pelan pipi gembul Darrell.
"Ck, jangan sembarangan cubit-cubit pipi anak gue Ra" Sewot Keyla.
"Iya-iya Nyonya Marvellino" Jawab Ara malas.
"Ra, gue habis ini titip Darrell sama loe sebentar ya, gue mau ke kantor dulu, ada yang harus gue urus, penting." Pinta Keyla.
"Asyiaapp Key. Loe tenang aja, serahin sama aunty Ara. Ya nggak El?" Ujar Ara seraya menaik-turunkan alisnya, membuat Keyla bergidik jijik.
"Najong loe Ra" ejek Keyla. "Ya udah nih Darrell sama loe dulu, gue mau ganti baju" ujar Keyla lalu mengangsurkan Darrell ke Ara.
Setelah itu Keyla pergi ke kamarnya dan mengganti bajunya menjadi setelan formal.
**
"Huh...loe harus bisa Key. Loe pasti bisa meyakinkan mereka. Semangat Key" Ujar Keyla menyemangati dirinya sendiri saat berada di depan cermin riasnya. Ia mengambil tasnya lalu mulai pergi. Namun sebelum ia membuka pintu kamarnya, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.
Ia mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, namun ia mengernyit heran saat nomor tak dikenal tertera di layar ponselnya. Akhirnya setelah menimbang-nimbang, ia pun menggeser icon hijau di layar ponselnya untuk menerima panggilan tersebut.
"Halo, selamat pagi" Ujarnya.
"Pagi Nyonya Marvellino. Bagaimana kabar anda? Apakah menyenangkan?" sahut seorang pria di seberang telepon.
"Maaf ini siapa ya?"
"Ck, sayang sekali anda melupakan suara saya Nyonya" balas pria tersebut dengan nada kecewa.
"Maaf saya tidak ada waktu untuk berbasa-basi" Ujar Keyla yang mulai kesal.
"Baiklah-baiklah anda sungguh wanita yang to the point Nyonya. Sangat menarik" Balas pria tersebut dengan nada menggoda.
"Apa mau anda sebenarnya?"
"Begini Nyonya, saya hanya ingin anda mengabulkan satu permintaan saya. Yaitu menyerah dalam rapat hari ini"
"Hah!! Memangnya anda siapa mengatur-atur saya. Mau menyerah atau tidak, itu bukan urusan anda" balas Keyla sengit.
"Ahh saya memiliki sebuah video menarik untuk anda lihat Nyoya, silahkan tonton dan berikan keputusanmu secepatnya" ujar pria itu, lalu mematikan sambungan teleponnya.
Keyla mengumpat kesal, tak habis pikir dengan pria itu. Tak lama kemudian, ponselnya menerima pesan video dari nomor yang sama. Ia buru-buru membuka video itu.
"Evan!!!" Pekik Keyla.
Terkejut dan marah, itulah yang dirasakan Keyla sesudah melihat video itu. Bagaimana tidak, di sana ia melihat adiknya yang di sekap oleh beberapa orang pria berbadan kekar, mereka mengelilinginya seraya mengarahkan pistol pada adiknya.
"Shiitttt!!" Umpatnya.
Ponselnya pun kembali berdering, dengan cepat Keyla mengangkatnya.
"Bagaimana Nyonya, Apakah anda akan merubah keputusan?" Tanya pria itu dengan tenang.
"Berengsek!! Siapa kau sebenarnya? Jangan main-main denganku!!"
"Seseorang yang sangat berambisi untuk mengalahkan suamimu" jawabnya.
"Brian" Desis Keyla.
"Absolutely Right Keyla. Aku Brian"
"Jangan pernah sentuh adikku sedikit pun dengan tangan kotormu itu, atau aku akan benar-benar membunuhmu" desis Keyla geram.
"Semua tergantung dengan keputusanmu cantik. Jika kau mau menyerah dalam rapat itu maka aku akan melepaskan adik tersayangmu itu. Namun bila kau tidak menyerah, maka jangan salahkan aku jika adikmu mati dengan cara yang mengenaskan" Ancam Brian semakin kejam.
"DASAR BEDEBAH!! MATI SAJA KAU!!" Teriak Keyla emosi.
"Kau hanya punya waktu satu jam untuk menyelamatkan adikmu manis, jika kau tidak datang ke gedung kosong dekat Raveno corp, maka jangan kaget jika kepala adikmu akan sampai di depan pintu rumahmu" Ancam brian lagi lalu mematikan sambungan ponselnya.
"KEPARAT!!! BERENGSEK!!!" Umpat Keyla.
"BRIAN.KAU.AKAN.MATI!!" Janji Keyla pada dirinya sendiri.
"Aldo" gumam Keyla teringat suaminya. Ia buru-buru keluar dari kamarnya menuju lantai bawah, namun saat berada di tangga terakhir, ia melihat Gerald sudah masuk ke dalam rumahnya.
"Al" panggil Keyla.
"Key"
"Al, Evan Al" ujar Keyla panik.
"Iya, Iya, Aku udah tahu. Aku tadi sudah menyadap ponselmu"
"Kita harus menyelamatkan Evan Al"
"Iya. Oke kamu tenang dulu Key" ujar Gerald menenangkan istrinya. "Dengarkan aku. Kamu di rumah saja dengan Darrell, biar aku dan juga anak buahku yang menyelamatkan Evan. Aku nggak mau terjadi apa-apa dengan kalian, cukup dulu saja aku pisah dengan kalian. Sekarang aku tidak ingin kejadian dulu terulang kembali" jelas Gerald.
"Tapi Al, jika cuma kamu dan anak buah, kita kalah jumlah. Brian itu licik. Aku juga nggak mau terjadi apa-apa sama kamu"
"Percaya sama aku. Kamu di sini dengan anak kita. Oke"
"Tapi Al-"
"Key please"
"Oke tapi jika keadaan nggak memungkinkan, aku bakalan nyusul kalian"
"Oke fine"
"Hati-hati Al" pesan Keyla.
"Iya sayang. Aku berangkat dulu" pamit Gerald lalu mencium kening dan pipi Keyla. Gerald lalu beralih menatap putranya yang di gendong Ara. Di sana gadis itu berwajah pucat pasi seperti melihat hantu. Ia tak menyangka akan melihat Gerald hidup kembali.
Gerald menghampiri Darrell dan mengecup pelan pipi putranya.
"Kak-Kak Ge-rald" Ujar Ara terbata-bata.
"Hai Ra. Sorry gue nggak bisa jelasin sekarang. Tapi untuk saat ini, gue minta sama loe untuk jagain istri dan anak gue. Ada hal yang harus gue urus dulu sebentar"
"O-oke K-Kak"
"Thank's Ra. Papa pergi dulu ya sayang"
Setelah itu Gerald pergi di ikuti oleh bodyguard nya, meninggalkan Keyla yang sedih dan cemas serta Ara yang masih bingung dengan apa yang baru saja ia lihat.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lover's Secret (Completed)
RomanceKisah tentang seorang mahasiswi yang sedang menempuh semester enam di Universitas Albercio, kampus bergengsi untuk kaum borjuis dan berintelek tinggi. Seorang gadis yang memiliki wajah bak bidadari, sangat menawan dan cantik. Namun berbanding terbal...